🥀 - Hamil

306 58 11
                                    

WARNING!!!

🔞🌚🌚🌚🔞

Flashback

Siang kala itu, setelah Sean dan Yoana pulang dari sekolah.. keduanya segera bergegas kerumah Yoana. Papa Yoana saat itu sedang keluar kota, meninggalkan Yoana sendiri di rumah.

Yoana yang kesepian pun berinisiatif mengajak Sean agar menemaninya di rumah. Yoana tanpa sadar mendatangkan kesalahan besar yang akan terjadi beberapa saat lagi.

Siang hari cukup terik, sama seperti suhu tubuh Sean yang makin panas. Dirinya menyalakan pendingin kamar. Yap.. Sean sedang berada di dalam kamar Yoana. Menunggu gadis itu berganti pakaian di kamar mandi. Entah kenapa pendingin ruangan yang Sean nyalakan tak kunjung memberinya rasa dingin.. tubuh Sean seakan tak merasakan hawa sejuk sedikit pun.

Bersamaan dengan itu, Yoana keluar kamar mandi dengan memakai kaos dan celana selutut. Pakaian Yoana sama sekali tidak menggoda, tapi Sean berhasil terangsang karena melihat bagaimana rupa dan lekuk tubuh Yoana.

" Melamun terus.. mikirin apaan? "

Yoana membuyarkan lamunan Sean. Gadis itu menatap bingung Sean, tak mengerti gelagat pacarnya yang bisa dibilang cukup aneh.

" Bukan apa-apa.. "

Yoana mengangguk pelan. Ia terlalu malas mengorek informasi lebih dalam, dirinya lelah dan ia butuh istirahat.

Yoana langsung membaringkan diri di ranjang miliknya. Tak mempedulikan Sean yang saat itu duduk di bibir ranjang, menatap dirinya dengan intens.

" Sudah mau tidur? "

" Iya.. " Yoana mengangguk. " Kamu kapan pulang? "

Sebelah alis Sean terangkat. " Tadi katanya minta ditemani.. sekarang malah disuruh pulang. "

Yoana terkekeh.

" Mau aku temani tidur? " Tanya Sean.

Yoana menggeleng. " Gak usah.. kamu cepetan pulang sana. "

" Tapi aku masih mau melihatmu Yoana.. "

" Apaan sih.. lebay. "

" Aku serius.. "

" Ketemunya bisa besok Sean.. "

" Kalau aku bilang gak mau? "

" Mau diusir? "

Lontaran Yoana membuat Sean tak bisa menahan diri lagi. Ia tidak ingin disuruh pulang saat dirinya menginginkan keberadaan gadis yang adalah pacarnya.

Sean tanpa permisi mendekati Yoana. Lelaki itu memposisikan dirinya diatas Yoana dengan kedua tangan berada di sisi kepala Yoana guna mengurung gadis itu.

Perlakuan Sean barusan mendapatkan respon terkejut dari Yoana. Mata mereka saling bertatapan dengan arti yang berbeda. Yoana menatap Sean gugup sedangkan Sean menatap Yoana penuh nafsu.

" Bukannya aku sudah pernah bilang kalau aku tidak suka diusir.. "

Deru nafas Sean terasa di permukaan pipi Yoana. Nafas gadis itu tercekat, deruannya mulai tak beraturan. Yoana sebisa mungkin bersikap biasa walau perasaan gugupnya mulai tak terkendali.

" I-iya.. tapi gak gini juga posisinya. "

Sean memilih diam.

" Kita bicara sambil duduk.. aku gak suka kayak gini. "

Miracle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang