9. DEA-O

1.6K 150 23
                                    

Deo kembali dengan membawa seragam yang ia beli di koperasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deo kembali dengan membawa seragam yang ia beli di koperasi. Ia memberinya pada Dea yang masih setia menunggu didepan toilet.

"Pakek!" perintah Deo.

Dea menggeleng.

"Pakek gak?"

Dea tetap menggeleng. "Mau lo pakek sendiri atau gue pakek in?" ujar Deo dengan mengancam.

Dea refleks menyilangkan tangannya didepan dadanya membuat Deo tertawa geli.

"Ini aja," jawab Dea sembari menunjuk baju yang ia pakai.

"Itu seragam lo bau bakso terus juga masih basah ntar bisa bikin lo masuk angin," terang Deo.

Dea lama berpikir. Membuat Deo menjadi gemas, ia langsung membalikkan tubuh Dea dan mendorongnya untuk memasuki toilet.

Dea pasrah menghadapi sifat keras kepala Deo. Melawan saja rasanya percuma.

Dea mengganti seragamnya dengan sangat hati-hati, ia bisa melihat bagian tangan dan perutnya yang melepuh menimbulkan rasa nyeri.

Dilain sisi, Deo tengah menyender ditembok memainkan hpnya sembari menunggu Dea keluar. Tak menghiraukan tatapan memuja dari para gadis yang tak sengaja melewati toilet tersebut. Deo menegakkan badannya saat melihat Dea yang tengah memakai seragam yang kebesaran.

Tanpa aba-aba Deo menarik tangan Dea. "Kemana?" tanya Dea.

"Raja ampat," sahut Deo.

Dea mendengus. Dan memilih mengikuti Deo saja tanpa mau banyak bicara. Ternyata Deo membawanya ke ruang UKS.

"Lo duduk disini! Gue mau nyari anak pmr yang jadwal jaga sekarang," ujar Deo.

"Buat?"

"Ngajak main arisan,"

Dea mengangguk percaya membuat Deo menghela nafas kasar. Satu fakta yang bisa ia  ketahui saat ini adalah jika Dea mudah dibohongi.

"Buat nyembuhin luka batin dan fisik lo lah,"

Deg. Luka batin? Mengapa perkataannya seolah menyindir dan sampai diulu hati?

Raut wajah Dea berubah menjadi semakin dingin. Deo langsung kelabakan, apakah ia salah bicara?

"Aku sembuh,"

"Apanya sembuh? Liat! Itu luka makin merah De," ucap Deo sambil dengan menunjuk tangan Dea yang melepuh.

Tanpa menunggu jawaban Dea. Deo segera keluar dan berlali mencari penjaga pmr.

DEA-OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang