04

745 109 77
                                    

Kejadian pagi ini benar-benar membuat Chika syok, dia tak tau bagaimana caranya harus berhenti menangis. Mendapat ejekan dan berbagai lontaran yang tidak mengenakkan. Anehnya, orang-orang yang bersikap baik di depan Chika ikut turut andil dalam pembullyan ini. Bahkan, gadis jangkung itu sudah tak berpikir apa-apa lagi. Harusnya, Chika tak ada di sini dan menerima segala bantuan dari Vito untuk bersembunyi di dalam gudang sekolah. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Dia justru menampar Vito dan mendapat hujatan menyakitkan dari berbagai murid di sekolah.

Sekarang Chika hanya ingin, ada seseorang yang dengan baik menarik tangannya dengan paksa untuk pergi dari tengah lapangan sebelum telur yang akan dilayangkan oleh Olla mengenai sekujur tubuhnya.

Dan, benar saja dalam hitungan detik sosok pangeran yang didamba Chika berlari kencang dari pojok lapangan menghampiri dirinya dan membiarkan tas yang sedang diletakkan tepat di punggungnya terkena satu butir telur dari Olla.

"Oops!" wanita yang hobi berternak ikan cupang dan lele tersebut menutup mulutnya karena terkejut dengan sosok pria yang tiba-tiba dengan suka relawan memeluk tubuh Chika untuk menjadikan tubuhnya sendiri sebagai tameng untuk gadis jangkung itu agar tidak terkena sedikitpun percikan telur. Bahkan seluruh isi murid yang menyaksikan kejadian itu dibuat terheran saat ada salah satu pria yang dengan baiknya menolong Chika.

"Lo gapapa?" tanya lelaki itu memastikannya pada Chika, padahal ia harus mengurus tas miliknya sendiri yang terkena lemparan telur dari Olla. Tetapi dirinya lebih mementingkan gadis yang sedang dipeluknya tadi.

Chika menggelengkan kepala, termenung sembari membelalakkan matanya penuh ketidakpercayaan jika doa yang dia pinta tiba-tiba terkabulkan oleh Tuhan. Betapa semakin terkejutnya Chika kala mengetahui siapa lelaki yang baru saja membiarkan punggung dan seluruh tasnya terkena telur. "Aran?" lirih Chika.

Lelaki yang dengan sigapnya menolong Chika adalah Aran. Langkahnya mendahului langkah milik Vito yang akan menolong Chika. Dia tak peduli sekalipun Vito sudah maju duluan untuk menolong gadis itu. Namun ternyata, Vito yang tidak ada niatan menolong Chika sengaja memberhentikan langkahnya saat melihat Aran berlari dengan kencang dari pojok lapangan. Seakan memang Vito membiarkan lelaki itu menolong Chika untuk kesekian kalinya. Dan Vito tidak perlu repot-repot terkena telur yang dilayangkan oleh Olla. "Baguslah." batinnya.

Olla dan kedua temannya yang tidak takut apapun, meneriaki Aran yang sedang sibuk menanyakan keadaan Chika. "Heh murid baru, lo mau jadi pecundang juga kayak dia?" mereka memang teman sekelas. Tetapi, hubungan Olla dengan Aran tidak cukup akrab melihat bahwa Aran sendiri adalah murid baru dikelas mereka.

Lelaki yang sempat menjadi pahlawan untuk Chika beberapa kali itu, menghampiri Olla dan menatap gadis itu dengan tatapan mematikan sembari mengeluarkan telunjuknya yang mengarah persis ke hadapan Olla. "Gue ga pernah kasar sama perempuan, tapi kalo sama lo, why not?" Aran mengambil beberapa telur yang masih utuh di tangan Adel dan langsung membuangkannya secara bersamaan tepat pada seragam Olla.

Setelah membalas apa yang Olla lakukan pada Chika, Aran kembali menghampiri gadis jangkung yang hanya mampu menunduk kaku sedari tadi. Menarik tangan Chika dengan spontan untuk pergi dari pusat perhatian disana, "Kita pergi dari sini." ujarnya.

Entah kemana Aran akan membawa Chika pergi, setidaknya Tuhan dengan baik menghadirkan lelaki itu untuk membuat hati Chika lebih tenang. Di tengah kekacauan seperti ini, Chika hanya berharap bahwa apa yang terjadi ini cepat berlalu.

Tak lama kemudian, Aran melepaskan tangan Chika saat mereka berdua sudah sampai di depan kamar mandi sekolah dekat dengan parkiran. "Masuk, ganti baju lo, nih pake sweater gue." Aran mengambil sweater yang ada di dalam tasnya, yang untungnya saja tidak terkena bekas telur. Memberikannya pada Chika sebagai pengganti seragam gadis itu yang basah dan kotor bekas air dan tepung.

LANGIT [VIKUY] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang