Selamat membaca...
Arka menghampiri Geo yang tengah memmbereskan mayat-mayat ketiga remaja yang sudah di bunuh oleh tuannya.
Namun ia di kegetkan dengan gebrakan Pintu yang di buka secara kasar oleh Arka.
Braakk
"Tangkap dia!" titah Arka kepada pengawal yang belakang nya.
Geo hanya pasrah saat dirinya di seret oleh oara pengawal lainnya.
"Bawa dia keluar Mansion, ikat dia di tiang yang sudah di siapkan. Dan buka bajunya!" lanjut Arka kemudian keluar dari sana. Para pengawal itu menuruti titah sang tuan.
Arka harus menyiapkan sesuatu untuk menghukum Geo.
Beralih ke Marvin yang baru saja bangun dari tidurnya. Ia langsung berdiri dan berlari, perasaannya tak karuan. Fokusnya saat ini adalah Geo sang ajudannya.
Apalagi saat bangun ia tak menemukan Geo dimanapun. Hatinya was was, bak kesetanan ia mencari keberadaan Geo. Ia takut kakaknya melakukan hal-hal yang membuatnya bisa kehilangan sang ajudan untuk kedua kalinya.
Pasangannya tak berhenti meliar, hingga sampai lantai bawah ia mendengar sesuatu di luar Mansion. Suara itu terdengar seperti suara Geo.
Ia langsung berlari ke teras depan. Marvin melotot saat melihat Geo dengan kondisi mengenaskan. Ia mengampiri kakaknya yang tengah menyiksa sang ajudan.
"Kak apa yang kau lakukan?" tanya Marvin.
"Kau tidak lihat hmm? Kakak lagi menghukum ajudanmu ini," jawab Arka singkat.
"Apa tidak ada hukuman yang lebih elit?" celetuk Marvin, ya tuhan hukuman gila macam apa ini.
"Nanti kamu nangess," sinis Arka menatap ke arah Adiknya yang mendengus karena perkataannya.
"AHAHHA DEMI KATAK KAWIN TUAN HENTIKAN AHAHAH!!" teriak Geo jangan lupakan gelak tawanya.
"BUAHAHAAHHAHHA YA TUHAN HAHAHAHHA."
Marvin menatap Geo miris, percuma saja ia khawatir tadi buang-buang fikiran saja. Ia memandang bosan lalu menghenttakan kakinya kemudian pergi dari sana.
Arka mengendikkan bahunya dan melanjutkan aktifitasnya yang tertunda. Ia mengganti bulu ayam itu dengan kemoceng.
Nafas Geo tersenggal-senggal. Ia menatap horor pada sang Tuan yang membawa kemoceng yang penuh bulu itu.
"AHAHAHHA BUAHAHHA AMP AHAHHA AMPUN TUAN HAHAHAH," demi muka keriput tuan besarnya ia lelah tertawa.
Yaps kalian benar, Geo di hukum.dengan cara di gelitiki. Arka menyuruh pengawal lainnya mengikat Geo di tiang dan melepaskan semua pakaiannya agar ia gampang untuk melancarkan aksinya yaitu 'mari menggelitik'
Dah lah Skip.
"Sia-sia aku khawatir. Dasar!"
"Apa ga ada hukuman yang lebih elit gitu?"
"Dasar mafia gadungan."
"Eh tapii bagus juga sih, secara kan Geo ga terluka aku ga khawatir," gerutu Marvin.
"Ada apa baby hm?"
Marvin menoleh ke asal suara yang ia yakini daddynya. Kemudian berjalan ke arah Valdo dengan merentangkan kedua tangannya.
Valdo mengangkat sang putra ke gendongan koalanya. Kemudian bertanya kembali, "Ada apa hmm?"
"Itu daddy masa si kakak ngehukum caranya ga elit banget sih," adunya dengan mulut berkurucut.
Valdo mengernyit heran, "Memangnya Geo di hukum dengan apa?"
"Di gelitiki tuh di depan mansion,"jawab Marvin, Valdo tergelak yang langsing di tatap tajam oleh putranya.
"Ekhem, dari pada Geo di siksa baby, lebih baik seperti itu."
"Tapi daddy..." rengek Marvin ia masihlah kesal.
"Sstttt lebih baik temani daddy menghukum.salah satu tikus hmm?" ajak Valdo. Ia tah tahan melihat wajah merengek bungsunya.
"Bolehkah!?" tanya Marvin antusias.
"Iya, asal hanya menonton okay," balas sang daddy.
"Aye kapten!"
Ngabb...

KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin 2 ✔
Ficção Adolescentebook kedua dari Marvin, jadi yang belum baca silahkan ke book satunya ye biar nyambung. Bahasa campur aduk. keep halal sistah!🦊