Chapter 45❄️

1.2K 91 26
                                    

HAPPY READING ❄️

Irene masih berada di atas tubuh Victor dan tangan lentiknya yang menyentuh dengan kagum wajah sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene masih berada di atas tubuh Victor dan tangan lentiknya yang menyentuh dengan kagum wajah sang suami. Jari lentik nya turun ke hidung lalu bibir dan terakhir irene memberi kecupan pada rahang tegas Victor.

Mereka masih dalam kondisi telanjang karena baru saja selesai bercinta. Percintaan yang panjang bahkan melewatkan jam makan siang.

Keduanya merasa sangat bahagia karena di dalam perut Irene ternyata ada sebuah janin yang tumbuh. Tadi pagi Victor membawa Irene ke rumah sakit dan dokter mengatakan jika Istrinya itu sedang hamil 4 Minggu.

Tentu saja mendengar itu awalnya irene dan Victor terkejut bingung, pasalnya mereka sudah melakukan suntik KB bahkan Irene yang beberapa kali minum pil pencegah kehamilan. Tapi mereka tetap saja kebobolan.

Irene berfikir dirinya yang mudah hamil atau benih Victor yang super?. Tapi keduanya tetap menerima janin kecil itu dengan bahagia.

"Terima kasih sudah mau menerimanya". Ucap Irene dan masih memeluk tubuh sang suami.

"Tentu saja aku menerimanya sweetie, janin itu dari benih ku dan dia akan tumbuh di dalam tubuhmu dengan sehat". Victor bahkan tak bisa menahan rasa bahagianya saat mengingat jika tak lama lagi ia akan menjadi ayah 4 anak.

"Sampai saat ini aku hanya selalu berfikir, bagaimana mungkin takdir mempertemukan kita hingga saling mencintai dan aku selalu tersipu malu jika mengingat pertemuan pertama kita". Irene kembali menerawang pertemuan pertamanya dengan Victor.

"Kau lebih dulu melukai ku sweetie..". Kekeh Victor.

"Itu karena kau mengurung ku dulu, padahal aku mau kembali ke rumah ku".

"Tapi..ada satu hal yang belum aku tau dari mu..."

"Apa?"

"Bagaimana bisa ibu angkat mu itu mengadopsi mu?...,dan kenapa juga kau mau bekerja di club'?".

"Saat itu aku sudah tidak punya siapa pun, tetangga ku pun membawaku ke panti asuhan agar aku punya teman untuk tinggal". Kembali mengingat bagaimana kehidupannya di panti asuhan.

"Ibu Sophia pun datang dan sering membagikan hadiah serta makanan pada kami, hingga suatu hari aku mendengar nya sedang berbicara dengan ibu panti. Dia bilang jika ingin mengadopsi ku jadi anak nya, aku yang mendengar itu sangat bahagia karena akan dapat keluarga baru. Ibu Sophia membesarkan aku dengan baik bahkan menyekolahkan aku. Tapi saat umur ku sudah beranjak 20 tahun ia mulai kasar dan menyuruh ku bekerja di club' , aku awalnya menolak tapi ia terus memaksa hingga akhirnya aku menerima pekerjaan itu".

"Aku bertemu dengan Joy di sana dan kami pun jadi teman baik, Joy adalah wanita baik-baik ia hanya bekerja sebagai pengantar minuman begitu pun dengan ku".

Victor menatap wajah Irene saat istrinya itu bercerita. Ia tak membayangkan jika irene juga punya kehidupan keras di sana.

"Tapi kenapa kau tidak mau kembali ke ayah mu saat ibu mu meninggal?".

MR.V KING OF MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang