24 Desember 2017
Natal hampir tiba dan sesuai dengan rencana liburan Irene dan Sean, kedua kakak beradik ini mengajak teman-teman untuk ikut menikmati liburan natal di villa pribadi mereka.
Villa pribadi mereka terletak di dataran tinggi dengan tambahan hamparan pemandangan yang menyejukkan mata.
Saat tiba di lokasi, mereka semua segera berhambur ke villa. Adanya beberapa asisten rumah tangga di villa membuat mereka tak perlu lagi membersihkan area dalam villa. Mereka semua hanya perlu berbagi tugas. Para cewek mengatur semua barang bawaan sedangan para cowok menyiapkan perlengkapan untuk pesra barbeque.
Sean sedari tadi membantu Brandon, Jun, dan Theo menyiapkan alat pemanggang walau pikirannya sebenarnya lebih fokus memikirkan nasib Yoana jika ia tidak meminum ramuan ungu si peramal.
Hingga selesai pun Sean tetap memikirkan hal tersebut. Ia duduk menyendiri menatap hamparan dataran tinggi. Tak jauh dari pengelihatannya, ada padang bunga yang menarik perhatiannya. Terlintas di pikiran Sean untuk mengajak Yoana ke tempat itu, pasti Yoana akan sangat senang.
"Sendirian mulu lu." Sindir Brandon.
Sean melirik Brandon dan tertawa sekilas. "Lagi pengen sendiri.."
Brandon duduk di samping Sean. Ikut-ikutan menatap hamparan padang bung yang indah. "Yang lain udah pada mandi. Hari hampir gelap dan bentar lagi kita mau pesta barbeque."
"Lu gak mau siap-siap?" Sambung Brandon.
"Bentar.. kalau mereka udah selesai."
Brandon hanya mengangguk paham.
"Masih kepikiran masalah waktu itu?" Tanya Brandon hati-hati dan dibalas Sean dengan anggukan singkat.
"Jadi keputusan lu gimana?"
"Masih bingung.." Ujar Sean.
"Saran gue ya, mending pending dulu. Kita disini untuk senang-senang nikmati natal. Memang benar lu harus pikirkan hal penting itu, tapi ayolah istirahat sejenak.. kita have fun disini."
"Lu benar.."
"Nah gitu baru namanya Sean.."
Brandon menepuk-nepuk bahu sahabatnya. "Ya udah ayo capcus mandi.. nanti kita terlambat barbeque-an."
Sean mau tidak mau harus ikut berdiri menyusul Brandon. Mereka mengambil langkah lebar agar cepat sampai ke villa.
"Btw, ada miras di tas gue.. cukuplah untuk kita semua."
Ujaran Brandon reflek membuat Sean meninju lengan sahabatnya. Sean tentu saja kaget, bisa-bisanya di liburan ini terlintas di pikiran Brandon untuk membawa minuman berbahaya itu.
"Gila lu, gue dan Irene bisa dihukum kalau papa dan mama gue tau lu bawa gituan."
"Kasihtau asisten rumah tangga lu jangan kasih tau om dan tante."
"Kalau itu sih bisa diatur, tapi--"
"Ayolah sekali-sekali.. bir bintang doang, gak bakal bikin mabuk."
"Bir bintang juga ada alkoholnya.."
"Kan cuma sedikit.."
"Tetap aja bikin mabuk.."
"Ya udah, lu kalo minum jangan kebanyakan. Tahan diri lu." Usul Brandon. "Lagipula usia kita udah legal buat minum miras."
"Lu gak ingat kalau Irene, Yoana, dan Theo masih dibawah umur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle ✔
Юмор{COMPLETED} Sean tidak percaya dengan bualan si peramal yang mengatakan bahwa ia memiliki permen permohonan yang bisa mengabulkan semua keinginan Sean. Masalahnya, keinginan Sean adalah bisa bertemu lagi dengan kekasihnya yang sudah meninggal, Yoan...