bitches

10 2 2
                                        

23.02
"Hei bangun!!! Ini sudah tengah malam" perlahan mata Kai mulai terbuka dan melihat wajah Hilman berada tepat di depan wajahnya.

"Kau gila!" Bentak Kai

"Tidak, kau yang gila. Kita sudah tertidur disini kurang lebih 5 jam'" ucap Hilman sambil melirik jam tangannya.

"Kalau begitu ayo lanjutkan saja mimpi kita" Kai kembali menaruh kepalanya diatas meja.

"Ayo kembali ke dorm, aku benci tidur diruang penuh buku dan lampu redup" ajak Hilman.

Kai menarik napas panjang sebelum berdiri, mengenakan jaket hitamnya.

Nasib sial menimpa mereka, gerbang dorm telah terkunci rapat disaat tetesan rintik hujan mulai turun membasahi mereka yang tak sama sekali membawa uang dan handphone.

"C'mon man, perpustakaan yang hangat dan gratis selalu buka 24/7 untuk kita"

Kai mulai berbalik arah, diikuti oleh Hilman dengan mulut ditekuk. Tampaknya ini hari buruk bagi mereka.

Hujan deras membasahi baju mereka dengan suhu udara dibawah 15 derajat tanpa ada tempat berteduh membuat mereka terus berlari menerobos hujan.

"Keluarlah bodoh! Kau menghancurkan tokoku"

Mereka berdua terhenti didepan sebuah klub malam, melihat seorang laki-laki kurus yang sudah tampak babak belur dengan kondisi mabuk diusir keluar dari toko.

Kai mengamatinya dengan tatapan mengobservasi, ia seperti kenal dengan orang itu.

"Archie!" Panggil Kai.

Archie tak menoleh sama sekali, ia benar-benar mabuk.

"Kau tau orang ini?" Tanya orang yang mengusir Archie.
"Ya"
"Bawa pergi dia sebelum aku panggilkan polisi" lanjutnya

Ia mulai menuntun Archie yang berbau alkohol. Sedangkan Hilman menatap sinis dengan mata besarnya, seperti tatapan kesal.

"Bagus sekali, bodoh! Sekarang harus kita apakan orang mabuk ini?" Tanya Hilman dengan nada yang mengesalkan.

"Ajak saja ke-"
"Archie!!!"

Teriak seorang perempuan berambut coklat dengan senyumannya yang khas, Kai menahan tangannya agar tak gemetaran.

"Harleen?" Panggil Kai.

Perlahan perempuan itu mendekat kearah mereka.

'shit, salah orang! Matanya biru'  kutuk Kai pada dirinya sendiri.

"Harleen? Aku Heleana" ucap perempuan itu, senyumnya terlihat persis dengan Harleen.

"Maaf kau mirip dengan seseorang yang kukenal dulu"

"Terimakasih ya telah menolong Archie, dia agak sedikit merepotkan. Dimana kalian tinggal?" Tanyanya

"Sebenarnya kami tak punya tempat bermalam" sela Hilman. Kai mengerutkan keningnya karena kesal.

Helea menatapnya aneh, ia kembali melihat kearah Kai.

"Kau mengenal Archie?" Tanyanya pada Kai.
"Ya, dia saudara Harleen. Kenalanku dulu"
"Apa kau Kai?"

Kai dan hilman saling berpandangan tak mengerti , kenapa ia tau Kai? padahal Kai yakin belum pernah bertemu dengannya.

"Pantas saja aku mulai tertarik padamu sejak pertama kali bertemu, aku dan Harleen memiliki selera yang sama"
"Oh iya, sekali lagi. Namaku Heleana Ann, adik dari Harleen Ann. Panggil saja Helea"

Kai hanya mengangguk, ia tak mengerti dengan situasi ini. Kalau Kai saja tak mengerti, bagaimana dengan Hilman?.

"Kau butuh tempat bermalam? Sebenarnya, tak ada orang di rumahku malam ini. Tapi sepertinya kalian tak tertarik, ya sudahlah" ia mulai berjalan menjauh.

"Kami butuh" ucap Hilman.

Helea berhenti dan kembali menoleh, lirikan matanya memberi kode.
'kalau begitu ikuti aku'

Hai readers baca dan vote terus cerita ini. Jangan lupa beri pendapat kalian di kolom komentar untuk cerita yang lebih baik.
Luv from me
(Author)






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE PHOENIX: A.R.A.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang