delapan

154 32 2
                                    

sesampainya dikantin, mereka langsung mencari tempat duduk. pemandangan di kantin sangat sepi karena semua siswa sedang menonton pertandingan selanjutnya, jadi mereka bisa membeli makanan sepuasnya tanpa mengantri.

''itu kenapa suara dilapangan rame banget deh? jadi pengen liat.'' kata jihan.

luna, naswan dan riki yang sedang menikmati makanan juga menyadari hal itu. ''paling jay sama temen-temennya mau tanding.'' kata naswan sambil mengunyah.

tiba-tiba jihan berdiri dari tempat duduknya dan memukul meja, ''ayo makannya cepetan, aku mau nonton!''

saat mereka sampai di lapangan benar saja, gawang futsal sudah diganti menjadi ring basket yang berarti pertandingan selanjutnya adalah pertandingan basket yang di tunggu-tunggu semua murid.

pandangan luna tertuju pada jay. baru pertama kalinya ia melihat jay dengan gaya rambut dikuncir, yang membuat undercutnya terlihat jelas. ''lucu juga dia dikuncir.''

tapi gerak-gerik jay sedikit aneh. matanya memindai seluruh lapangan seperti sedang mencari seseorang. spontan mata luna mengikuti arah pandangan jay. sampai akhirnya pandangan jay berhenti saat matanya bertemu dengan mata luna.

''kamu yang ditatap, kok aku yang salting lun..'' kata jihan yang dari tadi memerhatikan luna.

akhirnya pertandingan dimulai dengan jumpball yang dilakukan wasit. dengan badan tingginya hesa cepat-cepat menepis bola ke arah jay yang tepat berada di belakangnya.

sorakan penonton terdengar sangat kencang. entah karena menyukai permainannya atau menyukai pemainnya, tetapi jelas mereka lebih antusias menonton pertandingan ini dari pada pertandingan futsal sebelumnya.

baru jalan beberapa menit, tim kelas sebelas sudah memasuki bola ke ring lebih dari lima kali. berkat kerjasama team dan juga proporsi badan mereka yang tinggi, jelas mereka lebih unggul daripada adik kelas mereka.

''woahh! jay kamu pasti bisa!'' suara nyaring itu terdengar dari barisan penonton sebrang, siapa lagi kalau bukan sasha.

''liat deh lun, mana ada mantan nyemangatinnya kaya gitu. ini sih fix kak sasha belom move on.'' sisi julidnya jihan mulai keluar, namun luna hanya menanggapinya dengan anggukan.

belum selesai sampai situ. saat break sasha tiba-tiba maju ke tengah lapangan dan menyodorkan botol aqua kepada jay. tentu saja kejadian itu membuat penonton gaduh. mereka langsung bersorak sambil berkata, ''ciee ada yang clbk...''

melihat kejadian itu jihan makin heran, ''luna kamu gak panas gitu? bisa-bisanya muka kamu santai banget?'' tanyanya.

''buat apa kesel ji,'' luna hanya tersenyum tipis ''kan gue bukan siapa-siapanya,'' di luar luna berkata seperti itu, namun beda lagi kalau di dalam pikirannya.

kemudian jay menerima botol itu, mendekat ke sasha dan berbisik, ''gak usah sok baik di depan orang, gua muak tau ga.'' lalu ia mengoper botol aqua itu ke orang terdekatnya.

buat apa kesel ji, seru gak sih liat keributan kaya gini? yang pasti gak lama lagi gue bakal berurusan sama dia, liat aja. itu yang ada didalam pikiran luna.

dan dengan mudah, tim kelas sebelas memenangkan pertandingan itu. bukan suatu kejutan melihat perolehan skor mereka yang hampir beda 20 poin, karena dari awal memang mereka bukan tandingan anak-anak baru itu.

''widiii! kece banget tadi temen-temen gue!'' kata jaka sambil merangkul jay, hesa dan rehan.

hesa cepat-cepat melepas rangkulannya, ''gak usah muji-muji, masih inget kan janjinya?''

jaka dengan muka sok polosnya menjawab, ''hah janji? janji apaan?''

''najis gak usah sok polos, gece lakuin!'' kata rehan sambil mendorongnya.

three months, jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang