Enjoying~
Marvin menatap cermin dengan lekat. Ia tak habis fikir, bagaimana bisa dan mengapa. Bahkan tak ada yang menolak fakta ini, Fakta mengangumkan yang hanya di miliki ia sendiri.
Berulang kali kata 'bagaimana' terlintas di benaknya. Rupa yang bisa membuat 1 negara kagum dan iri, tubuh yang di baluti tuxedo navi yang membuat rupa itu semakin berseri-seri.
Sebuah mawar putih terselip di saku kiri tuxedo itu, membuatnya terlihat menawan dan lakik!
"Ya tuhan, makhluk tampan siapakah di pantulan cermin itu!" ujarnya sembari mengurai anak rambutnya kebelakang.
Marvin berpose keren dan menikmati ketampanan dirinya sendiri.
"Ah kasihan sekali Geo, dia yang menikah aku yang akan jadi tokoh utamanya. Tapi mau bagaimana lagi, siapa sih yang menolak aura orang tampan ." Marvin menjilat kedua tangannya dan kembali mengurai anak rambutnya kebelakang.
Pertama kalinya Valdo dan Arka di buat jengah oleh si bungsu. Bayangkan saja pemuda itu sudah 1 jam an berkaca dan mengucap kalimat berbeda dengan makna yang sama.
Bolehkah mereka tenggelamkan saja Marvin di comberan? Ah tidak, mereka terlalu menyayangi bocah itu. Bagaimana bisa mereka tega memikirkannya.
"Marvin, sudah cukup berkaca nya, kita harus pergi ke aula," ujar Valdo.
"Tunggu sebentar Daddy, biarkan anakmu ini menikmati ketampanan ini," balas Marvin penuh drama.
"Ya ampun!"
Karena sudah tak tahan dengan kepdan adiknya, Arka membawa paksa Marvin dalam gendongannya.
"Oy kak! Turunkan, nanti pakaian ku lecet? Bagaimana jika nanti aku tak tampan lagi!"
"Kak, lihat mawar nya jatuh satu kelopak!"
Mengabaikan ocehan sang adik, Arka terus membawanya ke aula tempat dimana pernikahan Geo terlaksana.
Setelah sampai Arka menurunkan Marvin. Melihat kesamping dimana wajah adiknya yang cemberut.
"Kau terlihat seperti babi jika seperti itu," ejek Arka.
"Dari pada kakak terlihat seperti babi ngepet!" balas Marvin.
"Diam anak kecil!" Marvin mengembungkan pipinya, ck apa-apaan kakaknya ini, menyebalkan sekali.
Tatapannya menatap sekitar, hingga tatapan itu terhenti dimana Geo mengecup dahi mempelai wanita, atau bisa di katakan Istri Geo.
Yah acara sudah mulai sedari tadi atas suruhan Valdo. Ia tak ingin karena kenarsisan putra bungsunya acara ini bahagia ini berjalan terlalu lama.
Yah benar, semua nya di tanggung oleh Valdo. Awalnya Geo menolak namun tentu saja dengan ancaman yang ia berikan Geo akhirnya luluh.
Keluarga Dorofey sudah menganggap Geo seperti keluarga sendiri. Mereka juga ingin melihat bagaimana Geo berbahagia di acara bahagianya ini.
Geo menikah dengan wanita pilihannya sendiri. Saat itu Marvin hanya bercanda dengan ucapannya. Marvin mengatakan hal itu agar Geo bersabar menunggunya, tanpa ia tau jika Geo sendiri rela melakukan apapun untuk dirinya.
"GEO!!!"
Marvin berteriak memanggil Geo, yang membuat sang empu menoleh ke asal suara melengking itu. D Dengan cepat ia merentangkan kedua tangannya menyambut sang tuan muda yang tengah berlari ke arahnya.
"Tuan muda."
Mereka berpelukan layaknya teletubies. Marvin memeluk erat Geo, matanya berkaca-kaca. Ia tak tahan air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya keluar.
"Geo, kau bahagia?" ujarnya menatap Geo dengan air mata yang bergelimang.
Geo yang melihat itu hanya tersenyum haru, "Ya saya bahagia, sangat!" balasnya.
Bagaimana bisa ia tak bahagia, melihat tuan mudanya akhirnya di nyatakan sembuh. Melihat bagaimana tuan muda kecilnya hadir di haru bahagianya.
"Selamat yah Geo, aku berdoa untuk kebahagiaanmu, terimakasih karena tak bosan menjagaku."
Geo menatap Marvin, retinanya memburam. Bisa ia rasakan air mata meluncur dengan sendirinya.
Fyi- ga usah kenalan sama bini Geo :v
"Rio pasti bangga padamu. Lihatlah istri Geo sangat bahenol, bokongnya gede tapi perutnya ramping, habis itu mana oppainya gede. Pantas saja Geo terpesona," bisik Marvin yang membuat pipi Geo memerah.
"Nanti malam kalau mengrepe jangan lupa videoin yah, kan mayan dapat tontonan xnxx gratis," lanjutnya.
Ya tuhan tolong tenggelam Geo kedalam lautan, bahkan mukanya memerah menahan malu. Bagaimana bisa tuan mudanya begitu blakblakan seperti ini.
Kemana tuan mudanya yang polos seperti pantat bayi itu?
"Heh mulut!" Deya mencomot bibir Marvin.
Jangan bilang jika Marvin itu berbisik jika suaranya bahkan terdengar jelas oleh benerpaa orang di dekatnya.
"Ish kak!"
"Nakal yah, awas aja nanti kakak hukum kamu," ancam Deya.
"Boleh kak hukum aja, asal dapat video mantap-mantap!"
"Oh gitu yah gitu!!" Deya menjewer telinga Marvin, sementara tangan satunya menarik kuat hidung Arka, suaminya.
"By kok hidungku di tarik sih!" kesalnya tak terima.
"Biar adil, lagi pula siapa yang mengajarkan Marvin seperti itu jika bukan kamu!" tuduh Deya.
"Tidak, bukan aku by."
"Iya atau bukan terserah!" poor Arka~
Kadeya tampil cantik dengan Drescode berwarna Navi. Dres panjang sexy yang memperlihatkan belahan dada dan punggung putih serta mulus milik wanita cantik itu.
Rambut di sanggul ke atas di padukan dengan aksesoris simple dengan kalung permata di lehernya yang mulus, anting pertama yang simple.
Kadeya benar-benar cantik nan elegant.
'Gini deh pokoknya, gatau bikin deskripsi aku pokok rambutnya di sanggul!'
Acara berjalan dengan lancar hingga selesai. Marvin tertidur di pangkuan Valdo, awalnya pemuda itu kekeuh ingin menemui Geo di kamar pengantinnya dan melihat bagaimana ajudannya itu menggagahi wanitanya.
Kadeya menepuk jidat, di tinggal sebentar saja adiknya bahkan semesum ini.
Lihat saja, ia akan menghukum suami serta mertuanya. Ini pasti ulah mereka yah!
Tbc
( ͡° ͜ʖ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin 2 ✔
Fiksi Remajabook kedua dari Marvin, jadi yang belum baca silahkan ke book satunya ye biar nyambung. Bahasa campur aduk. keep halal sistah!🦊