Terlalu Nyata

11 2 0
                                    

Beberapa tahun yang lalu...
Seorang anak perempuan menutup telinga adiknya karena keributan yang terjadi diluar kamarnya.

Dalam samar ia terus mendengar setiap kata yang keluar dari keributan orang tua mereka. Adik perempuannya, seorang gadis kecil bermata biru dan berparas bak boneka porselen itu terus bertanya apa yang terjadi sebenarnya. Namun ia menjawab semuanya akan baik-baik saja.

Menurut pendengarannya, orang tua mereka bertengkar karena ayahnya lebih memilih seorang perempuan dari negara asalnya dan ingin segera menikahinya.

"Kau dulu yang memaksaku untuk menikahimu" ucap ibunya dari luar kamar

"Aku hanya meminta baik-baik, apa kau mau menyudahi ini atau tetap bertahan?"ayahnya beralasan

"Dengar, bodoh! Dalam hal seperti ini mana ada yang baik-baik. Aku lebih bahagia melihatmu mati, daripada Harleen dan Helea-ku yang tak bersalah mendengar hal in" ucap ibunya ketus

"Bukan masalah apapun, tapi kalau seperti ini jadinya kenapa dulu kau memaksaku untuk menikahimu"lanjutnya.

"Sudahlah, aku tak mengerti ucapanmu. Biarkan anak-anak memilih dengan siapa mereka akan tinggal" ucap ayahnya santai.

"Kini kau menjawab pertanyaan mu sendiri, tadi kau bertanya apa aku ingin bertahan. Namun kau telah memutuskannya sendiri untuk berpisah. Aku tak keberatan" ibunya menarik napas panjang, tetap mempertahankan auranya yang selalu tenang.

"Helea... Harleen kemarilah, sayang" panggil ibunya. Kedua anak itu keluar kamar dengan wajah tegang mereka.

"Dengar, ayah akan segera pindah dari sini. Siapa yang ingin ikut dengannya" lanjut ibunya. Sontak mereka berdua langsung memeluk ibu mereka.

Beberapa detik kemudian, Harleen melepaskan diri dari pelukan ibunya. Ia memang cenderung sangat pintar pintar untuk anak-anak seusianya, ia membiarkan dirinya untuk dipilih. Siapapun yang tak keberatan menanggung hidupnya, maka ia akan tinggal dengannya.

"Harleen tinggal lah bersamaku, aku tak keberatan membiayai semua kebutuhanmu. Lagipula, Helea masih terlalu kecil jika harus tinggal bersamaku. Ia masih butuh ibunya. jika Helea harus tinggal disini, siapa yang akan menemaniku saat berpindah" tawar ayahnya.

"Ibu, aku akan tinggal bersama ayah" ucap Harleen.

"Baiklah, tapi kau harus menjaga dirimu. Kini masuklah kekamar dan tidurlah, hari sudah larut"ibunya tersenyum walau dengan mata berkaca-kaca. Bagaimana tidak? Harleen adalah favorit setiap orang, bahkan orang yang tak dikenal pun menyukai Harleen.

"Aku tau kau tak begitu menyukai Helea, jadi kau memilih Harleen. Bukankah begitu?" Wanita itu berjalan beberapa langkah ke depan, dengan menunjukan wajah misterius nya seperti biasa. Wanita bernama Nixie ini sulit ditebak.

"Dengar, ada beberapa hal yang kau harus ketahui. Pertama, jangan pernah bersikap buruk pada Harleen meski 'rakyat jelata' yang kau nikahi memaksanya"

"Kedua, jangan pernah membiarkan 'rakyat jelata' mu itu menyakiti Harleen"

"Dan yang paling penting jangan coba merubah harta warisan- mu untuknya. Semua hartamu diwariskan untuk Harleen ketika kau mati, bukankah itu yang kau tulis dalam suratmu? Sekarang, jangan pernah merubahnya!" jelas Dixie panjang lebar.

"Aku juga akan bersikap baik padanya walau kau tak memintanya, Dixie"

Dalam kamar, gadis kecil yang sedang dibicarakan itu mendengar seluruhnya.

"rakyat jelata" gumam Harleen.

THE PHOENIX: A.R.A.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang