Uhukk!!!"Dad lihat!" seorang pemuda dengan girangnya memanggil daddy-nya dan menunjuk sesuatu yang menyenangkan menurutnya.
"Hm?" sang daddy yang melihat anaknya antusias menoleh ke arah yang di tunjuk.
"Wahhhh hahahah dia meringkuk."
"Kau menyukainya?"
"Uhmm lihat dad dia menggeliat seperti cicak hahahaha."
"Hee jadi anak daddy lagi bahagia huh?"
"Uhmm."
Marvin pemuda yang tengah girang itu menatap binar pemandangan di depannya. Dimana seseorang tengah meringkuk kesakitan karena dua tangannya yang di tancapkan sebuah paku di dinding.
"Baiklah baby, kita sudahi tontonan ini. Sudah saatnya kamu untuk tidur siang," ujar Valdo sang Daddy.
"Gendong daddy~" rengek Marvin. Dengan senang hati Valdo menggendong putra bungsunya.
Ah jika di fikir kapan putranya mulai menyukai hal seperti ini.
Valdo mulai mengingat saat dimana putranya menyukai saat menyiksa dan membunuh seseorang.
Flash back On
"Dad kamu ngapain?"
Valdo terkejut dengan keberadaan putranya, bagaiamana bisa Marvin berada di tempat yang tidak seharusnya.
"D-daddy ng-ngapain?" ujar Marvin dengan keringat basah di dahinya.
"Ahh kita hanya sedang menghukum seorang bajingan tuan muda," jawab Geo santai.
Valdo menatap tajam Geo yang seenaknya saja menjawab pertanyaan bungsunya.
Marvin mendekat ke arah mereka, disana Marvin melihat seorang yang tengah terkapar dengan darah yang mengalir dari punggungnya.
Bukan nya takut Marvin malah penasaran. Ia mengambil sebuah pisau kecil dan mencoba menggores luka di punggung pria yang tengah terkapar itu. Saat punggung itu terluka Marvin menatap kagum akan darah yang mengalir dari luka tersebut.
Valdo terkejut dengan kelakuan Marvin, ia fikir putranya akan ketakutan dan takut jika melihatnya, tapi kenapa malah kebalikannya.
Flash back off
Valdo suka putranya yang seperti ini, manja dan penurut.
"Daddy," panggil Marvin.
"Hm?"
"Ke Indonesia yuk, Aku pengen sekolah lagi,"ucap Marvin tiba-tiba yang membuat Valdo menghentikan langkahnya.
"Kau serius dengan itu sayang, kamu kan sudah lulus?" Valdo heran dengan permintaan putranya, mengapa tiba-tiba sang putra meminta untuk bersekolah kembali.
"Aku serius daddy, lagi pula apa wajah ku terlihat jelek dan tua?" tanya Marvin dengan sedikit melengkungkan bibirnya ke atas.
"Ey tidak kau tampan dan cocok menjadi anak sekolahan," jawab Valdo cepat, jika ia tak segera menjawab bungsunya akan rewel.
"Kau mau sekolah yang mana hm?"
"Sekolah mana aja, asal banyak para pembully," jawab Marvin menggebu-gebu.
"Kenapa begitu?"tanya Valdo tak suka.
"Daddy, aku pengen di bully." Valdo menghela nafas mendengar perkataan Marvin. Ada-ada saja permintaan putranya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin 2 ✔
Teen Fictionbook kedua dari Marvin, jadi yang belum baca silahkan ke book satunya ye biar nyambung. Bahasa campur aduk. keep halal sistah!🦊