[Prelude] Kinan dan Pesawat Kertas

195 25 10
                                    

Di sebuah lahan kosong yang penuh ilalang, Kinan duduk di atas sebuah batu besar sambil menyesap rokoknya yang tinggal setengah. Berbeda dengan sore kemarin yang mendung gelap, sore ini senja kembali menampakan wujudnya. Hal inilah yang setiap sore Kinan lakukan. Duduk sendiri ditemani rokok dan ilalang yang bergoyang.

Bukan tanpa alasan Kinan berada di sini. Dia sedang menunggu sesuatu datang dari arah timur.

Tepat ketika rokok Kinan habis, sebuah benda warna putih datang dari arah timur dan mendarat persis di ujung sepatu heelsnya. Dia menunduk mengambil pesawat kertas yang baru menabrak ujung sepatunya, mengangkatnya pelan kemudian menyimpannya dalam pangkuan.

Untuk beberapa saat, Kinan memandangi pesawat kertas itu. Hingga akhirnya Kinan menyadari kalau pesawat kertas itu tidak bisa memilih kemana akan mendarat. Yang bisa dilakukan hanya pasrah mengikuti kemana pun angin akan membawanya. Kinan sama seperti pesawat kertas itu, dia tidak tahu akan kemana setelah ini. Yang bisa dia lakukan hanya mengikuti kemanapun takdir akan membawanya.

Kehadiran dirinya di hidup Junda adalah suatu keharusan. Memang kurang ajar untuk memaksa masuk ke dalam kehidupan seseorang, tapi Kinan tidak punya pilihan lain yang lebih baik selain itu. Semua yang Kinan lakukan bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk Junda.

Kinan yakin betul Junda tidak tahu siapa dirinya, dari mana dia berasal, atau bahkan siapa nama lengkapnya. Junda tidak tahu apa pun tentang Kinan. Sama seperti Junda, Kinan juga begitu. Dia tidak tahu apa pun tentang dirinya.

Kinan tidak tahu siapa dirinya, kenapa dia bisa begini, dan kenapa dia bisa berada di sini.

✿✿✿

Semua pasang mata yang kini hadir di Melody—nama kafe—memusatkan fokus pada satu titik. Di sebuah titik dimana ada mega mix antara piano mewah klasik dan style glamor seorang Kinan. Kinan yang saat ini sedang menarikan jemarinya di atas tuts-tuts piano menjadi tontonan mahal untuk semua orang yang ada di Melody. Bukan hanya style mewah Kinan yang menarik perhatian semua orang, tetapi juga permainan piano Kinan yang luar biasa. Kinan mampu menciptakan suasana bak orkestra dengan nada-nada mayor yang dia mainkan.

Lalu ketika suara pintu kafe yang dibuka terdengar, Kinan menghentikan permainannya di tengah jalan. Kinan berdiri tanpa memedulikan desah kecewa yang keluar dari mulut semua orang. Sebelum Kinan menuju ke tujuannya, dia menyempatkan diri berjalan ke mejanya untuk mengambil es kopinya yang masih tersisa banyak.

Wanita itu, wanita berkemeja putih yang baru saja membuka pintu kafe, Kinan berjalan dengan angkuh menuju wanita itu. Kinan berjalan dan terus berjalan, hingga akhirnya..

Brak!

"HEI!"

Kinan bisa mendengar semua orang yang menyaksikan adegan itu memekik tertahan.

"Ups!" Kinan menatap wanita itu dengan ekspresi kaget dibuat-buat.

"Jalan pakai mata, dong!"

Kinan tersenyum puas melihat hasil karyanya. Kemeja wanita itu yang tadinya putih bersih kini memiliki corak coklat di bagian depan.

"Jalan pakai kaki," jawab Kinan disertai senyum angkuhnya.

Saat ini Kinan bisa melihat dengan jelas kalau pendar yang ada di sekitar wajah wanita itu bertambah semakin pekat, warnanya berubah jauh lebih hitam dari sebelumnya.

"Kurang ajar, ya, kamu!" Wanita itu mengangkat tangan akan menampar Kinan.

Namun Kinan lebih cepat menangkap pergelangan tangan wanita itu lalu mencengkeramnya kuat hingga membuat wanita itu merintih kesakitan. "Tidak semudah itu."

Senja & Pesawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang