~ Chapter 11

562 129 5
                                    

SORRY BUAT SANGAT-AMAT-TERLAMBAT UPDATE UEUEUEUEU. nah sekarang, happy reading!

[]

Justin dibuat mengerutkan dahi di pagi hari begitu membuka aplikasi chat-nya. Lelaki itu jarang memakai aplikasi chat sesering anak-anak zaman sekarang. Maka isinya hanya ramai oleh grup chat kelas. Satu grup chat asing mencuri perhatiannya.

Baim telah menambahkan Anda.

Grup chat beranggotakan tiga orang itu bernama "Kawal Justin". Dari awal saja sudah bikin Justin ingin tekan tombol keluar grup. Melihat daftar anggota, sepertinya keluar dari grup adalah pilihan yang tepat. Sebelum sepat ia mengklik tombol bertulisan merah itu, sebuah pesan masuk dari sana.

Baim: Selamat datang, Mas Bro.

Justin melengos membacanya.

Justin: Ini grup apaan?

Sasha mengirim stiker berisi meme orang tertawa. Di bawah judul grup, terdapat status yang mengatakan kalau Baim sedang mengetik.

Baim: Setelah gue sama Sasha berdiskusi, akhirnya kita putusin buat bantuin lo.

Justin: Bantu apaan?

Sasha: Bantu cari tau tentang cewek yang ada di mimpi lo. Mana tega gue ngebiarin elo jadi sad boy gara-gara cewek jadi-jadian doang L.

Justin: Gak perlu. Gue udah gak penasaran sama itu.

Sasha: Tapi gue penasaran!

Baim: Gue juga!
Baim: Mulai besok kita mulai beroperasi ya, Mas Bro.

Justin geleng-geleng kepala. Ponsel dilempar pelan ke atas kasur. Sungguh tidak disangka, Baim dan Sasha bisa dengan mudah akur hanya karena masalah sepele seperti itu. Kenapa juga proses dekatnya mereka harus menyertai urusan pribadi Justin. Baim dan Sasha adalah perpaduan yang bahaya.

*

Sisa-sisa libur sekolah, Justin pikir akan menyenangkan kalau bisa menghabiskan waktu seorang diri di rumah. Melakukan kegiatan-kegiatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Ini termasuk kegiatan yang belum pernah dilakukan, sih, tapi sayangnya super duper merepotkan.

Tiga remaja tanggung itu berkumpul di rumah Justin. Makanan ringan yang sudah terbuka bungkusnya ada di tengah-tengah, mereka duduk melingkar. Sasha dan Baim seolah tengah menunjukkan senyum terbaik mereka sekarang, kontras sekali dengan Justin yang merengut karena hari liburnya terganggu.

"Inti meeting abal-abal ini apaan, sih?" cebik Justin.

Baim dan Sasha buru-buru menghabiskan makanan dari mulut. Seolah berlomba untuk menjawab lebih dulu. Tersedaklah mereka akibat tidak berhati-hati. Justin menghela napas di sini. Lama-lama Baim dan Sasha terlihat seperti saudara kembar.

"Mau nyusun rencana," ujar Baim yang sudah selesai meneguk habis airnya.

Belum sempat Justin bertanya, Sasha buka suara lebih dulu. "Rencana buat jalan-jalan—maksud gue, buat cari arti dari mimpi-mimpi lo!"

Baim memajukan duduknya dengan senyum sok misterius. Dia memberi gestur seolah meminta Sasha untuk ikut merapat.

"Apa lo gak curiga? Bisa mimpiin cewek yang sama berulang kali, lo inget jelas mukanya, siapa tau lo berbakat jadi dukun, Tin!" Baim berseru semangat.

That Woman in My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang