20. DEA-O

111 13 12
                                    

Drttt drtt drtt...

Suara getaran notifikasi handphone membuat Dea mengalihkan pandangannya ke atas nakas meja kamarnya. Terdapat pesan dari seseorang yang telah mengganggu pikirannya beberapa hari ini.

Deo jayura :
De, temenin aku makan. cepet prepare. ntr lagi aku otw ke rumah kamu

Dea :
ga

Deo Jayura :
emangnya aku meminta persetujuanmu?
maaf ya kak, ga tanya dan ga terima penolakan 🙏

'Dasar, lelaki pemaksa.' Gerutu Dea dalam hati.

Dea tak perduli dengan ajakan Deo. Ia terus melanjutkan membaca novel kesukaannya ditempat ternyamannya, yaitu pulau kapuk.

Namun, ia baru sadar bahwa Deo tidak pernah bercanda dengan ucapannya sendiri. Alhasil, dengan langkah berat Dea masuk kamar dan memilih baju yang ada di lemari nya.

Dea mengambil beberapa baju terbaiknya. Ia mencoba satu persatu, namun tak ada satupun yang membuat ia merasa cocok. Dea merasa frustasi. 

Semakin lama, waktu semakin berkurang. Dea dengan pikiran yang sudah buntu bergegas memasuki kamar mamanya dan memilih beberapa baju yang menurutnya pantas untuk ia kenakan.

"Mau kemana, De?" tanya Mamanya heran.

"Mau beli makan, Ma." jawab Dea sembari terus mengeluarkan satu persatu baju mamanya.

"Dimana? tumben banget cuma beli makan nyari bajunya serepot ini." kata mama Dea dengan tatapan curiga.

Seakan baru sadar dari hipnotis. Dea langsung bergegas kembali ke kamarnya. Dea merasa heran pada dirinya sendiri yang terlihat sangat repot dan perduli terhadap penampilan, padahal hanya menemani untuk mencari makan bulan berkencan.

"Huft, macam orang jatuh cinta saja."  gumam Dea pada dirinya sendiri didepan kaca.

Tidak banyak waktu. Dea menyingkirkan dress dan memilih untuk memakai hoodie hitam dipadukan celana jeans. Dea tak ingin membuat Deo menunggu. Karena jika hal itu terjadi pasti Deo akan menunggu didalam rumahnya dan Dea akan diomeli oleh mamanya karena membuat orang menunggu.

Beres. Dea memandangi dirinya didepan kaca. Ia merasa pucat dan terlihat tidak ada gairah untuk hidup. Alhasil, Dea memutuskan untuk memakai bedak tabur dan menambahkan sedikit sentuhan liptint agar terlihat lebih fresh.

Tok tok tok

Suara pintu terketuk. Pas sekali rasanya, Dea selesai bersiap dan Deo sudah sampai dirumahnya.

"Assalamualaikum," salam Deo jeda dengan ketukan.

"Waalaikumsallam," jawab bersamaan antara Dea dan Mamanya.

Mama Dea berjalan untuk membuka pintu. Terlihat lelaki tampan berkulit bersih dengan pakaian kaos biru polos dengan celana selutut berwarna hitam tersenyum lebar menatap mama Dea.

"Sehat te?" tanya Deo basa basi sembari meraih tangan Mama Dea untuk bersalaman.

"Alhamdulilah sehat. tumben banget kesini, ayo sini masuk nak," ajak mama Dea.

"Ga usah, ma. langsung aja biar ga kemaleman." sanggah Dea sembari menutup pintu kamarnya.

"Oh, ternyata janjian. pantesan rep--" Dea membungkam Mamanya dengan tangannya. Sungguh, jika Deo tau tentang hal itu. Dea akan kebingungan untuk menaruh wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEA-OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang