lima

193 31 0
                                    

setelah selesai berjuang mengerjakan soal matematika dari bu anna, mereka memutuskan untuk ke kantin untuk mengisi perut.

tidak diherankan lagi bahwa kebanyakan perempuan mengatasi stress mereka dengan makan. itu mengapa di depan mereka sekarang ada tiga mangkuk bakso kosong bekas jihan.

''mau sekalian gue bawain abang baksonya kesini?'' kata naswan.

''diem deh. aku tuh lagi stress gara gara mtk, jadi gapapa makan banyak.'' balas jihan terhadap kembarannya itu yang diangguki luna.

''elu juga lun, mau gue bawain galonnya sekalian?'' kata naswan sambil menunjuk ke arah tiga gelas thai tea kosong bekas luna yang dibalas tawa oleh riki.

''lu belom tau aja wan, nikmatnya thai tea sekolah kita abis ngerjain mtk.''

saat sedang bercanda-canda diantara mereka, jihan menyadari sesuatu yang baru dari luna.

''tumben pake jaket lun.''

''iya ini punya jay, belom gue balikin.'' jawab luna singkat.

jihan yang lagi menyeruput kuah bakso tersedak, ''gimana ceritanya jaket jay ada di kamu lun?!''

luna baru sadar kalau belum ada dari mereka yang tahu kalau kemarin luna dan jay pergi ke cafe bareng.

''panjang lah ceritanya, bye gue mau balikin dulu.'' kata luna langsung meninggalkan meja mereka.

luna cukup kesusahan mencari kelas jay. ia tidak familiar dengan area kelas sebelas. belum lagi ia juga tidak tahu jay ada di kelas apa. ia mau mengetuk pintu kelas untuk mengecek namun ia malu.

akhirnya ia memutuskan untuk mengembalikannya sepulang sekolah karena pasti mudah menemukan jay di jam itu. namun saat ia ingin turun lewat tangga, ia melihat segerombolan kakak kelas sebelas dan dua belas baru datang dan menguasai anak tangga.

''anjing lah! perasaan tadi sepi di sini, kenapa jadi banyak cowo gini sih.''

luna kebingungan. ia tidak tau harus berbuat apa. haruskah dia menerobos di antara gerombolan cowok itu atau menunggu sampai mereka bubar–yang tidak tau kapan.

tapi sepertinya saat sedang berpikir harus bagaimana, salah satu dari mereka ada yang tidak sengaja melihat luna.

''lewat aja dek, ga gigit kok!'' katanya yang dibalas tawa oleh teman-temannya.

''mampus mereka liat gue.''

karena keberadaannya sudah terlihat juga, akhirnya luna memberanikan diri untuk melewati mereka. mau tidak mau luna harus melakukannya, kalau tidak ia bisa telat ke kelas berikutnya.

tiba-tiba saat baru akan melewati tangga itu, ada orang dari belakang yang menuntunnya untuk jalan ke depan. ''jalan lun.''

luna kaget, ia merasa tadi tidak ada siapa-siapa selain dia, ''cepetan jalan luna.'' akhirnya ia mulai menuruni tangga dengan terpaksa.

''widih jay, cewe baru nih?''

''gak kenal-kenalin ke kita tumben.''

banyak sekali saut-sautan dari mereka saat luna dan jay menuruni tangga. namun jay hanya tersenyum sambil mengandeng luna. ''iya nih haha, gue permisi ya.'' lalu kembali menuruni tangga dengan cepat.

dan akhirnya mereka sampai juga di area kelas sepuluh.

''lu ngapain sih kesana-sana? kalo tadi gaada gue gimana?'' tanya jay dengan nada kesal.

''mau ngembaliin jaket doang, eh tiba-tiba pas mau turun mereka ngumpul disitu.'' jawab luna.

''ya kan bisa pas pulang aja, udah tau banyak yang suka nongkrong disitu.''

three months, jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang