13 - Getaran Persaingan

52 15 2
                                    

"Wah, cantik juga saya."

Kinan kini sedang berada di depan cermin yang menampilkan pantulan dirinya. Bukan tanpa alasan, Kinan sedang mencoba gaun yang baru dia beli beberapa hari yang lalu.

Hari ini Kinan berencana untuk pergi ke panti asuhan yang tempo hari dia datangi bersama Junda. Bedanya, kali ini dia akan pergi sendiri. Kinan tentu tidak datang dengan tangan kosong. Dia sudah menyiapkan beberapa alat tulis, bahan makanan, bahkan alat mandi.

Namun, sebelum itu tentu saja Kinan harus bersiap-siap. Dilihat-lihat penampilan Kinan lebih seperti orang yang akan menghadiri kunjungan negara daripada kunjungan ke panti asuhan. Gaun hitam selutut, heels hitam tujuh senti, rambut dicepol, dan tas mahal dari desainer yang menggantung di lengannya sangat tidak mencerminkan orang yang akan pergi mengunjungi panti asuhan.

Perlu diketahui niat Kinan bukan untuk pamer. Ini style-nya. Ya, style Kinan seperti ini. Tidak jarang Kinan menjadi pusat perhatian ketika dia berada di tempat umum karena style-nya yang sangat berbeda dan mencolok. Tidak jarang pula setelah orang-orang itu melirik Kinan mereka akan bergunjing tentang Kinan. Kinan tahu, tapi dia tidak peduli. Bukan urusannya, begitu pikir Kinan.

Setelah selesai bersiap-siap dan memuji dirinya sendiri, Kinan langsung pergi menuju basement, tempat dimana mobilnya berada.

"Naik kereta api, tut tut tut, siapa hendak turut."

Kinan menjamin dia tidak akan malu lagi kali ini, dia sudah bisa menyanyikan lagu Naik Kereta Api dengan cukup baik. Tidak hanya Naik Kereta Api, sekarang Kinan juga sudah menguasai beberapa lagu anak-anak.

Dengan hasil yang cukup memuaskan seperti ini, tidak rugi Kinan karaoke lagu anak-anak setiap malam sebelum tidur.

"Usaha tidak mengkhianati hasil," ucap Kinan sambil senyum-senyum sendiri.

✿✿✿

Kinan sudah sampai di panti asuhan sekarang, tapi bukannya langsung masuk, dia justru berdiri diam di ambang pintu dengan wajah bete luar biasa.

"Hai Kinan," sapa seseorang.

Kinan merutuki kehadiran orang itu saat ini. Kesempurnaan hari ini hancur karena Kinan bertemu dengannya. Dan sayangnya, bukan hanya satu orang yang kehadirannya tidak Kinan harapkan, tapi dua orang sekaligus.

"Masuk, Kin," ucap Junda yang juga ada di panti asuhan.

Dengan berat hati, Kinan akhirnya masuk ke panti asuhan. Dia langsung disambut oleh anak-anak panti yang super lucu. Namun, karena suasana hatinya sudah rusak karena kehadiran Riana dan Dion di sini, Kinan hanya bisa senyum terpaksa menanggapi tingkah ajaib anak-anak panti.

"Kamu kenapa nggak bilang mau kesini?" tanya Kinan pada Junda.

"Gue pengen bareng mereka." Junda menunjuk Riana dan Dion.

Wajah Kinan langsung bete lagi. Kinan merasa Riana dan Dion tidak cukup baik untuk Junda, tapi meski begitu kenapa tiga anak itu sangat sulit untuk dipisahkan.

"Halo Kakak," sapa seorang gadis kecil kepada Kinan.

Kinan yang mendengar suara kecil itu langsung menoleh, kemudian tersenyum lebar. "Halo juga, Vira."

Vira, gadis kecil yang tempo hari sempat berdebat dengan Kinan itu tersenyum. Tidak lama kemudian, gadis kecil itu bangkit dan menempelkan mulutnya ke telinga Kinan.

Lantas gadis itu berbisik. "Kak, mau es krim."

"Mau?"

Vira mengangguk.

Senja & Pesawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang