Taichung, Taiwan
"Sampai kapan kau bersembunyi disini Alex? Managermu baru saja menelpon kalau keluargamu menanyakanmu"
Alexia Li membalik halaman buku novel ditangannya perlahan. Ia abaikan kalimat kawannya tersebut sambil menikmati paragraf demi paragraf kisah yang dibacanya dengan serius.
"Kalau aku jadi kau, aku akan segera kembali ke Hong Kong. Memang kenapa dengan melanjutkan bisnis keluarga? Bukankah sudah banyak orang hebat bekerja disana? Kau hanya tinggal duduk manis di kursi eksekutif, lalu mengabiskan hidupmu dengan plesiran ke tempat yang kau suka. Kau kan satu-satunya pewaris ADComm Corp, kau bisa hidup terjamin tanpa harus bersusah payah mencari uang seperti ini"
Hujan gerimis tiba-tiba turun dan mengetuk jendela apartemen di dekat Alexia duduk. Saat itu perhatiannya beralih dari novel yang dibacanya ke arah taman luas di seberang kompleks apartemen.
Wajahnya berubah muram.
"Ya kau benar.. kuharap kita bisa bertukar tubuh, hingga aku bisa menjadi Irene Xu selamanya-"
Sebuah bantal sofa tiba-tiba melayang ke kepala Alexia hingga membuatnya mengaduh.
"Perkataan bodoh macam apa itu! Cepat kembalilah ke Hong Kong sebelum acara Award nya digelar"
Alexia yang semula memasang wajah kesal kembali tersenyum saat kawannya datang padanya dengan secangkir cokelat panas ditangan.
"Apa yang terjadi padamu? Apa kau sedang melarikan diri?"
Irene Xu merebut buku novel yang digenggam Alexia lalu memandangnya dengan wajah serius.
"Tidak. Aku hanya rindu padamu"
"Rindu? Aku baru saja bertemu denganmu dua hari yang lalu di Hong Kong, tapi kau sudah rindu lagi padaku?"
Perlahan Alexia menaruh cangkir cokelatnya ke atas meja. Ia rangkul kawan baiknya sambil bersikap manja.
"Iya.. aku selalu rindu padamu, Irene Xu.."
"Hey, Acara Award yang kau hadiri akan berlangsung besok malam, tapi kenapa kau malah terbang ke Taiwan untuk menemuiku? Jika managermu tahu dimana kau berada sekarang, ia pasti akan marah padaku-"
"Kalau begitu, rahasiakan hal ini dari Manager Han. Kau kan sudah melakukannya dengan baik tadi"
Senyum nakal Alexia membuat Irene Xi sedikit kesal. Kehadiran Alexia disini sebetulnya membuat ia tidak tenang.
"Semuanya baik- baik saja kan?"
Irene membuka satu persatu halaman novel ditangannya dengan sedikit cemas. Ia sudah bisa menduganya sejak Alexia datang ke apartemennya semalam.
"Ya, semua baik-baik saja.."
Kali ini Irene mengangkat wajahnya. Ia pandangi Alexia yang sedang menyesap cokelat panasnya dengan khawatir.
"Kau bisa berbagi denganku jika kau ingin-"
"Aku akan menikah di awal musim semi nanti, Irene"
Novel yang ada di tangan Irene seketika jatuh ke lantai. Untuk beberapa saat ia terpaku memandang Alexia yang sedang menaruh cangkirnya ke atas meja.
"M-menikah? Dengan siapa?"
Alexia tersenyum.
"Dengan seseorang yang spesial"
"Tidak mungkin... kau tidak mungkin menikahinya, kan?"
Senyuman diwajah Alexia berganti tawa ketika wajah Irene Xu berubah pucat.
YOU ARE READING
Dangerous Liasons
RomansaStory of two people who lack the courage to admit they love each other, and so they spend their energies destroying the loves of others.