Mandarin Oriental Hotel
ShanghaiFelix Yi menghentikan langkahnya sejenak di koridor hotel saat melihat Alexia Li berjongkok di depan kamarnya. Entah apa yang telah terjadi padanya. Ia kelihatan menyedihkan dengan pakaian dan riasan itu.
Sambil menghela nafas, Felix Yi melanjutkan langkahnya kembali lalu berdiri tepat di depan Alexia.
"Kenapa kau ada disini? Jangan katakan kau akan menginap dikamar yang sama denganku"
Tanpa menjawab, Alexia bangkit berdiri sambil menyandarkan kepalanya ke dinding. Ia kelihatan sudah mabuk saat itu.
"Cepat buka pintunya.. Aku tidak bisa membukanya karena kartuku bermasalah"
"Sigh.. kenapa kau tidak mengambil kamar yang lain?"
Sesaat pintu kamar hotel terbuka, Alexia segera menghambur masuk ke dalam menuju kamar kecil.
Felix Yi yang saat itu masih berdiri di ambang pintu hanya bisa terdiam ketika suara muntah Alexia menggema dari dalam kamar kecil.
Ini bukan pertama kalinya, ia mendapati Alexia mabuk berat seperti ini. Saat mereka tinggal bersama di London, beberapa kali Alexia pulang ke apartemen dengan kondisi yang sama.
"Berapa banyak alkohol yang kau minum?"
Setelah melepas jasnya, Felix Yi melangkah mendekati Alexia yang terduduk lemas di sisi toilet. Ia kemudian memijat tengkuk Alexia perlahan agar Alexia bisa segera mengakhiri rasa mualnya.
"Kau benar-benar ceroboh. Bagaimana jika orang-orang mengenalimu dalam kondisi menyedihkan seperti ini?"
Sambil menyelimuti Alexia dengan handuk, Felix Yi mulai menyalakan keran air hangat di bath tub.
"Segera bersihkan dirimu.."
Ia kemudian perlahan bangkit berdiri lalu berjalan ke ambang pintu.
"Surat pengunduran diri Theodore Cha baru saja diterima Pemegang Saham. Ia akan mencabut semua otoritas yang dimilikinya dan mempercayakannya pada grup"
Dengan wajah pucat, Alexia Li menyimak perkataan Felix Yi dalam diam. Apa yang dikhawatirkannya ternyata bukan isu belaka. Theodore Cha memang melakukan semuanya demi Gladys Wen, dan itu membuat hatinya hancur berkeping-keping.
"Kapan dia akan mulai tinggal di Taiwan?"
Untuk beberapa saat Felix Yi terdiam. Wajah muram Alexia cukup menggambarkan perasaan yang bergejolak dihatinya saat ini.
Ia tahu betul tujuan kedatangan Alexia bersamanya ke Shanghai bukan untuk publikasi semata, tapi karena Theodore Cha. Mereka mungkin sudah bertemu tanpa sepengetahuan dirinya.
"Entahlah.. mungkin dalam waktu dekat"
Dengan sikap abai, Felix Yi melangkah menuju kamar. Ia membuka kemejanya sambil sesekali melempar tatapan ke arah Alexia Li yang masih terduduk lemas di sisi toilet.
Ia tidak tahu apa yang dirasakannya saat ini. Haruskah ia merasa iba pada sosok tunangannya tersebut atau marah karenanya?
"Felix... aku berubah pikiran.."
Alexia Li perlahan bangkit berdiri. Kedua matanya mulai menggenang dengan airmata.
"Besok aku akan terbang ke Taipei.."
YOU ARE READING
Dangerous Liasons
RomanceStory of two people who lack the courage to admit they love each other, and so they spend their energies destroying the loves of others.