12. Misi Balas Dendam

2.5K 765 85
                                    


"Kalo kata temen gue, susu pisang can make you feel better." Doyoung ngasih susu pisang ke Yujin yang masih duduk di bangku kantin dengan wajah tertekuk. "Abisin, ya."

Yujin udah nggak nangis, perasaannya berubah jadi kesel. Harusnya dia biarin aja Doyoung gelut sama Park Ijoh! Liat aja nanti, Park Ijoh bakal Yujin kerjain pake sihir sampe kapok!

"Makasih." Yujin nerima susu pisang tersebut lalu langsung meminumnya.

"Sama-sama." balas Doyoung, manik cokelat gelap itu masih terus menatap Yujin intens.

Jujur, Yujin jadi salting.

"Ekhem." Yujin berdeham. "Ngapain liatin gue?"

"Eh sorry, Jin." Doyoung langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil menggaruk tengkuknya, canggung.

"Dih ngapa minta maaf?" tanya Yujin. "Gue nanya."

"Eh?" Doyoung kembali menempatkan fokusnya pada wajah Yujin. "Pengen aja."

"Beneran?" tanya Yujin. "Bukan gara-gara muka gua jelek banget abis nangis kan?"

Doyoung terkekeh. "Sebelum nangis juga udah jelek, jir."

"Sialan." umpat Yujin sambil memutar bola matanya.

"HAHAHAHA." Doyoung ketawa tanpa rasa bersalah. "Eh, udah abis kan susu pisangnya?"

"Udah. Kenapa? Mau beliin lagi, hehe?"

"Mupeng." ledek Doyoung, ia kemudian bangkit dan mengulurkan tangannya pada Yujin.

"Ayo, Jin."

Yujin mengernyit. "Hah?"

"Ayo ke kelas. Udah lumayan rame. Kalo kelas lo masih sepi, gue temenin deh."

Yujin natap Doyoung bingung, ia lalu melirik ke uluran tangan Doyoung yang masih setia di hadapannya.

"Ayo cepetan anying, tangan gue pegel." protes Doyoung.

Walaupun sedikit ragu, Yujin tetep nerima uluran tangan Doyoung, membuat si Pemuda Kim tersebut kini menggenggam tangan Yujin dengan erat.

"Ayo." ujar Yujin.

:::





"Wah wah wah, ketinggalan info apa nih gue?" sahut Jiheon.

Gadis itu lagi nyapu koridor di depan 11 IPA 2, lalu nggak sengaja menangkap eksistensi Yujin dan Doyoung berjalan dari arah kantin sambil gandengan tangan.

"Bau-baunya from enemy to lover ini bakal kejadian beneran." cetus Jiheon, menyindir dua manusia di depannya.

Yujin buru-buru ngelepas tautan tangannya dengan Doyoung, sementara si Pemuda hooh-hooh aja.

"Berisik lu." ceplos Yujin ke Jiheon.

Jiheon nggak menggubris, cewek itu malah melirik Doyoung yang lagi merhatiin suasana kelas.

"Doy, kalo udah muncul bibit-bibit cinta, bilang aja ke gua. Ntar gua bantu pdkt, hehehehe." Jiheon nyengir, otomatis mendapat cubitan dari Yujin.

"Apaan sih anjing cubit-cubit?" sungut Jiheon.

Doyoung sih senyum doang. "Ntar gue chat lo deh, Ji, haha."

"Nah, bagus, Doy. Tapi nggak gratis ye, traktir lah kalo jadi."

"Gampang itu mah."

Jiheon ngacungin jempolnya.

Sementara Yujin cuma berdecak sebal sambil berkacak pinggang. "Gue masih disini ya, anak monyet."

Doyoung dan Jiheon menoleh, lalu terkekeh.

"Gue ke kelas ya, Jin. Udah ada Jiheon tuh, kalo si bangsat tadi macem-macem lagi, langsung tabok aja." pamit Doyoung.

"Thanks, Doy."

"Yee, Bye."

Setelahnya, Yujin dapat melihat punggung Doyoung yang kian menjauh. Jiheon lalu nyikut lengan Yujin.

"Lo berangkat bareng Doyoung?"

Yujin menggeleng.

"Terus tadi kenapa bisa bareng? Si bangsat itu siapa?"

Bukannya jawab, Yujin malah membuka resleting tas dan mengeluarkan sumpit merahnya.

"Jangan banyak tanya dulu, Ji. Gue lagi dalam misi balas dendam." ujarnya, kemudian melengos masuk ke dalam kelas.

"Hah? Apa sih? Heh, An Yujeen lo utang penjelasan sama gua!!!"

:::


















Semenjak bel masuk berbunyi, Yujin nggak berhenti ngeliatin Park Ijoh dengan tatapan sinis. Prinsipnya, gue nggak boleh takut karena dengan sumpit merah, Park Ijoh bisa gue sihir jadi marmut!

Sementara Park Ijoh sendiri malah bertingkah selayaknya tidak ada yang terjadi, cowok itu seakan lupa apa yang dia perbuat pada Yujin. Dia malah ketawa-ketiwi bareng anak-anak lain dengan wajah tanpa dosa.

"Kelompok 4 silahkan presentasi, ya." suara Bu Yanti di depan sana terdengar.

Park Ijoh bangkit dari duduknya, ia maju ke depan bersama dengan anggota kelompoknya yang lain. Yujin udah cengar-cengir, bersiap ngasih anak itu pelajaran.

"Selamat siang, kami dari kelompok 4 akan menampilkan hasil diskusi kami mengenai Masa Penjajahan Jepang."

"Sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan anggota kelompok 4 terlebih dahulu. Saya Kangmin sebagai moderator."

"Saya Park Ijoh."

Oke, ini saatnya. Batin Yujin.

Gadis itu diam-diam mengambil sumpit merahnya, lalu mengacungkannya ke arah Park Ijoh.

"Bottery Peelius!" Yujin ngucapin mantra dengan senyum simpul.

Selanjutnya, yang terjadi adalah air dengan tiba-tiba mengucur dari celana yang Park Ijoh pakai. Serempak, satu kelas panik, pun Park Ijoh yang sama panik dan bingung apa yang menimpa dia sebenarnya.

"Ijoh, lo ngompol??????" pekik Jaehee heboh.

"Ijoh, ke toilet atuh, Nak!" seru Bu Yanti.

Ijoh menggeleng sambil nyilangin kedua tangannya. "Eh engga, engga! Gue juga gatau gue kenapa!"

"IIHHH IJOH NGOMPOL IHHH!"

"JOROK BANGET EWWWW!!!"

"JIJIIIKKKK!!"

Melihat itu, Yujin tersenyum penuh kemenangan.

Lo main-main sama gue, sih. Rasain!

:::





## p.s :
mampus lo park ijoh!! 😡

LOVE POTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang