11. DEA-O

1.6K 151 46
                                    

Cuaca malam ini mendung. Membuat rembulan dan bintang tak terlihat. Kini mereka berdua berada dimotor yang dikendarai cukup cepat.

"Lo kok gak bilang kalau jadi guru les privatnya adek gue sih De," ujar Deo.

'Bilang? Padahal aku juga baru tahu kalau Davina adik dari kamu,' jawabnya dalam hati.

Dea hanya mengendikkan bahunya acuh. Sedangkan kini mereka terjebak oleh macet.

"Padahal gue kira yang jadi guru adek gue udah ibu-ibu. Eh ternyata malah malaikat berparas ayu," terang Deo dengan sedikit menggombal.

"Pantesan juga Davina marah kalau manggil lo ibu-ibu," sambungnya.

"Kok macetnya lama sih?" keluh Deo.

Dea hanya diam tak menanggapi segala ocehan Deo.

Seseorang lelaki dewasa melintas disebelah motor Deo. "Permisi pak, Kalau boleh saya tahu didepan ada apa ya?" tanya Deo membuat yang ditanya berhenti.

"Kecelakaan mas,"

Deo mengangguk mengerti. Ia berucap, "Makasih pak,"

Orang itu berlalu. Dan posisi mereka saat ini semakin dekat dengan posisi terjadinya peristiwa.

Deo fokus mencari celah agar segera bisa sampai. Mata Dea terkunci pada segerombolan orang yang tengah membantu orang kecelakaan tersebut. Entah kenapa, ditempat itu terdapat sebuah sepeda persis seperti yang ia punya dirumah. Apakah ini hanya kebetulan?

Dea menepis segala pikiran buruk yang berada dipikirannya. Matanya terus meneliti setiap orang yang berada disitu. Hingga seseorang tengah membopong wanita dewasa yang tengah banjir darah. Ia memakai baju yang sama persis dengan mamanya punya.

Penasaran. Itulah yang ada dipikirannya saat ini, ia ingin memastikan bahwa pikirannya ini hanya karena faktor mengantuk.

Dea turun dari motor Deo. "Eh, mau kemana De?" tanya Deo.

"Sana," ucapnya dengan menunjuk tempat kejadian.

Dea menerobos orang-orang bergerombol. Saat ia berhasil berada didepan seseorang yang membopong wanita itu. Badannya merosot lemas seperti tak bertulang. Tanpa dikomando, air mata menetes dengan deras. Badannya gemetar dengan hebat.

Dea menepuk pipi korban kecelakaan tersebut yang ternyata dia adalah, "Mama,,," cicit Dea.

"MANA YANG NABRAK MAMA SAYA?!"

"Ibu ini korban dari tabrak lari, ini ibu adek?"

Tabrak lari? Ya tuhan,, apalagi ini.

Dea dengan sigap berlari ditengah jalan raya memberhentikan semua mobil untuk membawa mamanya ke rumah sakit terdekat. Namun sama sekali tidak ada yang mau berhenti. Membuat Dea semakin tidak karuan.

Deo yang berada lumayan jauh dari Dea mengernyit heran, tampilan Dea sangat berantakan ada bercak noda darah dibaju putihnya.

Deo bergegas menghampiri Dea karna sepertinya ada kejadian buruk yang terjadi. "Kenapa De?"

"Mama,, mama aku,, ditabrak," ujar Dea sesenggukan.

"Ayo bantu! Hiks- mama aku Deo, cariin angkutan," ujar Dea sembari menggoyangkan kedua pundak Deo.

Deo segera menetralkan wajah terkejutnya. Ia berkata, "Kamu tenang, aku bantuin,"

Deo mencari bantuan bahkan Deo mengimini mereka dengan uang yang cukup besar jika mau mengantar. Singkat cerita, mereka telah sampai dirumah sakit terdekat.

DEA-OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang