🥀 - Hajar

187 51 13
                                    

01 Desember 2017

Tak ada habisnya Sean menggoda Brandon atas kejadian kemarin dan tak ada habisnya Brandon menahan geram akibat tingkah Sean.

"Makanya gue bilang juga apa.. mau lu sembunyiin bagaimana pun, pasti suatu saat tetap bakal ketahuan--" Ujar Sean dengan tawa jahilnya.

"--Memangnya apa ruginya juga kasih tau gue. Kalau gue tau, gak mungkin juga gue bakal rebut. Gue udah punya Yoana."

"Males gue bilang ke lu.. yang ada malah digoda abis-abisan." Ujar Brandon tak terima.

"Baper lu jadi orang.." Timpal Sean. "Ada pepatah yang mengatakan.. sahabat baik adalah orang yang mengganggu disaat senang dan membantu disaat susah."

"Pepatah gak jelas asu.."

"Lu hanya belum mengerti makna tersembunyinya.."

"Ya memang.. karena yang ngerti cuma mahluk astral kayak lu."

Sean berdecih tak terima. Berbicara tentang filosofi bersama Brandon memang tidak akan ada nyambungnya.

"Lu rasa ada yang kurang gak?" Sean mengganti topik.

"Apaan?"

"Selena gak ikut ngobrol bareng kita.. kemana tuh anak?"

Brandon menunjuk pintu kelas mereka. "Lu gak lihat dia lagi bicara dengan Theo."

Sean mengikuti arah telunjuk Brandon dan mendapati dua mahluk beda gender sedang berbincang berdua.

"Gue gak tau sejak kapan mereka dekat, tapi akhir-akhir ini Theo sering datang ke kelas kita buat ketemu Selena."

"Serius lu?" Sean seakan tak percaya. Namun sudut bibirnya mengembang membentuk seutas senyum.

"Dia anaknya teman mama gue.. pernah sih ketemu dia beberapa kali, anaknya asik dan sopan juga. Bisalah masuk kategori anak baik."

"Yang terpenting.. gak playboy kan?" Tanya Brandon memastikan.

"Kalau dari modelnya.. gue yakin kalau dia sama kayak gue, bucin akut."

Bucin aja bangga.. terserah Sean deh.

"Yakin lu?"

"100% yakin.."

"Jangan karena dia anaknya teman mama lu, lu jadi bela dia."

"Enak aja.. ini opini pribadi yang murni gue rasain."

Sepertinya kedua lelaki ini mulai terhanyut, menggosipi Selena dan Theo seakan bahan cerita mereka tak habis-habis.

♧♧♧

Bel istirahat pertama baru saja berbunyi, anak-anak berbondong keluar kelas untuk menyegarkan otak mereka yang panas efek habis belajar.

Begitupun dengan Yoana. Selain karena ingin menyegarkan otaknya, ia telah berencana menghabiskan waktu dengan Sean di atap sekolah. Yoana membawa bekal buatannya, bekal yang cukup banyak untuk dimakan bersama Sean. Sepanjang jalan, Yoana bersenandung ria. Tak sabar ingin menemui Sean. Karena pacaran diam-diam, Yoana tak bisa terang-terangan menunjukkan kedekatannya dengan Sean.

Yoana melewati toilet cewek. Yoana masuk ke dalam sana karena ingat kalau dia belum mencuci tangan. Yoana menaruh bekal bawaannya di meja wastafel, dirinya masih bersenandung kecil karena tidak sabar ingin menghabiskan waktu bersama Sean.

Yoana tidak sadar kalau ada Helen and the geng bersembunyi. Yoana sudah masuk perangkap mereka dan sulit untuk keluar.

"Seneng banget lu.." Helen tiba-tiba datang menghampiri Yoana. Bersama dengan kedua temannya. Mereka mengerumuni Yoana agar gadis itu tidak bisa lari dari toilet.

Miracle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang