Semalaman Yujin nggak bisa berhenti mikirin Doyoung. Kejadian di mobil tadi sore bikin jantung Yujin semakin berdetak kencang, perutnya terasa geli seolah ada jutaan kupu-kupu bersarang di sana.
"Aduh, gue beneran sinting nih kayaknya." jerit Yujin sambil memeluk guling. "Masa gue suka sama Doyoung?!"
"Huhuhuhuhu." Yujin terisak, "gimana dong ini?"
Memorinya lalu terputar pada pertemuan mereka di ruang tengah keluarga Kim. Kalo inget kondisi Doyoung saat itu dan bagaimana Doyoung nyuruh Yujin untuk natap dirinya tepat di mata, Yujin jadi makin salting.
"AAAA PIPI GUE PANASSS!!" pekik Yujin lagi.
Pipi Yujin makin panas saat keesokan harinya, Doyoung sudah ada di depan rumah sambil tersenyum ke arah Yujin. Sialan.
"Ngapain lo di sini?" tanya Yujin ketus.
"Jemput lo lah," balas Doyoung. Pemuda itu membukakan pintu di sisi kiri. "Ayo naik, kita berangkat."
"Gue nggak minta dijemput?" balas Yujin.
"Tapi, gue pengen ngejemput lo. Lagian, kalo nggak sama gue, lo berangkat sama siapa coba? Orang tua lo nggak di rumah kan?" tanya Doyoung.
Yujin menggigit bibir. "Yaaaa.... bisa sama Seongmin, sama Minhee, naik grepjek juga bisa."
"Minhee ya?" tanya Doyoung, satu alisnya terangkat.
"Iya." jawab Yujin cepat.
"Jadi sekarang mau nunggu Minhee, Seongmin, dan grepjek, atau bareng gue?"
Jantung Yujin berdetak melebihi tempo lagi, gadis itu menggigit bibirnya lebih dalam tanpa menjawab pertanyaan Doyoung. Yujin yang biasanya ngegas dan nyolot sekarang sirna begitu saja.
"Yujin? Bibirnya jangan terus-terusan digigit, nanti lo luka."
"Diem." seru Yujin. "Diem dulu, Doy!"
Aduh kenapa sih gue harus deg-degan?
"Yauda deh kalo lo nolak tebengan gua, lain kali nggak lagi-lagi gue nolong lo."
"EEEHHH! TUNGGU! IYA GUE BARENG LO DOY!"
Doyoung tersenyum puas mendengar keputusan Yujin. "Ayo naik."
:::
Yujin tahu persis bahwa kedatangannya Doyoung ke sekolah pagi ini bakal bikin geger. Buktinya, baru saja ia berjalan bersama Doyoung di koridor udah bikin banyak pasang mata memandang mereka dengan heran. Banyak yang bisik-bisik, membicarakan mereka berdua, ada pula yang hanya menatap sinis baik ke arah Yujin dan Doyoung. Bahkan, ketika Yujin nggak sengaja berpapasan dengan Jaehee, gadis bermarga Lee itu udah melototin Yujin seolah minta penjelasan.
"Jangan dipeduliin." bisik Doyoung, ia bawa tubuhnya agar semakin dekat dengan Yujin.
"Apa?" tanya Yujin.
"Orang-orang yang liatin lo, biarin aja. Angkat dagu lo Yujin, tunjukin ke mereka kalo lo itu untouchable."
Tanpa ba-bi-bu, Yujin langsung ngikutin perintah Doyoung. Gadis itu terkesan sombong sekarang, akan tetapi sikap itu berhasil membuat mereka yang memandang Yujin dengan sinis kini mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Lagian lo ngapain sih nempelin gue? Kan udah di sekolah, kelas kita juga beda arah." ujar Yujin.
"Emang salah kalau gue pengen deket sama lo?" sahut Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE POTION
Fanfiction[ BOOK 1 ] Semua berawal dari percobaan iseng Yujin dalam membuat ramuan. Ramuan cinta, katanya. Siapapun yang meminumnya dapat jatuh cinta pada Yujin dalam sekali teguk. Gadis itu berniat memberikannya pada Junkyu, kakak kelas yang ia taksir saat p...