19. semesta berduka

435 77 6
                                    

Acara pemakaman pak Ardian telah selesai, haikal, jerri, arul, bahkan arif ikut dalam prosesi pemakaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara pemakaman pak Ardian telah selesai, haikal, jerri, arul, bahkan arif ikut dalam prosesi pemakaman. Tangis seluruh warga yang datang pecah, terlebih lagi faniyah yang tak berhenti menangis, dan bunda yang sudah mencoba ikhlas namun masih sesekali terisak di bahu ambu haikal

Haikal dan bapak-bapak yang lain turun dalam liang lahat, ikut menguburkan jenazah pak Ardian.

Awan terlihat murung, begitu juga suasana hati yang ditinggalkan almarhum, selesai berdoa. Satu persatu para warga pamit, tersisa ruang untuk faniyah dan haikal

Bunda ingin segera pulang, sudah tidak bisa menahan kesedihannya lagi saat menatap batu nisan ayah, rasa sesak di hati bunda akan hadir kembali, bunda berusaha kuat dan ikhlas untuk faniyah

Faniyah menyandarkan kepalanya di batu nisan bertuliskan Ardian Raditya, sang ayah.

Dengan air mata yang masih saja mengalir dengan deras, ia mengusap-usap batu nisan ayah dengan tatapan nanarnya

"Kenapa ayah tinggalin fani sama bunda" ucap faniyah menahan tangisnya

"Fani kan bilang nggak mau kehilangan ayah, kenapa ayah pergi hiks..."

"Ayah sayang fani sama bunda, kan"

Haikal memberikan ruang sendiri untuk faniyah, dengan dirinya yang berada disebelah faniyah mengusap bahunya lembut

"Hikss...fani sayang banget sama ayah, kenapa ayah pergi, kenapa!"

Segera haikal menarik faniyah kedalam pelukannya dan menenangkan tangisnya yang terisak "Ayah sayang sama lo, ini semua udah takdir, perlahan lo harus belajar ikhlas"

"Nggak bisa, aku nggak mau...hikss" ujar faniyah menggeleng lemah dalam pelukan haikal

"Kita belajar bareng-bareng, gue, lo, bunda, kita sama-sama belajar ikhlasin ayah" ucap haikal mengusap punggung faniyah lembut

"Apa aku bisa, kal?" tanya faniyah

"Bukan lo, tapi kita bisa" jawab haikal mengangguk pelan

Kini keduanya segera pulang dari TPU terdekat dengan komplek belimbing, haikal membawa faniyah pulang dengan motornya

Berjejer karangan bunga ucapan turut berduka cita di halaman rumah faniyah, serta bendera kuning yang berkibar di depan komplek belimbing, awan seakan menggelap merasakan duka

Pada saat itu mobil pak Ardian ditabrak dari depan oleh truk pengangkut barang yang oleng seketika, saat itu juga pak Ardian hendak menelfon sang istri, namun kehendak yang di atas berkata lain.

Hari ini sudah tidak ada lagi sosok ayah yang selalu ceria dalam kondisi apapun untuk senyum cerah dari sang istri dan putri semata wayangnya.

Kecelakaan itu berlangsung dengan cepat, bahkan ketika darah segar mengalir dari mulutnya, yang pertama kali ada dibenaknya adalah faniyah dan bunda

INTROVERT GIRL [Jinrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang