8.

7.6K 985 88
                                    


Selamat membaca...





Marvin mengerjapkan kedua kelopak matanya yang perlahan terbuka. Saat akan mengusapnya sebuah tangan menghentikan pergerakannya dan menggelengkan kepala ke arahnya.

Ia menggeliat sebentar kemudian duduk yang di bantu Valdo di sampingnya. Marvin menguap kecil sang daddy menutupnya dengan salah satu tangannya.

"Daddy," panggilnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Hm?"

"Daddy tidak kerja?"

"Hari ini, daddy berangkat agak siangan," jelas Valdo. Marvin hanya beroh ria saja.

Marvin akan beranjak dari tempat tidurnya, namun dengan cepat Valdo menghentikan itu. Ia mengangkat Marvin ke dalam gendongannya. Kemudian membawa Marvin ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Marvin sendiri tidak berontak, ia malah menyamankan posisinya ke bahu tegap sang daddy.

Setelah selesai membersihkan Marvin,Valdo memakaikan pakaian santai pada putranya.

Kini Marvin sudah rapi dengan sweater hitam dan jeans yang juga berwarna hitam.

"Loh dad, Marvin kan mau sekolah?" protes Marvin.

"Hari ini tidak ada sekolah," jawab Valdo.

"Eh kenapa?" tanya Marvin tak terima.

"Ini hukumanmu Marvin, apa yang kau lihat kemarin sama sekali tidak daddy izinkan. Jika kakakmu tau, kau akan di kurung seminggu penuh," jelas Valdo. Ia yakin jika putranya tengah kesal.

"Tapi dad..."

"Tidak ada tapi Marvin. hari ini kamu, daddy hukum tidak bersekolah. Diam dirumah tanpa menyentuh lantai. Jika daddy tau kamu melanggar hukuman kali ini, maka daddy tak akan segan menambah hukumanmu."

Marvin melotot kan kedua matanya. Saat akan menjawab Valdo lebih dulu menyelanya.

"Dan tidak ada bantahan!"

Marvin menghela nafas. Jika seperti ini ia tak bisa menyanggah ataupun membantah. Ingin sekali membantah, namun jika itu terjadi ini akan panjang dan ia akan bosan. Jadi lebih baik ia menurut hari ini.

"Kita kebawah," ujar Valdo. Marvin hanya mengangguk lesu.

Valdo mengangkat kembali Marvin ke dalam gendongannya berjalan ke bawah untuk sarapan pagi.

"Tapi dad.."

"Hm?"

"Apa aku boleh ke ruang b-

"Tidak."

Dengan cepat Valdo menjawab ucapan Marvin.  Pemuda itu lagi-lagi menghela nafas, ia mengeratkan pelukannya.

"Daddy, maafin Marvin," cicitnya.

Valdo tergelak mendengarnya. Kenapa putranya begitu manis.

Ia mengelus punggung bungsunya lembut. "Daddy maafin nak, tapi hukuman tetap berjalan," jawab Valdo ia mengecup rambut wangi milik putranya.

"Baiklah,"balas Marvin lesu.

_____________

"Geo, aku mau es krim," rengek Marvin. Ia bosan setengah hidup, sedari tadi yang di lakukan hanya tiduran di tempat tidur.

Daddynya sudah berangkat beberapa jam yang lalu. Ia sangat bosan! Kenapa sih daddynya itu memberikan hukuman yang membosankan.

"Sudah saya pesankan tuan muda," jawab Geo setelah sempat berbicara dengan benda canggih yang berada di telinganya. Apa itu namanya ngab?

Marvin 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang