Enjoying~~~
"Ey , cade baby terlihat menggemaskan seperti biasa, ututututu." Marvin memainkan pipi tembam cade dengan gemas. Kadeya terkekeh melihat dua baby kecil dan besar di hadapannya.
"Hey, hari ini adalah hari dimana usiamu menginjak 1 tahun," tutur Marvin. "Cade...semoga kau selalu di berkati dan menjadi orang yang membanggakan saat besar nanti." Marvin tersenyum sangat manis.
"Aduhh, rupanya pamannya ini sangat menyayangi keponakannya yah, mamanya jadi terlupakan nih" ledek Kadeya dengan nada yang di buat lirih.
"Lihat Cade, jangan kau tiru perilaku seperti itu mengerti," ujar Marvin menasehati. Cade baby hanya mengerjapkan netra bulatnya polos. Menatap Marvin yang sedang berbicara dengan kepala di miringkan.
"Ya ampun, Cadenya paman ini kenapa sangat menggemaskan sekali!!" Gemas Marvin. Dengan perasaan gemas yang tak tertahan, ia mencubit pipi Cade dengan keras hingga bocah itu nangis dengan sangat keras.
"Huwaaaa!!!!"
Kadeya melotot kan matanya. Ia dengan gemas juga mencubit pipi Marvin yang sayangnya meleset karena bocah itu malah menghindar.
"Bleee tidak kenaa wleee," ledek Marvin. Ia mengejek Kadeya karena tak bisa menangkapnya karena Cade yang tengah menangis.
Dengan sengaja ia membelakangi Kadeya dan memukul pantatnya sendiri, memelet kan lidahnya dan menatap Kadeya penuh ejek.
Kadeya? jangan tanya lagi. Sudah banyak imajiner yang muncul di dahinya, namun ia tahan dan lebih memilih mengabaikan Marvin lalu menenangkan sang putra yang tengah menangis.
Melihat kepergian Kadeya, tubuh Marvin langsung meluruh. Ia menahan perutnya dengan mencengkram kuat bagian perutnya. Perutnya terasa di lilit oleh sesuatu,perasaan sakit yang sedari ia tahan.
"Sshh, ya tuhann. Kenapa sakit sekali..." lirihnya.
Selang beberapa menit menetralkan rasa sakitnya. Marvin langsung memasang wajah cerianya, mengusap keringat yang berada di dahinya menggunakan tangan.
Berdiri dan membenarkan bajunya yang kusut lalu melangkah ketempat di semua orang berada. Se sampainya di aula dimana semua tamu undangan sudah stay di Tempat mereka, Marvin memasang senyum merekah, ia mendekati keluarganya.
"Dari mana saja kau anak nakal! Kami semua tengah menunggumu, lihat bahkan Cade rewel karena mencarimu." dumel Kadeya. Ia menjewer telinga adiknya itu dengan pelan.
"Aduh kak, tadi Marvin kebelet loh." Marvin memegang tangan Kadeya yang berada di telinganya.
"Sudah bby, lihat para tamu sedang melihat dirimu," ujar Arka. Marvin memberikan jempolnya pada kakaknya itu.
"Huh!" Kadeya melepaskan tangannya dan benar saja semua orang tengah melihatnya. Ia tersenyum canggung.
"Ekhem, Baiklah kita akan memulai acara ini!" ujar Valdo dengan nada tegasnya.
Setelah itu acara di mulai. Semua wajah terlihat berbahagia. Marvin sendiri tengah menyuapi Cade dengan cake yang di sediakan, sekali-kali ia memoleskan cream pada pipi dan hidung Cade.
Saat bahagia itu. Lagi, Marvin merasakan sakit pada perutnya, terus pada ulu hati yang membuatnya sulit untuk bernafas. Perutnya seperti kram, ia tak bisa menahan sakit hingga membuat Arka maupun Valdo yang sedang berbicara bersama koleganya mendekat kearah Marvin, begitu pula dengan Kadeya.
"Marvin kenapa boy?" tanya Valdo dengan sira kekhawatiran.
"Marvin, dek ada apa?"
"Marvin kau dengar kakak? Marvin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marvin 2 ✔
Teen Fictionbook kedua dari Marvin, jadi yang belum baca silahkan ke book satunya ye biar nyambung. Bahasa campur aduk. keep halal sistah!🦊