sembilan

155 33 0
                                    

pagi ini luna bangun dengan keadaan good mood. mungkin fakta bahwa dia berangkat ke sekolah bukan untuk belajar, melainkan hanya untuk menonton pertandingan membuat hatinya sedikit lega.

luna sangat menikmati pertandingan kemarin, jadi ia tidak sabar untuk menonton lagi hari ini. ia bergerak lebih cepat dari biasanya untuk siap-siap dan segera mengajak papahnya untuk berangkat.

selama perjalanan tidak ada hal yang spesial terjadi. seperti biasa saja luna mendengarkan lagu dengan earphonenya, sedangkan papahnya mendengarkan berita di radio.

sampai akhirnya luna merasa ada yang mencabut earphonenya lalu ia menoleh, ''lun papah panggilin dari tadi.'' kata papah luna.

lalu luna menjeda lagunya untuk mendengarkan papahnya bicara, ''papah kelupaan tas kerja papah lun, di dalemnya ada laptop. kalo kita puter balik gapapa kan?'' tanya papahnya selembut mungkin.

tidak munafik kalau setelah mendengar itu mood luna tidak hancur, namun apa boleh buat dia hanya mengangguk merespon perkataan papahnya. toh dia tidak belajar juga di sekolah, kalau pun telat dia tidak akan terlalu rugi.

jadi lah luna berputar balik ke arah rumahnya lagi untuk mengambil tas papahnya. padahal luna sudah bela-belain bangun lebih pagi dari biasanya agar dapat tempat duduk di lapangan, namun takdir berkata lain.

luna sampai di sekolah bertepatan dengan pak satpam menutup gerbang–yang berarti ia telat. sepanjang perjalanan ke sekolah papahnya sudah minta maaf berkali-kali, namun maaf tidak dapat merubah keadaan.

kali ini luna mendapat hukuman mengepel koridor kelas sepuluh dan sebelas. ia sudah memohon untuk mengerjakan hukuman siang nanti karena ingin menonton pertandingan final temannya, namun nihil.

ia sudah mengambil sapu dan pel dari gudang dan sekarang saatnya ia kerja.

untung saja murid-murid yang lain sedang menonton pertandingan, jadi luna bisa menjalankan hukuman tanpa harus menghiraukan tatapan dari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

untung saja murid-murid yang lain sedang menonton pertandingan, jadi luna bisa menjalankan hukuman tanpa harus menghiraukan tatapan dari mereka.

entah dari mana, tiba-tiba sasha melewati tangga yang sudah luna pel. ''kamu... luna kan?'' tanyanya.

perasaan luna tidak enak. buat apa dia tiba-tiba menyapa adik kelas yang bisa di bilang, saingannya. ''iya kak.'' jawabnya singkat sambil tersenyum.

''kamu sama jay ada hubungan apa?''

luna tersenyum, ''pantes feeling gue gak enak.''

''temen deket doang kak.''

namun senyum sasha perlahan memudar, ''gue cuman ingetin sih, gak usah macem-macem sama dia kalo gak mau berurusan sama gue.''

''gak ada yang macem-macem kok.'' kata luna berusaha setenang mungkin sambil lanjut mengepel.

''lu gak sopan banget ya. kakak kelas lagi ngomong malah ngepel, mentang-mentang deket sama jay lu pikir lu aman?''

three months, jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang