30 Agustus 2017
" Yoana, kau dan aku bagaikan bumi dan bulan. Tau sebabnya? "
Yoana menggeleng atas lontaran pertanyaan Sean. " Tidak tau.. "
" Setiap malam, bulan selalu menemani bumi agar tidak kesepian. Bulan selalu mengajak kawan-kawan bintangnya agar menghibur bumi. Bukankah itu mirip seperti kisah kita? " Sean nyengir di akhir ucapannya.
" Gak ada mirip-miripnya jir.. " Ujar Irene. Ia jijik mendengar kalimat abangnya yang tidak masuk akal.
Sudah genap sebulan Yoana mendengar gombalan dari mulut Sean setiap jam istirahat. Sudah menjadi kebiasaan Sean setiap harinya untuk datang ke kelas Yoana dan menemani gadis itu untuk sekedar makan siang. Entah sudah berapa banyak gombalan yang Sean ucapkan, Yoana tetap melanjutkan makannya dan tidak tertawa sama sekali atas ucapan Sean.
" Itu kalimat yang cukup bagus, senior.. " Ujar Yoana seadanya. Ia bingung bagaimana harus menanggapi gombalan Sean yang menurutnya garing.
Sedangkan Sean salah paham dengan maksud Yoana, dia pikir Yoana mulai menerima gombalannya padahal Yoana mengatakan seperti itu karena tidak enak dengan Sean yang sudah susah payah menghiburnya.
" Kau suka? " Tanya Sean.
" Iya.. "
Ketahuilah bahwa Sean berusaha menahan senyumnya yang mendesak ingin keluar.
" Hey, bisa gak sih jangan buat gue ja kayak pengganggu disini.. " Ujar Irene.
Sean tersenyum mengejek. " Kalau iri bilang.. "
" Ihh, siapa juga yang iri? " - Irene
" Lu sewot kan karena gak ada yang perhatiin lu. Kasihan.. " - Sean
" Gue juga gak bakal mau kalau ada orang gila macam lu yang perhatiin gue. Amit-amit.. " - Irene
Astaga, kakak beradik ini mulai bertengkar lagi, Yoana tidak mau kalau mereka kembali jadi pusat perhatian. Yoana melihat wajah keduanya sudah menahan kesal, sepertinya acara pukul-pukulan sebentar lagi akan dimulai. Yoana harus menghentikannya sebelum kegilaan itu terjadi.
" Apa senior tidak makan? " - Yoana
Sean segera menoleh ke arah Yoana, wajahnya seakan tidak mempercayai ucapan yang barusan keluar dari mulut Yoana.
" Kau bilang apa tadi? " - Sean
" Apa senior tidak makan siang? " - Ulang Yoana
" Belum.. memangnya kenapa? " - Sean
" Aku merasa tidak enak karena senior hanya memperhatikanku dan Irene makan, lain kali bawalah makanan dan makanlah bersama kami. " - Yoana
" Tentu.. aku akan melakukannya. " - Sean
Yoana pun mengangguk. Ia baru saja selesai makan dan tangannya nganggur saat ini. Kesempatan itu digunakan Sean untuk menggenggam tangan Yoana erat. Yoana lagi-lagi terkejut, Sean selalu melakukan segala hal secara spontan.
" Sepertinya kau mulai menerimaku. " - Sean
" Senior, kumohon lepaskan tanganku. " - Yoana
" Biarkan seperti ini sebentar saja, aku sedang bahagia sekarang. " - Sean
" Tapi orang-orang memperhatikan kita " - Yoana
" Itu hanya perasaanmu saja. " - Sean
Yoona bingung harus melakukan apa, Sean tidak akan mendengar Yoana disaat seperti ini. Yoana hanya memberi tatapan minta tolong pada Irene. Menyadari tatapan Yoana, Irene pun mulai bergerak untuk melepaskan Yoana dari genggaman Sean.
![](https://img.wattpad.com/cover/243003217-288-k628309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle ✔
Humor{COMPLETED} Sean tidak percaya dengan bualan si peramal yang mengatakan bahwa ia memiliki permen permohonan yang bisa mengabulkan semua keinginan Sean. Masalahnya, keinginan Sean adalah bisa bertemu lagi dengan kekasihnya yang sudah meninggal, Yoan...