kinda weird

8 1 0
                                    

Liburan akan segera berakhir, saatnya mempersiapkan mental dan fisik untuk segera kembali beraktivitas.

Hari ini Harleen dan ayahnya datang ke sekolah untuk mengambil seragam . Harleen sebenarnya cukup kebingungan karena ia bisa masuk dengan mudah.

Ayahnya bilang "kau hanya perlu bersekolah, aku sudah mengurus semuanya. Tak perlu tes".

Guru yang menyambutnya disekolah saat mengukur seragam sangatlah ramah. Ia sudah mengira akan diperlakukan berbeda.

Sebelum pulang, ia melihat seorang anak laki-laki masuk. Wajahnya tak terlihat karena memakai masker, ia ternyata juga ingin mengukur seragam.

"Maaf, bisakah kau membungkus sepaket seragam untuk anak laki-laki dengan ukuran sama seperti dia. Akan kubayar berapapun" ucap Harleen sambil menunjuk kearah anak laki-laki yang baru datang itu.

Dengan sigap guru itu langsung membungkus sepaket seragam yang Harleen minta. Ketika Harleen melihat anak laki-laki itu, wajah Sori langsung terbayang di benaknya.

Ia tak bisa menahan senyumnya membayangkan betapa bahagianya Sori.

"Kau gila ya?" Ucap anak laki-laki bermasker itu.

"Kau Menggangu saja sih, mask boy" balas Harleen dengan tatapan sinis.

Bocah itu membuka maskernya, lalu menaikan sebelah alisnya. Harleen menatap matanya yang terlihat sangat misterius, matanya tak bisa terbaca.

"Maaf, Harleen bajumu sudah selesai dibungkus"

Harleen tersadar dari lamunannya, lalu menyerahkan amplop tebal dari tasnya sambil berjalan keluar ruangan. Laki laki itu tersenyum miring padanya, jantungnya berdegup kencang.

Harleen merasa sangat aneh dengan semua ini.
(Keep reading okay)
(At home)

"Sori, ini untukmu" Harleen menyerah bungkusan plastik merah berisi seragam.

Sori mengambilnya dengan ragu ragu, wajahnya menyiratkan seperti 'seharusnya aku tak bisa menerima ini'. Dengan penuh paksaan akhirnya ia membukanya.

Senyum terus mengembang diwajah Sori ketika melihat bungkusan itu berisi seragam sekolah.

Beribu kata terimakasih ia ucapkan untuk Harleen yang juga bahagia melihat senyuman Sori.

"seharusnya teman itu saling membantu" Harleen memeluk Sori yang masih saja berucap terima kasih.

Seketika ia teringat akan laki-laki bermasker itu, juga senyum miringnya. Harleen segera melepaskan pelukannya, wajahnya memerah.

"Panas sekali ya disini" Harleen berjalan meninggalkan Sori dan entah pergi kemana.

Sori terus tersenyum dan mengingat wajah Harleen yang memerah tadi. Dalam hatinya ada perasaan aneh yang tak seharusnya ada. Dalam benaknya ia berpikir

'untuk apa Harleen melakukan ini semua? Pasti ada perasaan aneh yang sama dalam hatinya'

Baca dan vote juga
Update tiap hari kok
Luv from me
(Author)

THE PHOENIX: A.R.A.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang