again

11 1 0
                                    

"lihat ada Cinderella dan tikusnya!" ucap salah seorang senior melihat Harleen dan sori berjalan beriringan.

Sori memperingatkan Harleen agar tak mencari masalah dengan senior dihari pertama masuk.

Semua murid baru dikumpulkan di aula, akan ada pengarahan yang langsung akan dibawakan oleh kepala sekolah dan para guru. Pengarahan ini bertujuan untuk menghindari tindakan bullying dari para senior.

"Kami akan menindak dengan tegas segala...-"
Brak.....

Pintu aula terbuka, seorang siswa masuk dengan santainya. Ia telat dihari pertamanya sekolah, mungkin kepala sekolah yang sedang memberikan arahan tak ingin langsung menindak murid ini. Dia membiarkannya duduk.

Siswa bermasker hitam itu duduk disamping Harleen yang kebetulan duduk di paling belakang.

Harleen tau siapa orang itu. ya, dia mask boy. Harleen ingin menyapanya namun ia terlalu malu.

"Sepertinya kita  bertemu lagi, bukan?" Mask boy melepas maskernya, tersenyum pada Harleen.

Wajah Harleen merah padam, ia seperti melayang di Mars sekarang. Ia mencoba membalas dengan senyuman untuk menghilangkan rasa malunya.

"Kenapa mukamu merah begitu sih?" Tanya nya kembali.
"Urus urusanmu sendiri, mask boy!" Harleen berusaha untuk terlihat ketus seperti biasanya

"Habis, ekspresi wajahmu lucu" ia kembali tersenyum.

jantungnya serasa ingin meledak bersamaan dengan kepalanya yang dapat berpikir lagi sekarang.

"Harleen sebaiknya kau memperhatikan, kita akan diabsen sekarang" Sori mengalihkan perhatian Harleen.

"Yang merasa dipanggil namanya harap tunjuk tangan.."

'Habis, ekspresi wajahmu lucu'
Terus terbayang di benak Harleen juga senyumannya. Sori menyikut lengannya, mengisyaratkan untuk fokus.

"Amsori.." Sori mengangkat tangannya.

Harleen baru mengetahui nama lengkap Sori adalah 'Amsori'. Sangat unik baginya karena terdengar seperti kata I'M sorry .

Harleen terus memperhatikan, ia ingin mengetahui nama mask boy.

"Arsya Rhakai..." Mask boy mengangkat tangannya.

'oh namanya Arsya Rhakai...' gumam Harleen yang masih tersenyum.

Nama Harleen masih sangat jauh karena absen huruf A sangatlah banyak, dan ketika namanya dipanggil ia mengutuki sang guru yang memanggil namanya.

"Harleen Xenon pho-... Harleen bagaimana cara membaca namamu?" Tanya guru itu.

Ia benci nama lengkap nya dan kini ia disuruh untuk menyebut nama bodoh itu

"Harleen Xenon Phoenix Ann" ucap Harleen dengan nada ketus.

"Ann... Namamu lucu" ucap mask boy kepadanya. Sebenarnya ia ingin marah karena dipanggil dengan sebutan Ann yang adalah nama ayahnya.

"Kau memanggilku dengan sebutan yang berbeda, KAI" ucap Harleen.

"Kau juga memanggilku dengan sebutan yang berbeda. Sudahlah, kita memanggil satu sama lain dengan nama ini. Seperti panggilan kesayangan"

Wajahnya kembali memerah padam, ia berusaha menghilangkannya dengan terus menoleh kearah Sori.

" Dia siapa? Terlihat sangat dekat denganmu" tanya kai.

Sori menoleh karena merasa dibicarakan, ia melihat wajah merah padam Harleen.

"Ya, dia temanku" ucap Harleen.

'apakah wajahnya memerah karena ia merasa aku istimewa? Dia pasti memiliki perasaan yang sama denganku. Kalau begitu, tunggu aku tumbuh lebih besar dan berani untuk mengungkapkannya' gumam Sori.

Ya, Harleen memiliki perasaan yang sama dengan Sori. Namun ia harus menelan pahitnya kenyataan bahwa perasaan itu bukan untuknya

THE PHOENIX: A.R.A.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang