Semuanya sudah diperhitungkan oleh Cattleya.
Dia tahu seseorang dari seseorang dari militer akan mencarinya dan menangkapnya walau mungkin tidak sampai membunuhnya -menurutnya. Dia sudah menduga semua itu. Tapi wanita itu tidak gentar. Dia tetap bersikukuh untuk menjalankan rencananya walau hanya sendirian.
Ia tidak ingin membiarkan kekasihnya sendiri yang merasakan pedihnya kematian. Ia ingin semua anggota pasukan militer juga mengalaminya.
Melalui surat-surat yang ditulisnya, ia akan membuat kedua negara yang sudah mencapai damai kembali berperang. Ia akan menghancurkan kedamaian mereka untuk mencapai kedamaiannya sendiri.
Pembalasan dendam wanita yang sakit hati memang bukan main-main. Meski dunia adalah musuhnya ia tak akan mundur malah ia akan lebih bersemangat untuk segera mengakhirinya.
Dunia ini tak pernah adil. Cattleya tahu itu. Karena itu ia akan membuat keadilan sendiri untuk dirinya
🖤🖤🖤
“Erwin, cepat kembalikan Mikasa!” seru Levi langsung setelah sampai ke ruangan komandan pasukannya tersebut. Ia menggebrak begitu saja pintu ruangan sang komandan, mengacuhkan segala etiket yang seharusnya diterapkannya pada orang yang jabatannya berada di atasnya ini.
Hange yang sedang berada di dalam nampak terkejut mendapati sikap tak biasa Levi Ackerman tersebut. Ia nampak sangar saat ini, seperti ketika sedang berhadapan dengan musuh-musuh di medan perang. Tidak tahu ampun.
“Tenanglah dulu, Levi,” ucap Erwin kalem menyuruh sang kapten untuk tetap tenang, mengambil napas barang sejenak.
“Apa maksudmu untuk membawa Mikasa ke dalam perang dengan Marley berikutnya, huh?” tak menuruti saran Erwin, Levi justru menjadi kalap dengan menghantam meja di depannya.
Levi mengurut pelipisnya, wajahnya mengerut melihat Erwin yang begitu tenang dengan ekspresi lempengnya itu seolah ini bukan masalah besar untuk membiarkan Mikasa ikut berperang dalam perang.
Ayolah, ini adalah masalah yang besar untuk Levi. Terlebih dengan status Mikasa yang masih dianggap tawanan itu, mengapa mereka harus mengikutsertakan dia dalam urusan internal mereka, huh? Sangat tidak masuk akal pun terasa aneh bagi Levi Ackerman.
“Aku yakin kau sudah melihat sendiri bagian kecil dari kekuatannya itu, Levi. Kekuatannya itu akan membawa kemenangan untuk kita,” ucap Erwin kemudian.
“Huh?" Salah satu alis Levi naik. "Jadi maksudmu kau akan membiarkan dia untuk membunuh pasukan lawan, menjadikannya sebagai senjata seperti yang Hizuru lakukan kepadanya?” lanjut Levi, intonasi suaranya naik satu oktaf.
“Hei kalian berdua, aku tidak terlalu mengerti apa yang kalian bicarakan. Bisakah kalian membicarakannya dengan baik-baik?” Hange berusaha menengahi mereka berdua.
“Aku tidak bisa menerimanya,” keluh Levi.
“Keputusan ini bukan hanya diambil olehku, tapi seluruh bagian dari militer telah menyetujui untuk membiarkan Mikasa Ackerman untuk turut dalam perang kita melawan Marley.
Kedua bola mata Levi melebar dalam sepersekian detik. Alasannya jelas, sebab terkejut tentu saja. Namun bukan hanya karena satu hal tapi melainkan dua hal.
Hal pertama adalah keputusan sudah bulat diambil oleh militer.
Dan yang kedua, yang paling membuatnya tak percaya adalah nama gadis itu ternyata Mikasa Ackerman.
Ackerman.
Nama yang sama dengannya.
🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Who Standing in the Dark (Tamat)
FanfictionMikasa melarikan diri dari Hizuru lalu menjadi tawanan di Paradis. Secara khusus, dia dijaga oleh Levi Ackerman yang merupakan pria terkuat dari Pasukan Pengintai. "Apakah kau akan melarikan diri?" - Levi "Tidak, aku tidak akan melarikan diri." - Mi...