12.

6.2K 862 62
                                    

Selamat membaca...




Pranggg!!

"Bagaimana bisa kalian lalai menjaga putraku!"ucap Valdo Murka.

Para bodyguard dan maid hanya diam dengan tubuh yang bergetar. Tuan besar mereka sedang Murka, aura Mansion sangat mencekam.

"Bagaimana bisa, huh!!"

Dorr

Dorr

2 bodyguard tergeletak tak bernyawa saat Valdo dengan cepat menanamkan peluru di kepala mereka yang membuat para pengawal dan bodyguard yang lain bergetar ketakutan.

"Saya membayar kalian bukan untuk pekerjaan yang payah dan teledor!"

Payah!! Benar-benar payah. Valdo merasakan emosi yang kentara. Bagaimana bisa ia bisa lalai. Namun kali ini ia tak bisa menyalahkan mereka, karena sepertinya seseorang yang menculik putranya begitu profesional sampai mengecoh keamaan dan penjagaan yang ketat untuk untuk Marvin.

Valdo memijat pelipisnya, ia mengehela nafas kasar. Pria itu amat mengkhawatirkan putranya.

"Aku menemukan titik terangnya dad," ucap Arka yang sedari tadi mengecek cctv dan memeriksa semua dari Marvin berangkat kesekolah hingga ia di culik.

"Siswa ini..." ujar Valdo sambil menunjuk siswa di layar laptopnya.

"Dia adalah Vale, putra dari Vernon Albion, dan yang tengah ia bawa itu adalah Marvin. Sepertinya adik kecilku itu di lumpuhkan terdahulu."

"Bagaimana bisa putra dari Vernon menculik putraku? Apa mereka akan memulai perang," ujar Valdo dengan nada datarnya menatap tajam Vale yang tengah menggendong Marvin.

"Tidak." Arka menggelengkan kepalanya.

"Jelaskan."

"Sepertinya dia tengah membantu seseorang. Yang ku dengar dari mata-mata ku. Dia tengah di hukum karena melecehkan anak dari Draven," jelas Arka. Lebih detailnya ia memberi sebuah kertas pada Daddynya.

"Jadi..."

"Giovani Bagaskara... Musuh pertama dad ketika kita menginjakkan kaki di Indonesia," ucap Arka.

"Giovani? Apa kau sudah menyelidikinya," jawab Valdo.

"Ya, dan kau akan kaget mengetahui fakta ini dad,"balas Arka dengan sedikit kekehan disana.

"Apa maksudmu?"

"Baca ini..." Arka menyerahkan sebuah Kertas berisi data Gio.

"Kita ke kediaman William sekarang!"

Tanpa banyak bicara keduanya pergi ke kediaman William, hanya berdua tanpa pengawalan apapun.

Skip...

"Jadi apa disini ada yang bernama Giovani Bagaskara?" tanya  Valdo to the point.

Setelah tadi menyelesaikan drama karena Darel tak ingin lepas dari Arka. Karena merasa a cemburu Dion dan Austin membawa adik bungsunya itu keluar entah kemana, yang penting menjauhkannya dari Arka.

Kini hanya tertinggal Alex, Brianna, Valdo dan Arka. Melihat wajah serius dari keduanya Alex dan Briana mengajak mereka untuk.ke ruang kerja Alex.

"Ya kami mengenalnya, dia bahkan tinggal disini,  " jawab Alex.

Valdo mengepalkan tangannya. "Dimana dia sekarang?"

Alex terkejut dengan nada bicara sahabatnya ini. " dia tidak disini sekarang." jawaban Alex membuat Valdo menggebrak meja.

Brakk

"Dimana dia sekarang!"

"Dad tenanglah!" ujar Arka menenangkan.

"Bagaimana bisa kau berkata tenang sementara adikmu di culik oleh sialan itu!" balas Valdo, ia menatap putramya penuh amarah.

"Tunggu sebentar apa yang terjadi Valdo, kenapa kau mencari Gio. Culik? Siapa yang di culik?" tanya Brianna. Melihat wajah penuh amarah milik sahabatnya ia yakin ada sesuatu.

"Bajingan bernama Gio itu, menculik putraku!"

"Apa!!" kaget Brianna.

"Valdo, kau yakin dengan itu?" Alex bertanya dengan tenang meski ia sedikit kaget tentang itu.

"Ya, semuanya sudah jelas. Aku mendapatkan buktinya," jawab Valdo dan menyerahkan beberapa data maupun bukti yang di serahkan oleh Arka.

"Keparat itu!"

🐖🐖🐖


"Aku heran, dulu kau menculik putra bungsu William sekarang keluarga Dorofey?" Vale terkekeh pelan sambil mengelus rambut Marvin. Sementara ia menatap Gio.

"Ck, itu semua bukan urusan mu," balas Gio.

"Berapa banyak stok nyawamu sih?"  Gio tak menjawab.

"Kau tahu? Berbeda dengan William, Dorofey tak akan mengampunimu, meski kau bersujud dan air mata darah sekalipun mereka tak akan luluh saat kau menganggu ketenangan mereka," Jelas Vale. Ia beralih menatap Marvin.

"Mereka tidak akan tau jika aku yang menculik nya."

Vale tertawa dengan keras. Sungguh mengapa orang di depannya ini sangat bodoh.

"Kau tau?  Saat ini mereka sudah mengetahuinya. Aku yakin juga jika mereka tau jika aku yang menculik Remaja ini."

"Baguslah jika seperti itu, maka ia tak akan mencurigai ku," balas Gio dengan seringainya. Ia memang sengaja meminta pertolongan dari Vale agar bisa menjadi tameng untuk dirinya.

Karena keluarga Dorofey maupun Albion sudah menjadi musuh sejak lama. Ia tau itu.

"Ahh kau salah paman. Meski mereka tahu jika aku yang membawa Marvin. Mereka akan mengetahui seluk beluknya."

Gio mengernyit heran. "Apa maksudmu?"

"Selain kau mengetahui jika Keluargaku dengan Dorofey bermusuhan. Apa kau mengetahui jika Dorofey dan William bersahabat baik?"

Gio membulatkan matanya. "Jangan bercanda!"

"Apa aku terlihat sedang bercanda?"

Melihat wajah serius Vale, Gio mengepalkan kuat kedua tangannya. Mengapa ia baru mengetahui hal itu.

Jika seperti ini. Ia tidak akan lagi di terima di keluarga William. Bahkan berita buruknya,mereka akan menjauhkan Darel darinya. Ini tak boleh terjadi.

Ia menatap Marvin yang terlelap. "Jika seperti itu, aku cukup membawanya kabur cukup jauh dari sini "

Vale tergelak. Ya tuhan ini sangat lucu. Apa ia boleh bermain-main sebentar dengan pria di depannya ini.

"Oh aku akan membantumu," ujarnya dengan seringai  yang tak di lihat oleh Gio.

"Hm?"

"Kau bisa tinggal di mansion kami," tawar nya.

Gio menatap Vale curiga. Ia tak bisa mempercayai pemuda di hadapannya ini.

"Itu sih kalau kau mau. Kau tai sendiri jika kami tak akan membocorkan hal tersebut. Bahkan mereka akan menyukainya ketika  mengetahui jika musuh keluargaku hancur," ujar Vale penuh siasat. Ia menyipitkan kedua matanya serta seringai setan yang sedari ia tahan.

Gio terlihat seperti menimang ajakan Vale. Semua yang di katakan pemuda itu ada benarnya. Tanpa mengetahui bahaya yang menantinya, ia mengangguk mengiyakan.

"Baiklah, aku akan pulang terlebih dahulu karena oma menghubungi tadi, aku akan membawa Marvin terlbih dahulu. Kau harus menyusul nanti," ujar Vale. Ia meninggalkan Gio dengan Marvin di dekapaannya.

Sementara Gio sempat akan protes karena Vale juga membawa Marvin. Namun Vale sudah hilang dari pandangannya.


                                       ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Hey...

Marvin 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang