🥀 - You & I

218 48 3
                                    

" Yoana.. kau pulang naik bis lagi? "

Yoana sontak menoleh saat suara Sean menyerukan namanya. Sudah dua minggu lebih Yoana tidak mendengar suara berat itu, ada debaran hebat saat suara itu memanggil namanya dengan penuh semangat. Sean tiba-tiba muncul sambil mengendarai motornya, lelaki itu menepikan motornya di depan halte saat tidak sengaja melihat Yoona.

" Iya.. " Jawab Yoona seadanya.

" Pulang denganku ya.. Irene sudah pulang dengan Jun. " Ajak Sean.

" T-tidak usah.. "

" Kenapa? Sudah dua minggu kita tidak bertemu dan aku sudah merindukanmu.. "

" Jangan lebay senior.. "

" Aku serius. "

" Kita hanya tidak bertemu dua minggu, dunia tidak akan runtuh karena itu. "

" Tapi duniaku yang runtuh.. "

" Senior pikir aku akan terharu dengan gombalan receh itu? "

" Aku tidak sedang menggombal. "

Sean tetaplah Sean, sangat suka membuat Yoana geram.  Lelaki itu tidak juga menyerah. Ia turun dari motornya, membuka helmnya, lalu mendekat ke Yoana. Beberapa siswa memperhatikan mereka diam-diam, membuat Yoana sedikit malu.

" Senior.. orang-orang melihat kita. "

" Apa itu penting sekarang? "

Yoana heran, mengapa Sean suka sekali menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.

" Tentu saja.. "

" Aku tidak akan menjauh sebelum kau menerima ajakanku. "

" Kau benar-benar orang teraneh yang pernah kukenal. " Geram Yoana.

" Kuanggap itu pujian. "

Yoana makin malu, apalagi saat bisikan orang sekitar mulai terdengar di telinganya.

' Itu si Sean lagi nyatain cinta kah? '

' Kayaknya lagi marahan tuh.. soalnya Sean kayak ngajak ceweknya pulang, tapi si cewek nolak. '

" Bagaimana?? Apa kau tetap tidak mau? " Sean mentoel dagu Yoana.

" Baiklah.. aku mau. Ayo pergi dari sini.. " Yoana pasrah.

Sean menampilkan smirknya, sepertinya idenya berhasil.

Sean pun menuntun Yoana agar naik ke motornya dan motor itu melaju pergi meninggalkan kawasan sekolah.

Tidak ada satu kata terucap dari keduanya, Sean fokus membawa motornya. Yoana tidak sadar bahwa jalan yang Sean lewati berlawanan dengan jalan pulang ke rumah Yoana. Sean ternyata membawa Yoana ke tempat taman bunga.

Yoana takjub saat tiba disana, namun tidak bertahan lama ketika ia sadar bahwa ia seharusnya pulang.

" Kenapa kita kesini? Aku harus pulang.. "

" Aku akan mengantarmu pulang sebentar.. untuk saat ini ayo habiskan waktu bersama. "

" Papaku bisa khawatir kalau aku tidak memberi kabar.. "

" Kali ini saja Yoana.. kumohon habiskan waktu bersamaku. "

" Tapi kalau nanti papa tau, dia bisa marah loh. Mau dipukul lagi? "

Sontak Sean memegangi bokong berharganya. " A-aku tidak masalah.. aku janji akan mengantarmu pulang setelah ini, kalau akhirnya tetap dimarahi ya sudah. Aku harus menerimanya. "

Miracle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang