"Jongin! Sudah ku bilang berhenti membeli barang-barang untuk anak gadis." Kesal Sehun pada Jongin yang kali ini berhasil membawa pulang box bayi bertema merah muda.
Sungguh! Kamar calon anak mereka benar-benar di luar kendali Sehun. Dari mulai warna cat dinding hingga dekorasi dan aksesoris pun bertemakan warna kesukaan pada penggemar kuda poni. Anak perempuan!
"Firasatku mengatakan, itu seorang gadis." Tunjuk Jongin pada perut istrinya yang sudah terlihat sedikit membesar.. maklum saja, selain Sehun yang banyak makan akhir-akhir ini kandungannya juga sudah masuk usia lima bulan. Sudah hal wajar jika perutnya terlihat jelas
"Tidak! Mark ini laki-laki!" sungut Sehun menutup perutnya, menghindari tunjukan sang suami yang seperti tengah menghakimi calon anak mereka di saat dewasa nanti harus jadi apa.
"Mark?" tanya Jongin pada Sehun, nama siapa yang baru saja di sebutkan istrinya barusan
"Nama nya Mark! Dan dia lelaki Jongin, jadi berhenti membeli warna itu.." rajuk Sehun menunjuk semua peralatan bayi mereka yang benar-benar membuatnya sakit mata kala di pandang
Sehun memiliki kata lain jika anaknya nanti bakal jadi lelaki tampan dan gagah bahkan mengalahkan sang suami, bukan malah memiliki paras cantik seperti dirinya. Dia tidak ingin kalah saing omong-omong. Di rumah ini inginnya dia yang paling cantik. Dan itu mutlak!
"Bagaimana bisa kau memberi nama tanpa aku?" tanya Jongin menunjuk dirinya sendiri, lagi-lagi dia tidak percaya hal ajaib apalagi yang akan di lakukan Sehun. Mulai dari bayi singa hingga memberi nama pun begitu sembarang tanpa dirinya.
Lalu tahu dari mana istrinya itu jika anak mereka nantinya adalah lelaki. Sedang Sehun setiap kali di ajak untuk memeriksa jenis kelaminnya saja selalu menolak, nanti tidak kejutan lagi katanya. Jadi biarkan tahu pasca lahir saja
"Kau saja terlalu sibuk bekerja, heboh berbelanja. Mana sempat mendengarkan keluhanku." Jawab Sehun acuh meninggalkan Jongin yang terpaku, merasa menyesal dengan apa yang dia lakukan.
Ia menyadari jalan empat sampai kelima bulan kandungan Sehun. Ia jarang menjadi suami siaga seperti biasa di karenakan bekerja, fikir Jongin jika dia menghabiskan masa kerja nya dini hari begitu mendekati kelahiran sang istri ia bisa bersantai untuk menjadi seorang ayah sepenuhnya
Namun di balik itu semua, Sehun jelas merasa kesepian dan kehilangan sosok yang selalu ada untuknya. Jongin begitu sedih mendengar perkataan Sehun barusan.
"Sehun-ah.."
"Jangan merasa bersalah, kau tetap suami idaman dan calon ayah terbaik." Kata Sehun menenangkan suaminya itu, Sehun bukan tidak tahu masalah apa yang sedang di kerjakan suaminya. Sebagai istri dia berusaha memaklumi meski harus mengorbankan waktu kebersamaan mereka
Bagaimanapun ini adalah keputusan keduanya untuk terpisah jauh dari bayang-bayang kedua orangtua mereka, Jongin yang lebih dulu memilih Tindakan ini kala menyelesaikan pendidikannya.
Dia menolak keras uluran tangan sang ayah mertua untuk menjadi penerus kerajaan bisnis mereka, maka Sehun sebagai pasangan tentu mengikutinya dan jelas membantunya hingga kini
"Maafkan aku.." sebut Jongin memeluk sang istri dari belakang, menyandarkan seluruh tubuh dan hidupnya di punggung sang kesayangan. Seperti yang selama ini ia lakukan, di balik kisah sendu hidupnya sebagai anak konglomerat ternama, Jongin bukanlah siapa-siapa tanpa Sehun hingga kini bersedia Bersama menjalani hari-harinya yang jatuh kala dulu mereka memulai dari awal
Jatuh-bangun keduanya rasakan bagaimana hidup campur rasa melakoni biduk rumah tangga mereka yang konfliknya tak pernah berujung. Jongin ingat bagaimana kejamnya dia pada Sehun karena terus menghindarinya dan sempat menyembunyikannya dari sang ayah
Serta bagaimana sulitnya Jongin mencari restu orangtua Sehun karena sang ibu mertua menolak keras sang calon permaisuri ingin di persunting sang raja
"Tidak ada terima kasih dan maaf di sebuah hubungan Jongin.." kata Sehun berbalik membalas pelukan sang suami, sedikit menjaga jarak perutnya agar tidak merasa sesak
"... Apa yang kulakukan benar-benar tulus untukmu. Tetaplah jadi milikku yang terhebat.." sambung Sehun menatap suami tampannya itu.
Sehun jelas benar dengan ucaapannya, selama ini dia mendampingi Jongin tulus dari hatinya. Dia tidak merasa di repotkan sama sekali. Apa yang Sehun lakukan mengalir begitu saja karena keinginannya untuk terus bersama dengan Jongin
Dia begitu mendamba suaminya ini, sejak awal mengenal Jongin ia benar-benar sudah menaruh rasa sepenuhnya. Tidak lagi sempat melihat yang lain-lain. Jongin saja sudah cukup
"Ayo membuat agenda berkencan.." kata Jongin memandang istrinya yang begitu ia puja ini dengan lembut, mencintai Sehun tidak ada tandingan lagi baginya
"Baiklah. Jangan menyesal sudah membuat janji denganku.." jawab Sehun bahagia, melepaskan pelukan itu lalu berlari meninggalkan Jongin yang terbengong, tidak sadarkah jika ia tengah mengandung? Sehun benar-benar ajaib..
Mampir juga yuk ke judul sebelah :D
enjoy guys ... ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Love (Kaihun) BL -END
RandomTentang si lelaki tampan yang begitu mencintai lelaki manisnya... dan Tentang si manis yang begitu memuja kekasih tampannya... serta bagaimana cara mereka menjalani biduk rumah tangga di mulai dari nol bersama... ini cerita mengandung unsur #HOMO #G...