Ketika Gemuruh itu Akhirnya Datang (2)

7 0 0
                                    

"Selamat sore Tuan Yi, Tuan Hua meminta waktu untuk berjumpa dengan anda malam ini"

Felix Yi yang saat itu sedang melihat berkas laporan ditangannya nampak tersenyum mendengar suara James Ha di sambungan telepon.

"Tidak bisa. Malam ini aku ada jadwal makan malam dengan keluarga Alexia. Bukankah kau yang mengatur jadwalnya?"

"Iya Tuan Yi. Tapi Tuan Hua terus mendesak untuk berjumpa dengan anda"

"Apakah ini perihal pekerjaan?"

"Nampaknya demikian, Tuan"

Felix Yi menaruh berkas laporan Hatec sambil membuka kacamatanya.

"Kalau begitu bilang padanya untuk menemuiku besok pagi sebelum rapat Teknis. Dia hanya punya waktu 20 menit"

"Baik, Tuan Yi"

Sesaat setelah memutus sambungan telepon, Felix Yi menghela nafasnya perlahan. Ia tatap sekilas berkas laporan tadi lalu tersenyum pada dirinya sendiri.

'Dasar perusahaan sampah.. seharusnya kau berterimakasih padaku, Andy..'

Andrew Hua memang sama sekali tidak kompeten mengelola perusahaan. Seperti pendahulunya, Ia tidak membuat inovasi apapun. Semua masih dikelola sangat konservatif dengan manajemen keuangan yang korup.

Membeli saham Hatec sama saja seperti memelihara bom waktu. Ibarat menyiram air di atas aspal panas, berapapun pendanaan yang dikucurkan ADComm pasti akan menguap sekaligus.

Ia harus mencari alternatif untuk mengelola Hatec seefisien dan seefektif mungkin. Meskipun Pemegang Saham sudah sepakat untuk mendanai Hatec secara penuh, bukan berarti ia berpangku tangan melihat kehancuran ADComm di depan matanya.

"Tuan Yi, kita sudah sampai"

Felix Yi mengaitkan kancing jas nya saat ia turun dari kendaraan. Sore itu, ia nampak menawan dengan balutan jas garis-garis biru tua. Ia tidak menyadari beberapa pasang mata terus mengamatinya dengan kagum sejak dirinya memasuki Boutique.

"Tuan Yi, anda sudah tiba?"

Perhatian Felix Yi seketika beralih ke arah suara Asisten pribadi Alexia Li yang berdiri tepat di belakangnya.

"Mari ikuti saya, Nona Li sedang mengepas gaun pengantin di ruang VVIP"

Sambil tersenyum, Felix Yi ikuti langkah perempuan itu menuju sebuah ruangan private di bagian dalam Boutique.

Disana, ia bisa melihat Alexia sedang mematut dirinya di depan sebuah cermin besar dengan dua orang yang mengelilinginya.

"Silahkan duduk. Anda datang di waktu yang tepat. Nona Li baru saja mencoba gaun pertama"

Felix Yi duduk perlahan di sebuah sofa panjang sambil memperhatikan sekitarnya. Seumur hidup, ia belum pernah sekalipun mengunjungi sebuah Bridal Boutique semewah ini.

"Apakah anda suka kopi, Tuan Yi?"

"Yes, Americano, please.."

Di seberang ia duduk, Alexia Li nampak sedang mencoba sebuah gaun putih berenda dengan bagian punggung terbuka.

"Bagaimana menurutmu?"

Felix Yi menyambut pertanyaan Alexia dengan senyuman tipis. Alexia terlihat kurus sekali. Tulang punggungnya nampak menonjol, dan itu sangat tidak enak untuk dilihat.

"Adakah gaun yang lain?"

Alexia dan dua orang staff yang sedang membantunya mengepas gaun, kompak menoleh ke arah Felix Yi duduk.

Dangerous LiasonsWhere stories live. Discover now