Jungkook langsung memandang tangannya.Sontak ia terkejut melihat cairan darah itu, ia langsung berdiri dan beranjak menatap cermin.Oh tidak dirinya mimisan." Astaga aku mimisan lagi.."Gerutu Jungkook. Ia langsung mengambil tisu dan menyumbat nya.
Tak lama kemudian rasa sakit ikut menyerang bagian dada sebelah kirinya.Jungkook terus mencengkeram dada kirinya dengan erat, saat rasa sakit itu datang. Rasanya sangat sakit dan berdenyut.Tubuhnya goyah, lututnya terjatuh kelantai.
"Tidak. Aku tidak ingin membuat hyungku cemas." Ujar Jungkook dalam hatinya. Lalu ia merangkak sambari memegang dada kirinya menuju kasur tidurnya. Lalu berdiri dan duduk bersandar.Kemudian ia menarik loker di mejanya. Ia mengambil sebuah tabung kecil yang berisi butiran butiran obat berwarna putih didalamnya.
Ia langsung menuangkan butiran obat itu ke telapak tangannya sebanyak tiga butir.Tak canggung , meskipun sangat pahit ia langsung memasukkan kedalam mulutnya disusul segelas air putih.Obat itu bekerja dengan cepat, rasa sakit didadanya mulai lunglai.Dan mimisannya sudah berhenti. Ia bernafas lega sekarang.
Tok
Tok
TokJungkook menatap pintunya saat mendengar ketukan pintu.Ia langsung berjalan kearah pintu dan membukanya. Rupanya Jimin, ia membawa nampan yang penuh dengan makan malam dan ada beberapa buah, tak terkecuali pisang.Buah yang sangat Jungkook suka.
"Jimin hyung? Kenapa kau membawa makanan itu ? Bagaimana mereka berdebat denganmu untuk mendapatkan makanan itu?" Tanya Jungkook bertubi-tubi. Ia kasihan dengan Jimin yang ikut menjadi korban rasa sakitnya.
"Itu tidak penting, lebih penting jika kau makan." Jawab Jimin dengan senyum lebar,sambari dia memberikan nampannya. Jungkook menerimanya, Jimin pun berbalik arah hendak pergi.
"Jimin hyung!" Panggil Jungkook tiba tiba. Jimin langsung berbalik arah menatapnya.
"Kau tidak ingin menemaniku?" Ujar Jungkook dengan membujurkan bibirnya.
Jimin menunduk sambari menghela nafas. "Maafkan aku Jungkook, hyung sedang sibuk.Banyak berkas berkas yang hyung harus selesaikan. Jadi kamu makan sendiri yha?" Jelas Jimin.
Jungkook terdiam dengan raut wajah sedih.Tapi dia tidak boleh egois.Ia langsung tersenyum pada Jimin."Yha. Tidak apa apa kok hyung. Yha sudah hyung selesaikan pekerjaan hyung."Kata Jungkook.Jimin mengangguk dan langsung pergi meninggalkannya.
Jungkook kembali menutup pintunya dan berjalan keranjangnya.
Keesokan harinya. Mata indah Jungkook terbuka saat matahari masuk lewat jendela kamarnya. Ia memandang jam dindingnya, yang menunjukkan pukul 07.00. Ia langsung bangun dan meraih handuknya. Lalu pergi kekamar mandi.
Seusai mandi ia keluar menuruni tangga untuk menghampiri para hyungnya.
Namun dia tidak melihat Jimin hyung."Kenapa kau baru bangun ha! Sini!"Sontak Namjoon.Jimin segera menghampirinya.
"Ada apa hyung?" Ujar Jungkook.
Plakkkk
Namjoon menjatuhkan pel nya kearah Jungkook."Bersihkan semua lantai ini!"Suruh Namjoon.Tiba tiba semua hyungnya menyerahkan pekerjaaannya ke Jungkook.
"Nih cuci piringnya!"
"Nih sapu!!"
"Nih lap semuanya!!"
"Nih bereskan kamar kamar ini!"
Jungkook bingung ia terngaga, semua diberikan kepadanya."Tapi hyung..."Sela Jungkook.
"Kenapa?! Kau tidak sanggup!! Dasar lemah!!" Sontak Seokjin.
Jungkook tak berkutik.Bukan karena tidak sanggup tapi dirinya tidak boleh terlalu lelah."Kemana Jimin hyung?"Ujar Jungkook.
Hoseok langsung berjalan menghampiri Jungkook dengan tatapan tajam.Langsung ia mencengkeram lengan Jungkook. Hingga Jungkook meringis kesakitan. "ahh lepaskan hyung, sakit" Rintih Jungkook.
"Kenapa kau mencari Jimin?! Kau ingin mengadukan kami?! Iyha!!!" Sontak Hoseok.
"Tidak hyung aku hanya bertanya saja.." Lirih Jungkook. Hoseok langsung melepas tangannya dengan kasar,hingga membuat goresan di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MY HYUNG (END)
FanficAnnyeong Yorobun 💜💜 Sinopsis : Jungkook tidak pernah meminta lebih dari kasih sayang dari para hyungnya. Namun,tidak pernah sedikit para hyungnya mengerti tentang Jungkook. Jungkook selalu menjadi yang tersakiti dalam hidupnya. Ditambah dokter mem...