9. Masih Menutupi

1.9K 297 39
                                    

'Jika bersamanya membuatmu merasa sedikit baik-baik saja. Maka lakukanlah, agar nanti ketika kamu paham di mana tempat pulang sesungguhnya hatimu tidak akan pernah ragu lagi dan logikamu tidak akan pernah memaksamu untuk berbohong.'

Al-Khawarizmi & Humairah

~Thierogiara

***

Mungkin bisa siapkan hati dulu, ini lumayan menyesakkan.

***

Rasanya Al tidak ingin jauh-jauh dari Aira, senyum wanitanya itu menjadi candu dan Al akan gila jika tak lagi bisa melihatnya. Lantunan salawat menemani mereka siang ini, tangan Al dengan telaten membersihkan jeruk dari seratnya lantas menyuapkan jeruk tersebut ke dalam mulut Aira begitu jeruknya sudah bersih.

"Asem banget padahal," ujar Al, sebelumnya dia sudah mencobanya dan ya jeruk tersebut sangat asam bahkan lidah Al sampai terkejut dibuatnya.

Aira hanya tersenyum, mungkin karena hamil muda, mangga yang masih mentah bahkan terasa biasa saja di mulutnya.

"Seneng deh kalau Mas di rumah," kata Aira. "Jadi ada yang ngupasin jeruk," lanjut Aira, dia adalah ratu meski Al bukanlah seorang raja, namun perlakuan laki-laki itu jauh lebih baik dari seorang raja.

"Jadi mau Mas di rumah aja?"

Aira tertawa. "Nanti kita nggak bisa makan."

"Nah itu tau." Al tertawa mendengar itu, lucu sekali memang istrinya ini.

"Kayaknya anak kita bakal kayak kamu," kata Al.

Aira menaikkan sebelah alisnya bertanya, karena setelah ia baca-baca katanya fisik si kecil akan cenderung mirip ke ayahnya, apa Al tidak melakukan hal yang sama dengan membaca buku soal pregnant dan parenting?

"Ngegemesin."

Seketika pipi Aira membuat lubang karena ia tersenyum.

"Bisa aja!" Aira membuang pandang ke jendela dapur.

Yumna sudah pulang dari siang tadi, supir keluarga Al menjemputnya karena bagaimanapun di masa tua Arifin membutuhkan sosok teman di sisinya dan satu-satunya teman yang ia miliki adalah Yumna.

Al menarik pipi Aira.

"Apa sih Mas?" tanya Aira.

Al tertawa.

"Kayaknya kamu satu-satunya cewek yang menurut aku cantik."

Aira tidak mau besar kepala.

"Umi?"

"Biasa aja, mungkin cantik di mata Abi."

"Berdosa banget," kata Aira tertawa.

Al juga tertawa, jadi ini definisi bucin yang sering orang-orang katakan?

"Kalau kamu cantik di mata Abinya anak-anak kamu."

Kadang Aira tidak yakin, apakah Al yang menjadi suaminya sekarang masih sama dengan Al yang datang melamar waktu itu, bukannya apa-apa, tapi Al yang waktu itu terlihat cool, pendiam dan sangat berwibawa. Yang ini? Kadang kalau mereka terbangun tengah malam, masih jam tiga subuh dia sudah receh.

"Bosen ya Mas di rumah terus?" tanya Aira.

Al tertawa mendengar itu.

"Iya nih kapan-kapan babymoon ya?" tawar Al, mereka belum sempat honeymoon tapi Aira sudah hamil.

Al Khawarizmi dan HumairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang