dua puluh satu

117 24 2
                                    

luna baru pertama kali masuk ke basecamp ppt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

luna baru pertama kali masuk ke basecamp ppt. di sana tidak ada siapa-siapa kecuali jay yang sedang berdiri dengan raut muka yang aneh. dia terlihat gugup.

"lun." jay angkat bicara.

"hmm?"

"kayaknya aku ga bisa lanjut. kita udahan aja ya."

perkataan itu cukup membuat luna kaget.

luna tersenyum sesaat, "oh, jadi yang kemaren itu untuk perpisahan doang. udah selesai kan ngomongnya? aku– gua duluan ya" kata luna dan langsung meninggalkan jay.

tapi sebelum ia pergi, jay menahan tangannya.
"tunggu! kok kamu gitu lun– maksud aku kamu ga kaget atau bingung sama sekali?" kata jay yang gelagapan bingung dengan reaksi luna.

luna mengecek handphonenya sesaat, "pas tiga bulan kita pacaran kan?"

sekarang jay makin bingung, bagaimana luna bisa mengetahui itu.

"kok– kamu bisa tau?"

"kalo gue gak tau, justru gue yang bego bisa percaya sama orang kaya lo."

jay terbuat mematung karena perkataan luna barusan.

"lu macarin gue karena tantangan dari anak ppt kan? lu ditantang pacaran selama tiga bulan, karena selama ini lu gak pernah pacaran lebih lama dari itu. imbalannya mereka ngasih lu lima juta. dan lu udah berhasil ngelakuin tantangan itu."

flashback

''ehh, lu gausa sok suci dehh. biasanya juga cewe sebulan sekali ganti.'' kata jaka tidak terima.

''idiih mana ada gua gitu. orang dua bulan.'' kata jay membela dirinya.

''YEU SI TOLOL''  kata hesa yang sudah hilang kesabaran.

"ehh ehh gimana kalo.... kita bikin tantangan buat jay." kata jaka tiba-tiba.

"lu pacarin luna selama tiga bulan, gak boleh putus nyambung, gak boleh berantem, abis itu kalo udah, terserah mau balik lagi apa engga asal lu mutusin dia dulu didepan kita. itung-itung untuk rekor, pacaran terlamanya jay." katanya lagi panjang lebar.

"kalo berhasil dapet apa gue?" jawab jay, yang ternyata lumayan tertarik dengan tantangan itu.

"lima juta." jawab rehan singkat, yang berharap membuat hesa dan jaka menolak.

hesa lalu buka suara, "ide lu agak bangsat si tapi–"

"deal." potong jay, yang setuju dengan tawaran rehan.

dan secara tidak diketahui mereka, ternyata luna menguping pembicaraan itu dari tempat bolosnya yaitu depan uks. dia bisa mendengar semua karena atap yang menjadi basecamp mereka, berada tepat diatas uks.

"sialan. cowok-cowok disini ternyata busuk semua,"  kata luna dalam hati. "oke, gue ikutin permainan lu."

end of flashback

"dengerin gue dulu–" sebelum jay bisa menyelesaikan kalimatnya, luna sudah memotong duluan.

"gak perlu kok. gue buru-buru, ada urusan." katanya sembari berjalan menuju pintu atap. "oiya, jangan lupa kalo udah dapet duitnya traktir gue fine dinning lagi ya."

saat luna berbalik badan menuju pintu atap, dia melihat hesa, jaka dan rehan berdiri di belakangnya. sedari tadi, mereka mendengar semua percakapan luna dan jay. ekspresi muka mereka tidak jauh dari jay, sama sama kaget.

"cause you are my love....." saut jaka mencoba memecahkan ketegangan.

"bacot, lagi serius gini gak usah nyanyi-nyanyi." kata rehan.

entah kenapa suasananya tidak seperti yang mereka kira waktu dulu–apalagi jay. mereka dulu membuat tantangan ini dengan mudahnya, namun sekarang setelah semua berjalan sesuai rencana, mereka malah merasa... bersalah?

"gua ga nyangka bakal kaya gini. mana kita tau coba kalo luna ternyata udah denger semuanya."

"mau dia udah denger semuanya atau engga, tapi emang rencana kita ini agak bangsat gasi?" balas jaka ke rehan.

"rencana lu jak, rencana lu." kata hesa.

memang awalnya otak dari semua ini adalah jaka. tapi mau gimana pun juga, luna adalah teman dekat jihan. itu adalah bagian yang tidak terpikir dia waktu dulu.

dan jay, dia masih mematung. banyak sekali hal- hal yang berterbangan di pikirannya. ekspresinya masih kosong. dia belum bisa mencerna kejadian tadi. tapi satu hal yang pasti ia rasakan–penyesalan.

"udah puas kan kalian?" katanya dan langsung pergi menyusul luna.

***

"hai na, maaf ya aku baru pertama kali kesini"

"tebak aku bawa apa untuk kamu, red velvet kesukaan kamu. kita nanyi bareng ya..
happy birthday to you
happy birthday to you
happy birthday dear alana,
happy birthday to you.
tiup lilinnya 1,2,3" lalu luna meniup lilin bertulisan enam belas diatas kue itu bersamaan dengan air matanya jatuh."

"na, selamat ulang tahun. kalo kamu masih ada disini, pasti sekarang kita lagi ngerayain ulang tahun kamu bareng kaya dulu. tapi semesta berkata lain kan? kamu disana bahagia kan? udah gak sakit lagi, udah gak takut lagi.

kamu gak usah khawatir sama aku na, aku udah gak menyendiri lagi, aku punya temen baru namanya jihan, naswan, riki. mereka anak-anak baik kok.

tapi yang anehnya, jihan mirip banget sama kamu na. senyumnya, lesung pipitnya, cara ngomongnya, semua mirip. setiap liat dia, aku jadi pengen ngelindungin dia, karena aku inget kamu.

na, aku kangen. salah gak si aku kangen? coba waktu itu aku datang tepat waktu, coba waktu itu aku bisa berhentiin kamu buat ngelakuin itu, mungkin sekarang kamu masih ada disamping aku.

aku masih sering ngechat jam 3 malem pas gabisa tidur. aku masih sering ngirim video-video lucu, berharap kamu masih bisa liat. aku masih sering kirim voice note berharap kamu masih bisa denger aku.

by the way na, hari ini aku diputusin cowok. kaget kan? sejak kapan seorang luna yang diputusin, sama aku juga kaget. pokoknya suatu saat kalo kita ketemu lagi aku bakal cerita semua ke kamu. makanya, dikehidupan selanjutnya kamu jadi sahabat aku lagi ya? walaupun kamu pasti gak suka, tapi aku janji bakal balesin dendam kamu. atleast dengan ngelakuin itu, bisa mengurangi rasa bersalah aku sama kamu.

sekali lagi happy birthday sayangnya luna, bahagia disana ya."

melihat semua kejadian itu jay makin tambah bingung.

"ini urusan yang penting kata luna? tapi dia siapa? ngapain luna bawa kue ulang tahun ke pemakaman? terus kenapa luna nangis-nangis kaya gitu?"

pertanyaanya di otaknya terlalu banyak. ia tidak tahan harus menahan keabu-abuan ini. sebelum luna pergi dari tempat itu, ia sudah mendahuluinya. jay pergi ke rumah luna, dan menunggunya pulang. berharap mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya.

karena ia tahu biasanya tidak ada orang dirumah, ia hanya menunggu di depan rumah, sambil duduk dimotornya.

"ngapain kesini?" suara pria itu tak asing di kuping jay.

ia mendongak dan rahangnya jatuh, melihat sosok itu pikiran-pikiran aneh jay mulai muncul, "jangan-jangan selama ini luna..."

aku ngeluarin draft ni, hehe.

happy reading manteman... semoga suka yaa♡♡

three months, jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang