Yujin melepaskan tautan tangannya dengan Doyoung saat mereka sampai di depan mobil. Setelahnya, tidak ada yang bersuara sama sekali. Satu-satunya percakapan yang terdengar adalah cuap-cuap penyiar radio dan lagu yang diputar. Yujin membuang wajahnya, tidak berani melihat Doyoung. Gadis itu memandang bulir air hujan yang menempel di jendela mobil. Jantungnya terus berdetak kencang sedari tadi.Di sampingnya, Doyoung fokus menyetir. Enggan membuka kedua belah bibirnya dan bersuara, kemungkinan besar, cowok itu memberikam kesempatan untuk Yujin terlebih dahulu.
Akan tetapi, sampai ban mobil berdecit dan menghentikkan lajunya di depan rumah milik sang gadis pun Yujin masih belum berani mengeluarkan pertanyaan di benaknya. Banyak hal yang ingin ia tanyakan, terlalu banyak sampai Yujin bingung.
Doyoung menghela nafas setelah menginjak pedal rem dan menetralkan mobilnya. Ia menolehkan kepalanya, memandang Yujin yang masih mematung.
"Udah sampe, lo beneran nggak mau nanya apapun?" tanyanya.
"E-eh..." Yujin tergagu, ia membasahi bibir bawahnya. "G-gue nggak tahu mau nanya apa."
"Kalau gue yang nanya boleh?" pinta Doyoung.
Yujin menatap Doyoung heran, manik cokelat itu berbinar kala tatapan mereka bertemu. Semua ini terlalu mendadak baginya. Perubahan sikap Doyoung meninggalkan tanda tanya besar di kepala Yujin saat ini.
Dengan ragu, Yujin mengangguk.
"Boleh."
"Are you happy?" tanya Doyoung.
Yujin di sampingnya semakin bingung. "Happy about what?"
"About me." jawab Doyoung singkat.
"Maksud lo?"
"You spent three hundreds and fifty thousands just to make me stop falling for you."
Nafas Yujin berhenti seketika. Ia terkesiap. Jantungnya berdetak melebihi tempo. Yujin merasa ia sudah terangkap basah sekarang.
"H-how—"
"—how did I know?" potong Doyoung.
Yujin mengangguk lemah. Siapa pelakunya? Siapa yang bocorin informasi ini ke Doyoung? Dia... nggak mungkin tahu sendiri kan?
Doyoung menunjukkan smirk aneh. "Jawab dulu, are you happy?"
"Doyoung, serius."
"I wanna hear that 'Doyie' again, Yuding."
Yujin benar-benar tercekat sekarang. Skak mat. Apa jangan-jangan Doyoung sedang bermain-main dengannya?
"Sh*t, maksud lo apa?!"
"Lo... sesuka itu sama Junkyu ya, Jin? Lo bener-bener terobsesi sama dia?" ucap Doyoung.
Tatapan Yujin kian menyendu, hatinya mencelos saat mendengar kalimat itu keluar dari bibir Doyoung. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca.
"No no, Doyoung. Wait. The potion... Did it work on you?" tanya Yujin. Ia tidak pernah merasa sekalut ini sebelumnya.
Doyoung menggeleng. "Never."
"Then.. why? Why did you act as if you like me?" Satu bulir air mata jatuh ke pipi Yujin.
"Jangan nangis, Yuding." ujar Doyoung, tangan kanannya ia gunakan untuk menghapus air mata di pipi Yujin. "Gue nggak akting, Yujin. Gue serius, semua hal yang gue lakuin dan omongin ke lo itu serius. Kecuali... setelah minum jus jambu sih, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE POTION
Fiksi Penggemar[ BOOK 1 ] Semua berawal dari percobaan iseng Yujin dalam membuat ramuan. Ramuan cinta, katanya. Siapapun yang meminumnya dapat jatuh cinta pada Yujin dalam sekali teguk. Gadis itu berniat memberikannya pada Junkyu, kakak kelas yang ia taksir saat p...