Kali ini haikal absen nongkrong di warung pak ucup, karena harus mengantarkan penumpang favoritnya selamat sampai rumah
Keduanya tiba di parkiran, haikal dengan setia memakaikan helm bogonya ke kepala faniyah
"Kenapa nggak pake helm minion lagi?" Tanya haikal yang menaiki jok motornya
"Nggak mau, malu. Aku udah gede" jawab faniyah disusul duduk di jok belakang motor haikal
"Berarti kemarenan masih kecil ya, dek" ucap haikal terkekeh
"Diem ya haikal"
Baru sampai gerbang, haikal berpapasan dengan motor jerri yang membonceng arul dibelakangnya
"Widih saik pak, gercep amat. Jangan-jangan kayak arip lagi" ucap jerri meledek haikal
"Pantes tadi subuhan di mesjid biasanya dirumah pake mukenah" ujar arul membuat haikal mendorong motor jerri dengan kakinya
"Ngada-ngada lo, sekarang fani penumpang favorit gue, ayo kenalan dulu fan sama buaya ragunan" haikal balas meledek jerri dan arul
"Apaan sih haikal" ucap faniyah menunduk, menutup wajahnya dengan kaca helm
"Parah lo, anak orang dibikin sawan" jerri menatap iba faniyah yang tersiksa dibonceng haikal
"Dah ah, cabut warung pak ucup. Absen dulu bang?" Tanya arul di balas anggukan haikal
"Jangan lupa samsu sebatang bayar" ucap jerri yang segera melesatkan motornya dengan cepat
"Astagfirullah aku di fitnah" ujar haikal mengelus dadanya
"Haikal ayo pulang" pinta faniyah memegang bahu haikal
"Bismillah dulu" haikal melajukan motornya dengan tempo sedang
Selama ada polisi tidur pastinya haikal akan mencari kesempatan untuk rem mendadak alibi agar faniyah memeluknya
Modusnya pak, haikal bingung kenapa faniyah lebih banyak diemnya kok bisa gitu diem terus pikir haikal
"Fan, lo suka warna apa?" Tanya haikal mengambil lajur kiri dengan tempo kecepatan pelan
"Aku suka warna baby blue" jawabnya membiarkan angin menghembuskan helaian rambutnya
"Eh lo sekelas sama rina kan?" Tanya haikal lagi
"Iya, dia teman sebangku aku"
"Dia udah ada pacar kan?" Haikal menunggu jawaban apa yang keluar dari mulut faniyah
Hingga tanpa sadar motornya sudah masuk ke dalam komplek belimbing, dan menepi di depan halaman rumah faniyah
Haikal mematikan mesin motornya
"Udah, kenapa nanyain rina. Kamu suka sama dia?" Tanya balik faniyah membuka helmnya
"Nggak suka"
"Terus?" Faniyah mengernyitkan dahinya
"Sukanya sama lo" ucap haikal tersenyum manis
"Aku nggak suka" jleb, senyum haikal luntur
"Belum aja, liat aja nanti baju lo dan sarung gue satu mesin cuci"
Faniyah tertawa keras, haikal bingung "Iya, kamu jadi tukang laundry, kan"
"Fani humornya anjlok juga ya"
Haikal menggeleng, faniyah masih melanjutkan tawanya "Aku masuk dulu ya, makasih"
Faniyah melesat masuk ke dalam rumahnya, belum sempat haikal say goodbye
Didalam sana faniyah tersenyum, sang bunda yang sedang membaca katalog Tupperware di ruang tamu menatap heran sifat putri semata wayangnya itu
"Kamu kenapa, fan?" Tanya sang bunda
"Gakpapa kok" jawab faniyah seraya salim pada bunda
"Ini pertama kalinya kamu pulang sekolah ketawa, senyum, gini loh. Ciee pulang sama haikal, happy banget" goda sang bunda, faniyah hanya tersenyum tipis
Terkadang hidup juga perlu tawa batin faniyah
Motor scoopy hitam milik haikal sudah terparkir epic di garasi rumahnya, tapi mendadak ia mendapat panggilan langsung dari kawanannya, jerri dan arif sudah standby di warung mang salih
Haikal meluncur kesana, hanya butuh jalan beberapa langkah saja untuk segera sampai sana
"Cepet banget lo pada baliknya, di pak ucup sepi?" Tanya haikal yang segera mengambil satu batang rokok untuk ia hisap
"Lagi di pinjem dulu buat anak menteng rapat, biasa ketuanya si fadli" jawab jerri yang menyeruput kopi kapal apinya
"Apaan, gue baru mau makan" haikal duduk disebelah arif yang sedang chatingan sama rina, katanya.
"Gue sama arif mau ngasih saran, mending lo jauhin adelia kalo cuman buat main-main" ucap jerri membuat haikal kembali mumet
"Gengnya adel banyak cuk, bisa abis lo" sahut arif yang ikut menyedot teh gelas
"Dia nembak gue tadi" ujar haikal menghisap rokoknya
"Terus lo jawab apa?" Tanya penasaran jerri
"Gue bilang, gue juga suka sama baso"
"Apaan sih tolol" geleng frustasi jerri
"Ya gimana caranya gue nolak adel, lo tau kan gue nggak suka berada dalam hubungan" haikal menghela nafas panjang
"Maneh teh ya, laki tapi urusan cinta meuni payah" ledek mang salih yang sedari tadi menyimak
"Haikal yang payah, mang" ucap arif santai
"Mending lo tolak sekarang daripada makin panjang kalo lo cuman main-main doang" jerri menepuk bahu kawannya itu
"Jadi, gue tolak dia dengan halus gitu?" Haikal menatap ke arah jerri dan arif
Jerri dan arif mengangguk kompak "Maaf del, kamu terlalu masyallah buat aku yang subhanallah" ucap arif mendapatkan pukulan dari haikal
"Kasian adel juga, lo tau kan dia juga terkenal di sekolah, banyak yang ngantri sama adel tapi gobloknya malah milih si blangsak satu ini" jerri menatap haikal heran
"Gue aja blangsak banyak yang demen gimana sukses jaya raya, kehabisan jodoh lo nanti" ujar haikal menghembuskan asap rokoknya
"Di tinder banyak, smule ada, bigo ada" arif tersenyum tipis
"Mending Sekarang atau tidak sama sekali, intinya mending bertindak sekarang dengan perasaan lo yang ada atau nggak sama sekali yang nantinya menyakiti adel" jerri memalingkan wajahnya melihat pohon rindang yang bergoyang
Biar aesthetic anglenya, haikal terdiam kali ini dia memang harus gentle dalam keputusan dan bertindak, memang haikal sayang sama adelia, tapi sebatas teman saja
"Oke kalo gitu gue bertindak" jawab haikal mantap
Jerri dan arif tersenyum salut sebagai kawan, haikal beranjak berdiri ingin pergi
"Nah ini lo mau kemana" tanya jerri
"Ke dukun, katanya bertindak" ucap haikal mendapat smackdown dari arif dan jerri
Bersambung...
Haha yang katanya most wanted tapi nyelesain masalah tinggal bilang "nggak suka, nggak bisa" ribet banget harus ke dukun 😭
buat nemenin Friday night kalian ea
VOTMENT YA SAHABAT BIAR CEPET UPDATENYA
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT GIRL [Jinrene]
Novela JuvenilBagaimana sikap haikal menghadapi perempuan introvert yang jatuh cinta dengannya, sementara itu dirinya tidak ingin memiliki hubungan yang serius "Dari 271.349.889 penduduk di indonesia kenapa aku harus jatuh cinta sama Haikal Ahmad"- Faniyah Ardian...