Don't Let Me Fall

10 1 0
                                    

Pernikahan sederhana dengan musik tradisional sedang terjadi dirumah 'rakyat jelata'.

Harleen yang bahkan tak menikah juga turut didandani sedemikian rupanya hingga wajahnya gatal karena ditutup polesan bedak yang tebalnya melebihi lapisan atmosfer.

Ia dipaksa terus tersenyum kepada setiap orang yang datang, ia benci melakukan ini dan berharap akan ada orang yang mengeluarkannya dari tempat terkutuk ini.

Seorang wanita dengan Coat dress hitam yang terkesan formal datang menghampiri Harleen. Sontak ia memeluknya, doanya dikabulkan.
"Ibu... Aku sangat merindukanmu" rengek Harleen dengan nada manja.

"Mau jalan-jalan sebentar? Aku telah menemui ayahmu kau tak perlu khawatir, lagipula aku punya kejutan untukmu"

Ibunya menggandeng tangan Harleen mereka berjalan melewati kerumunan orang yang terus menatap mereka penuh kebencian terutama dari keluarga pengantin perempuan.

Sebuah mobil mewah datang menjemput mereka, entah kemana ibunya akan membawanya.
"Ibu apa kejutannya?" ucap Harleen.
"Kau tau Harleen, aku hamil. Sudah 4 bulan si kembar ini ada tapi aku baru mengetahui nya bulan kemarin, ketika aku dan ayahmu berpisah"

"Apa kau tidak merasa tertekan, Bu? Aku bisa pindah kerumah lama jika kau membutuhkan aku" Harleen menggenggam tangan ibunya.

"Tidak usah terlalu khawatir, Harleen. Aku baik baik saja, aku telah memberitahu ayahmu tentang hal ini juga" ibunya menarik napas panjang, ia kembali tersenyum pada Harleen.

"Harleen kau tampak seperti badut, biar ku hapus dandanan murahan ini dari wajahmu"

Ibunya mengeluarkan kapas dari tas nya dan menuangkan cairan makeup remover. Ia menghapus riasan dari wajah Harleen dengan teliti, dan menyisir rambut Harleen yang telah ditata.

"Pelajaran pertama dariku; jangan pernah lakukan apa mereka suruh padamu jika kau tak menyukainya, bentak saja mereka. Orang-orang disana tak seharusnya memerintah orang seperti kita" ucap ibunya. Harleen mengangguk setuju.

"Kejutan kedua akan datang. kau akan menjadi gadis paling bahagia hari ini"

Mobil yang membawa mereka telah berhenti, mereka tiba disebuah hotel mewah. Tanpa berucap apa apa ibunya terus berjalan didepan Harleen hingga mereka berhenti disebuah kamar hotel.

"Mana kejutannya, ibu?"
"Disini" ucap seorang laki-laki dari arah belakang.

"Astaga! Archie... Aku begitu merindukanmu" Harleen memeluknya bagai Archie akan mati besok. Ia mengacak acak rambut pirang Archie hingga tak berbentuk.

"Jangan memelukku lama-lama, panas sekali negara ini. Rasanya aku ingin membuat perusahaan tabir Surya atau air conditioner"

" Jadi tuan Archie saja yang terhormat... apa yang harus kita lakukan hari ini"  Harleen menunjukan wajah nakalnya.
"Apapun yang membuatmu senang, nona Harleen"

Namun kebahagiaan Harleen tak berlangsung lama, selang beberapa hari Archie dan ibunya harus pergi kembali ke negara asal mereka.

Sebelum pergi, ibunya memberinya sebuah telpon genggam berwarna merah darah dan berkata itu adalah kejutan terakhirnya.

Kata kata itu pula yang membuat Harleen menitikkan air mata.
"Jangan menangis, Harleen. Kunjungi aku ketika adik kembarmu lahir beberapa bulan lagi"
"Ingat selalu pesanku Harleen, selalu anggap dirimu spesial dari orang orang baru yang akan terus kau temui" ucap ibunya dengan nada serius.

Tak lupa ia juga memeluk tubuh kurus Archie sambil menangis tersedu sedu.
"Jangan khawatir, kita akan bertemu lagi. Sebenarnya aku pergi ke negara ini diam diam, entahlah apa yang akan si Jack dan Rose lakukan. Aku ini bermental dan ber fisik baja" bisik Archie sambil tersenyum nakal seperti biasanya.

"Aku akan sangat merindukan kalian" ucap Harleen sebelum mobil itu berjalan melewati jalan pedesaan yang gelap.

'1. Jangan pernah lakukan apa mereka suruh padamu jika kau tak menyukainya, bentak saja mereka. Orang-orang disana tak seharusnya memerintah orang seperti kita
2. Selalu anggap dirimu spesial dari orang orang baru yang akan terus kau temui
Akan selalu ku ingat, bu.' gumam Harleen

THE PHOENIX: A.R.A.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang