Chapter 11❄️

1K 113 24
                                    

HAPPY READING ❄️

Ctass..

AAKKKHHH...

Rasa perih langsung menjalar di kaki Irene kala Victor mencambuknya. Pria itu terlihat sangat marah dan mulai berjalan mendekat ke Irene.
Irene berusaha melepaskan diri dari anak buah Victor.

"Bisa kau ulang apa yang kau katakan barusan!". Tegas Victor dan mencengkram dagu Irene kuat membuat wanita itu kesakitan.

"Akkhh...".

"Cepat katakan!".

"Lephhasss...hiks...."

"Jangan menangis di hadapan ku !". Amarah Victor semakin naik dan suaranya terdengar hingga keluar ruangan.

Jhon, Jonathan, Javer, dan Wendy dapat mendengar suara keras Victor karena mereka tadi di suruh keluar.

Jonathan hanya terdiam dan mendengarkan dengan jelas suara Victor. Entah kenapa ia khawatir dengan Irene dan pikiran hanya berpusat pada gadis itu.

Tanpa sadar Jonathan mengepalkan tangan saat mendengar suara Irene yang pilu.

"Tidak ada yang selamat dari amarah Victor". Ujar Wendy.

"Kau benar, aku tidak tau apa yang akan Victor lakukan pada irene tapi yang pasti ia akan mendapat hukum yang berat...". Ucapan Jhon membuat Jonathan menatap pria itu.

"Apakah tidak bisa Irene di kurung saja?". Tanya Jonathan.

"Mengurung Irene adalah hukuman ringan bagi Victor Dan aku yakin pasti gadis itu akan dapat hukuman yang lebih kejam". Jonathan mengepalkan tangan mendengar penuturan Jhon.

"Aku akan masuk...".

"Apa yang kau lakukan!". Javer langsung menahan Jonathan saat pria itu hendak masuk.

"Kau ingin membuat Victor tambah marah dan kita semua akan mendapat getahnya karena ulah mu!". Tambah Jhon yang ikut emosi.

"Tapi aku harus menolong gadis itu!". Balas Jonathan.

"HENTIKAN! ,Ada apa dengan Mu Jonathan?, Kau tak pernah melawan perintah Victor sebelumnya..". Ujar Wendy yang melerai Jhon dan Jonathan.

"Jangan menjadi seorang penhianat!". Tegas Javer dan Jonathan hanya bisa meredam emosi nya. Mereka pun saling menjauh agar tak terjadi perkelahian.

Irene terjatuh ke lantai saat anak buah Victor melepaskannya. Kaki irene sedikit mengeluarkan darah akibat 3 cambukan VIctor. Pria itu benar-benar kejam jika sedang marah bahkan dengan wanita sekalipun ia tak pandang bulu.

"Kau sudah berani kabur dari ku.....maka kau akan menerima hukuman !". Victor berjongkok di depan irene membuat wanita itu sedikit mundur.

"Siapa kau sebenarnya?, mengapa kau menahan ku di sini hiks.......". Air mata irene terus mengalir karena rasa perih di kakinya.

"Kau tak perlu tau siapa diri ku, yang harus kau tau kalau aku benar-benar tidak suka dengan orang yang melanggar perintahku !". Victor menarik rambut Irene dan memaksa wanita itu berdiri.

"Aaakkhhh....s-sakitttt". rintih irene namun tak di dengar oleh Victor.

"Kalian keluar dari sini". Ucap Victor pada anak buahnya dan kini tinggal mereka berdua yang ada dalam ruangan. Victor menyeret irene ke sebuah ruangan lain yang ternyata di dalam sana adalah sebuah kamar bernuansa hitam putih.

BRUK...

Didorong nya tubuh irene ke ranjang dan Victor berjalan ke arah cermin lalu membuka kancing lengan kemeja nya. Victor menetap tajam pantulan dirinya dari cermin lalu menatap pantulan irene yang juga menatapnya penuh ketakutan. Victor berbalik dan berjalan mendekat ke arah irene dan langsung menarik blazer wanita itu hingga robek.

MR.V KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang