41. dying for you

369 71 30
                                    

Hari menuju utbk semakin dekat, haikal berusaha keras mengimbangi materi nata, berkat tutor arif dan nata juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari menuju utbk semakin dekat, haikal berusaha keras mengimbangi materi nata, berkat tutor arif dan nata juga. Kemampuan haikal lumayan lah, ternyata nata baru tahu kalau haikal itu jago matematika, hanya saja ia malas.

Laki-laki memang cenderung malas, ya tidak semua tapi haikal termasuk. Seperti sekarang keduanya tengah berada di cafe yang terletak di Jagakarsa, dengan nuansa vintage yang aesthetic, alunan musik jazz menggema di seluruh ruangan cafe. Cocok untuk belajar, otak haikal jadi relax.

Dan belakangan ini ia semangat buru-buru utbk lalu pacaran sepuasnya dengan faniyah, ia bersumpah selesai utbk nanti haikal akan memeluk faniyah sampai lima jam.

"Kelar nih?" Tanya haikal meneguk es teh manisnya

Nata mengangguk "Udah kok, tinggal kita simak aja pembahasannya"

Haikal fokus menatap video pembahasan hasil dari bedah materinya, nata menopang dagunya serius.

"Oh iya gimana hubungan lo sama faniyah?" Tanya nata memecahkan keheningan

"Ya gitu, biasa aja" sahutnya mencoret hasil perkaliannya tadi

"Tahan, tahan deh ya. Nanti bales dendam kalo utbk kelar, pacaran sana sepuasnya" sindir nata menyenggol bahu haikal

"Kalo lebih lama lagi kayaknya gue sekarat nahan kangen sama fani" ucap haikal mengacak-acak rambutnya frustrasi

"Bahasa lo berat" nata menggeleng heran

"Kalo lo udah pacaran juga ngerti" ujar haikal kembali meneguk es teh manis

"Buat sekarang sih nggak dulu, ada masa depan yang harus gue kejar" ucap nata dengan senyum bangga

"Cia ilah, berat juga bahasa lo" haikal tertawa kecil

"Tapi gue seriusan, menurut gue cowok kesini-sini cuman buat main-main doang ya nggak sih?"

Haikal mengendikkan bahunya "Itu karena lo belum nemu yang pas aja"

"Halah bullshit, kal" nata memutar bola matanya malas

"Contohnya gue sama faniyah. Mungkin sekarang belum tapi akan" haikal mengusap bahu nata tabah

Nata tersenyum tipis dan hatinya bergulat kacau, memang bahaya kalau dekat sama haikal lama-lama iya bisa gila.

Ia kira hatinya sudah berdamai mengikhlaskan haikal, ternyata dirinya tak jauh berbeda dengan adelia. Miris.

Dering ponsel nata memecahkan suasana yang sedang dalam-dalamnya antara haikal dan nata, ternyata sang ayah yang menelfon. Haikal cuek memilih melanjutkan mengisi kuis-kuis fisika secara random

Kuku itu memutih, menekan erat pada pinggiran meja. Nata menatap punggung haikal dengan nanar dan duduk disebelahnya

"Kal, gue harus berhenti" ucap nata membuat haikal menolehnya

INTROVERT GIRL [Jinrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang