friend?

4 2 0
                                    

"selamat pagi dunia menyedihkan dan penuh penderitaan" Harleen yang masih dengan piyama berwarna emas duduk di kursi meja makan.

"Jangan berucap seperti itu didepan makanan" ucap rakyat jelata sembari menghidangkan makanan.

"Kenapa?" Tanya Harleen
"Makananmu akan menangis" jawab rakyat jelata.

Harleen tertawa cekikikan, teori macam apa itu? Ia baru pertama kali mendengar makanan bisa menangis. MENANGIS?

"Teori macam apa yang kau kemukakan, rakyat jelata? Pagi pagi sudah ingin ditertawakan" Harleen tertawa sampai mengeluarkan air mata.

Diantara keadaan ribut pagi itu, sebenarnya ada yang ikut memperhatikan.

Sori, laki laki kecil itu terus memperhatikan majikannya. Ia ikut tertawa mendengar suara cekikikan Harleen, tapi ia menahannya dengan terus memandang ke arah sapu yang ia pegang.

"Bergabunglah, forgive. Jangan hanya tertawa di pojokan sambil membawa sapu" teriak Harleen.

Selesai mandi, Harleen mencari sori. Ia bosan dan ingin mengajak anak laki laki itu bermain. Walau biasanya jika tinggal bersama ibunya ia tak boleh sama sekali bermain atau sekedar berbicara tidak penting kepada pelayannya.

"Forgive, kau bosan tidak?" Ucap Harleen kepada Sori yang sedang menyapu halaman depan.

Sori yang tak tau harus menjawab apa akhirnya mengangguk saja. Ia pasrah ketika Harleen menarik tangan kotornya tanpa rasa jijik kearah kamar mewahnya.

Harleen menyuruhnya untuk mencuci tangan dikamar mandi pribadi Harleen  yang lebih besar dari rumah Sori.

"Untuk apa kau bekerja?" Tanya Harleen sambil menyalakan laptop miliknya.

"Saya menabung untuk membeli seragam sekolah, tahun ini saya masuk sekolah menengah pertama sekaligus membantu ibu saya yang bekerja disini" sori tersenyum

"Harus pakai Seragam ya, kalau disekolah umum? Seragam seperti apa memangnya?"

Sori menjelaskan semuanya tentang  sekolah umum disini. Selama ini Harleen hanya sekolah di rumah dengan memanggil guru, begitu pula ketika ia tinggal bersama ibunya.

Sepanjang hari mereka bermain dikamar Harleen yang luas, Sori juga pertama kali memegang laptop karena Harleen. Ia diajari cara menggunakan laptop, telpon genggam dan benda elektronik milik Harleen.

Di malam hari, semua anggota keluarga Harleen telah berkumpul untuk makan malam. Harleen tak makan sampai ayahnya datang ke meja makan, padahal ayahnya menyuruh Harleen untuk makan terlebih dahulu

"Ayah... Aku ingin bersekolah di sekolah umum" ucap Harleen.

Ayahnya terkejut sekaligus bahagia, ia tersenyum bangga kepada putri kebanggaannya itu.

"Kau ingin bersekolah dimana? Aku siap membiayai dimana pun kau bersekolah" ucap ayahnya yang masih tersenyum.

"Aku ingin bersekolah di tempat Sori akan sekolah"

THE PHOENIX: A.R.A.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang