Kosong Tiga Puluh Tiga

90 13 0
                                    

"Astaga Sehun! Kau dari mana?" tanya Jongin khawatir buru-buru mengejar istrinya di depan rumah yang terlihat jalan kesusahan dengan kantong plastik di tangannya


"Tidak ada, hanya bermain bola." jawab Sehun santai memilih duduk di lantai depan rumahnya, mengabaikan Jongin yang tampak menganga karena terkejut akan jawabannya itu


"Dengan perut besarmu?" tanya Jongin lagi dengan ekspresi ngeri nya, masalahnya Sehun tengah hamil besar, bisa-bisanya dia berkata main bola


"Memangnya kenapa, bayi semangka ini semangat sekali tadi." jawab Sehun terkekeh lagi sambil menunjuk perutnya


"Bukan, tidak masalah sebenarnya. aku hanya takut." kata Jongin lagi memilih duduk dengan Sehun, membuka sendalnya dan mengangkat pelan kaki orang tersayangnya itu. mengurut-nya pelan dan penuh hati-hati


Keinginan Seorang Sehun selalu aneh-aneh, dari dulu juga begitu. Tidak ada yang benar apalagi masuk akal. Semuanya di luar anlar cara berfikir manusia, unik memang. Dan inilah yang membuat seorang Jongin begitu mencintai istri manisnya ini


"... Lalu ini apa?" tanya Jongin yang sedari tadi memang tengah penasaran apa yang di bawa istrinya 


"Ah! ini makanan, aku juga tidak tahu apa. Tapi ini dari para ibu-ibu yang anaknya kalah bermain bola denganku."


"Kau mengajak bocah taruhan?" tanya Jongin kaget dengan ekspresi yang kentara sekali


"Memangnya kenapa? itu bukan tindak kejahatan." balas Sehun santai, berusaha berdiri walau akhirnya di bantu Jongin dan segera masuk ke rumah. Ia ingin segera mandi, badannya bau keringat. Dua jam hampir dia yang bermain dengan anak-anak tetangganya


"Tapikan kau sudah besar Sehun, bahkan kau nyaris memiliki anak."


"Aku tidak membunuh Jongin, berhenti mengeluh. siapkan saja makanannya, aku lapar." jawab Sehun sedikit teriank, dia sudah berada di dalam kamar omong-omong


"Akan seperti apa anakku nanti..." monolog Jongin membayangkan betapa bar-barnya seorang Sehun di masa kehamilannya ini



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Aku jelek ya?"


Lampu imaginer di atas kepala Jongin tiba-tiba saja menyala, itu jelas bukan pertanyaan. Tapi sebuah pernyataan yang menjebak. 


"Kalau ku bilang cantik  kau pasti akan marah."


"Ya jelas aku marah, aku ini lelaki. Meskipun tengah hamil."


"Tapi kalau aku bilang kau tampan, jelas aku bohong." 


"Kenapa begitu?" dahi Sehun berkerut, suaminya ini susah sekali menjawab pertanyaannya sampai mutar-mutar tidak jelas


"Karena aku lebih tampan darimu sayang.." kekeh Jongin menghampiri istrinya yang tengah berdiri di depan cermin. Memeluk nya erat dari belakang, Jongin bahagia sekali


Masih menjadi mimpi untuknya bisa memiliki si lemari es seribu pintu seperti Sehun, apalagi mengetahui hasil kesehatan Sehun di nyatakan dapat mengandung seperti ini. Bertambah saja rasa bahagia Jongin


"Kau belum menjawab. Jangan malah gombal." 


"Kau tidak jelek, sama sekali tidak pernah jelek walaupun seburuka apapun penampilanmu."


"Berarti aku pernah buruk? Kenapa jawabanmu begitu?"


Nah! Sudah di katakan tadi, itu semacam permainan yang asik tapi berbahaya. Dan Jongin sudah terjebak, entah bagaimana caranya untuk keluar.


"Jongin??" lagi Sehun berbalik dan menatapnya, tidak! jenis tatapannya tidak marah, bahkan ni terlalu lembut namun ya begitulah


Biarkan Jongin sedikit merasakan sesuatu yang masuk akal dari seorang Oh Sehun.


Eh! Bukan!

Kim Sehun maksudnya....


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



dobel abdet yasss .... hihi


sorry for typo gaisss

enjoyed...


see youuuuuu ya <3

My Best Love  (Kaihun)  BL -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang