16 Juli 2017
Semua orang memfokuskan pandangan pada seorang siswa yang berpenampilan menonjol dari yang lain. Biasanya siswa itu berpenampilan biasa saja, seperti cerminan siswa pada umumnya. Tapi tidak tau apa yang membuat otaknya bergeser, dia merombak penampilannya 180° hingga membuatnya menjadi titik fokus orang-orang sekitar.
Siswa itu seakan tidak peduli dengan beragam tatapan di sekitarnya, dia berjalan dengan membusungkan dada dan pandangan lurus ke depan. Sangat percaya diri. Senyum cerahnya terpatri sempurna membuat sensasi baru dalam dirinya. Senyumannya adalah tindakan langka yang pernah ia lakukan selama menduduki bangku SHS.
" Hai Sean.. "
Sean, siswa yang menjadi titik fokus orang-orang sekarang dipanggil oleh salah satu senior cewek yang bernama Helen. Sean menoleh sejenak pada seniornya itu, mukanya manahan kesal melihat wajah Helen, orang yang membully Yoana.
Sean membungkuk sejenak lalu kembali berdiri tegap, ia terlalu malas untuk membalas sapaan Helen.
Sedangkan Helen tersenyum pada Sean. Sean tidak mempedulikan hal itu, yang bersarang dikepalanya saat ini adalah bayangan dirinya yang sebentar lagi akan bertemu Yoana. Tanpa sadar, Sean tertawa di tengah lobi hingga membuat orang-orang sekitar melihatnya ngeri.
Dasar orang gila.
Tidak butuh waktu lama, Sean akhirnya tiba di kelasnya sambil menyapa beberapa temannya.
" Whatss upp broo... " Sean menyapa beberapa teman kelasnya dengan girang. Teman kelas itu awalnya heran namun akhirnya membalas sapaan Sean.
" Wow.. tumben lu kece, bawa bunga segala lagi. Mau nembak cewek? "
Sean menampilkan smirknya. " No..no.. baru mau PDKT. "
Teman sekelas Sean tertawa. " Siapa orangnya? Selena? "
" Ada-ada aja lu, gak mungkin lah.. dia sahabat gue. "
Sean menepuk pelan bahu teman kelasnya lalu melesat ke tempat duduknya. Dilihatnya Brandon yang terbaring, terlihat kelelahan.
" Masih pagi sudah lemes, lu belum makan? " Tanya Sean.
Brandon yang awalnya menunduk akhirnya menoleh ke arah Sean. Dan betapa kagetnya Brandon melihat penampilan Sean yang sangat berbeda dari biasanya.
" Anjir... Ivy league hairstyle, lu pake pomade tadi pagi?! " Mata Brandon yang semula terlihat sayu, sekarang berubah membola. Ia tidak mempercayai apa yang tengah dilihatnya sekarang, pasalnya Sean adalah tipe lelaki yang hampir tidak pernah memakai pomade. " Muka kinclong efek pake skincare semalam, wangi parfum acqua di parma, bawa bunga pula. Lu mau nembak dia hari ini? "
" Tidak lah, cewek gue gak suka dengan sesuatu yang tiba-tiba. "
" Sadar woyy, dia bukan cewek lu.. "
" Ralat, akan jadi cewek gue.. " Sean menaik turunkan kedua alisnya.
" Terserah lu deh.. "
" Ya sudah, ayo temani gue ke kelas Yoana. "
Brandon membelalak kaget. " Lu serius? "
" Gue gak pernah main-main soal Yoana. "
" Gue sudah bayangin pasti bakal heboh nanti, lu bawa bunga segala.. "
" Gak apa-apa lah.. malah bagus kan? "
Brandon tidak bisa berkata-kata, apalagi saat Sean merangkul bahunya agar mereka jalan bersama. Sean dengan sangat percaya diri keluar sambil membawa sebuket bunga sedangkan Brandon sudah siap-siap menutup wajah karena kelakuan temannya yang setengah waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle ✔
Юмор{COMPLETED} Sean tidak percaya dengan bualan si peramal yang mengatakan bahwa ia memiliki permen permohonan yang bisa mengabulkan semua keinginan Sean. Masalahnya, keinginan Sean adalah bisa bertemu lagi dengan kekasihnya yang sudah meninggal, Yoan...