2/10

6 2 0
                                    

Sebuah mobil mewah berhenti didepan sebuah rumah besar di pusat kota, seorang anak berambut coklat turun pertama dari sana.

Dihalaman, beberapa orang pelayan yang telah dibayar dari jauh jauh hari menyambut mereka dihalaman.

Harleen dan keluarga barunya pindah dari lingkungan asrama itu, awalnya Harleen berkata pada ibunya lewat telpon bahwa ia merasa tak nyaman tinggal di lingkungan ramai seperti itu.

Terlebih lagi, ia selalu di kecam ketika memakai pakaian yang biasa ia pakai. Padahal bajunya termasuk sopan, hanya warna dan modelnya yang 'nyentrik' saja.

Entah apa yang ibunya katakan pada ayahnya hingga mereka pindah secara mendadak ke rumah ini. Namun ayahnya berkata bahwa ia telah merencanakannya jauh jauh hari.

Sementara barangnya diturunkan, Harleen menelpon ibunya. Tak terasa sudah 4 tahun Harleen tinggal di negara ini, tapi ia selalu pergi mengunjungi ibunya dan 3 adiknya. Juga sekedar untuk mengunjungi paman Jack dan bibi rose.

"Dengar, nona culas! Aku akan menempati kamar paling besar disini. Jangan mencoba merebut apapun lagi dariku!" Ucap Harleen yang sama sekali tak menatap 'rakyat jelata' ketika berbicara

"Nama saya sulas, Harleen" ia terus tersenyum sedari tadi, membuat Harleen ingin mencoba melempar sepatu mahalnya kearah wajah wanita itu.

"Kau tau? Aku tak begitu nyaman dipanggil Harleen olehmu"

"Baiklah, kau ingin dipanggil apa?"

"Yang mulia" Harleen tersenyum lebar

"Baiklah, yang mulia" ucap wanita itu pasrah

"Ada apa rakyat jelata?" Harleen tertawa terbahak bahak sampai ia ingin menangis saat itu juga. Ia mengambil tas kecilnya dan melemparnya kearah pembantunya.

Entah siapapun yang ingin menolongnya dan mengambil tas itu.

Anak laki-laki bermata sipit mengambilnya, ia terlihat seumuran dengan Harleen. Mungkin anak dari pembantunya, tapi Harleen perhatikan ia juga terlihat menahan tawa.

"Kau jangan hanya tertawa, bantu aku! Siapa namamu?"

"Sori" ucapnya singkat, ia terus saja menahan tawanya.

"Tapi kau tak melakukan kesalahan apapun, kenapa kau minta maaf ?" Tanya Harleen yang kebingungan.

"Bukan minta maaf , nama saya sori" jelasnya, Harleen kembali tertawa cekikikan.

"Baiklah, forgive. Ayo kita pergi mencari kamar paling nyaman disini" Harleen menggandeng tangan sori, berjalan masuk kedalam rumah besarnya.

dalam hati sori bertanya tanya, anak perempuan yang sekarang menjadi bosnya ini berani sekali kepada ibunya.

Sori berharap ia bisa berteman dekat dengan bos barunya itu. Entahlah, banyak sekali pertanyaan yang muncul di benak Sori membuatnya ingin mencari tau lebih jauh tentang Harleen.

Keep reading and give me vote, update tiap hari.
Makasih yang udah nyempetin baca,
Luv from me
(Author)

THE PHOENIX: A.R.A.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang