"Harleen temanmu menunggu diluar" seorang pembantu memanggilnya dari luar pintu kamar.
Ia bercermin sekali lagi sebelum berlari mengambil sepedanya di garasi.
Gerbang besarnya terbuka, Kai tersenyum melihat Harleen yang keluar menuntun sepedanya.
"Ini akan memakan waktu yang lumayan lama, kau siap?" Tanya Kai
"Ya" jawab Harleen singkat.Mereka berdua bersepeda melewati jalan jalan yang sempit, untuk menghindari kepadatan kendaraan di jalan raya.
Kai bilang ia tau banyak jalan tikus seperti ini di kota, ia memang ahli menghapal jalan.
Sekitar 1 jam mereka mengayuh sepeda tanpa henti. Mereka tiba di bangunan besar namun cukup sepi.
"Buku apa yang kau sukai?" Tanya Kai saat berada di dalam perpustakaan yang besar itu.
"Novel" jawab Harleen singkat, Kai menarik tangan Harleen sambil berjalan kearah rak yang lain.
"Kau sudah baca novel yang ini?"tanya Harleen.
"One step from home. Itu novel yang cukup memancing emosi" jawab Kai."Ya novelnya bersambung, aku kesal sekali dengan charlette Reuse (tokoh di dalam novel)"
Mereka berdua menghabiskan waktu dengan membaca novel dan membandingkan para tokohnya hingga tak terasa senja mulai datang.
"Kau mau mampir ke rumahku?" Tanya Kai sambil mengayuh sepedanya.
"Ayo.. aku bersemangat sekali" Harleen mendahului Kai.Langit sudah berubah warna sedikit lebih gelap, ditambah langit yang mendung seperti ingin hujan. Rumah kayu sudah terlihat didepan mata mereka.
"Maaf rumahku mungkin tak senyaman istana mu" ucap Kai.
"Tak apa.... Ini lebih menyenangkan daripada rumahku" jawab Harleen.
Kai menyuruh Harleen menunggu di teras rumahnya sementara ia membuat teh di dalam.
Sebuah catatan tertempel di dinding rumah Kai, matanya mulai berkaca-kaca.
'Arsya, kakakmu kritis dirumah sakit dan ingin menemui-mu. Kalau kamu sudah sampai rumah, segera pergi kerumah sakit'
Kai menghampiri Harleen tanpa membawa apapun, napasnya mulai tak beraturan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Harleen.
"Pulanglah, Harleen. Kakakku kritis di rumah sakit" jawab Kai lemas."Tidak! Aku ingin ikut kerumah sakit. Ayo cepat berangkat!" Harleen ikut panik melihat keadaan ini
Mereka berdua dengan cepat mengayuh sepeda, menerobos hujan yang mulai turun.
Dengan pakaian basah kuyup mereka mencari ruangan tempat kakaknya Kai berada hingga seorang wanita paruh baya menghampiri mereka dengan mata yang sembab.
"Nak, kakakmu sudah tidak ada" ucapnya sambil menuntun Kai kearah ruangan yang cukup ramai.
Para petugas rumah sakit berdatangan untuk mengucap kalimat duka dan melepas alat ditubuh kakaknya Kai.
Seorang remaja laki-laki tergeletak tak berdaya di atas kasur rumah sakit dengan jari tangan yang sudah membiru. Kai menangis dan segera memeluknya.
"Syafiq...." Ucap Harleen dengan air mata yang turut jatuh di pipinya.
"Kau mengenalnya?" Tanya Kai.
"Ya, dulu ia pernah menolongku waktu kecil"
Kai dan ibunya berpelukan saling menguatkan. Kini ia sadar bahwa selama ini, ia dan kakaknya menyukai orang yang sama. Harleen Ann, dan lebih baik untuk melepaskannya
Maaf ya panjang banget dan typo bertebaran. Baca terus kisah kelanjutannya
Luv from me
(Author)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PHOENIX: A.R.A.H
Romancemasih memanggilmu walau hanya bayangan, tak bisa melupakan memang menyakitkan. Tapi bagaimana seorang perempuan yang terkenal akan keberaniannya bisa runtuh hanya karena melihat hujan? "Kesalahan terbesar manusia adalah terlalu banyak menging...