Dua Puluh | Kenny Ackerman

527 101 35
                                    

Siang itu cuacanya cukup terik di Paradis membuat Mikasa tidak tertarik untuk menghabiskan waktu keluar dan lebih memilih berdiam di kamarnya yang ada di barak tempat anggota tim Levi tinggal sambil dia menatap tembok yang menjulang tinggi dari balik jendela kamarnya.

Levi sudah pergi pagi tadi untuk menjalankan sebuah misi yang tidak diketahui Mikasa detailnya. Memang tidak harus Mikasa untuk tahu. Akan tetapi, satu hal yang pasti adalah Mikasa sudah berjanji untuk menunggunya. Bukankah itu lebih penting dibandingkan mengetahui detail misinya?

Pandangan Mikasa yang lurus jauh ke depan itu tiba-tiba teralihkan oleh seekor kuda yang berhenti di depan pagar barak mereka juga seseorang yang menungganginya turun dari atas kuda tersebut lalu masuk ke pekarangan mereka.

Mikasa mengingat wajah orang yang turun dari kuda tersebut. Dia adalah orang yang sama yang Mikasa temui ketika ia baru saja diputuskan untuk tinggal di Paradis bersama dengan Levi.

Ya, dia orang yang waktu itu menyuruh Levi untuk mencari Cattleya. Kalau Mikasa tidak salah ingat, pria itu pernah mengatakan bahwa Levi adalah keponakannya.

“Jangan-jangan dia ...,” gumam Mikasa mencocokan sebuah kemungkinan yang ada di dalam kepalanya.

Mikasa pun keluar dari kamarnya dan diluar sana atau di ruang tamu lebih tepatnya disana sudah ada Eren dan Armin yang menyambut pria tua itu.

Pria itu tersenyum ke arah Mikasa yang baru saja datang. “Sudah lama tidak bertemu, Nona.”

Mikasa diam. Dia tidak langsung menyahuti sapaan pria tersebut.

“Ahhh, sepertinya kau tidak mengingatku. Kita pernah bertemu di rumah Levi, bukan?” ucapnya memancing ingatan Mikasa yang sebenarnya tidak diperlukan itu karena kenyataannya Mikasa mengingat pria tersebut.

Mikasa kemudian membuka suaranya. “Apakah kau ....” katanya tidak menyelesaikan ucapannya.

“Ya, namaku Kenny Ackerman,” sahut pria itu seolah tahu apa yang ada di dalam pikiran Mikasa.

Kedua bola mata Mikasa terbuka lebar, sementara Eren dan Armin yang tidak mengerti situasi hanya memperhatikan dengan bingung percakapan dua orang yang ada di dekat mereka saat ini sambil membuka telinga mereka lebar-lebar.

Eren dan Armin, mereka tidak tahu kalau Mikasa mencari seseorang bernama Kenny Ackerman. Hal tersebut hanya diketahui oleh Sasha yang sekarang sedang tidak ada disini. Entah kemana gadis itu pergi menghabiskan waktu, mungkin ke pasar atau ke tempat dia bisa menemukan banyak makanan.

“Aku datang ke sini untuk mencarimu!” Mikasa berseru. “Sudah lama aku ingin bertemu denganmu dan bertanya padamu.”

“Oi, oi, tenang, Nona. Aku kemari karena aku juga memiliki tujuan.” Kenny bicara mengungkapkan maksud sebenarnya datang kemari membuat Mikasa segera diam dan menundukan kepalanya.

Yah, memang benar. Dia sedikit terlalu antusias sehingga mungkin membuat pria itu merasa tak nyaman. “Maaf,” lirih Mikasa.

“Baiklah, aku tidak punya banyak waktu untuk menjawab pertanyaan milikmu, Nona. Karena itu aku akan memberitahumu satu hal ini saja,” ucapnya cepat namun tegas. “Aku tidak berminat untuk membantumu disini,” lanjutnya dalam satu tarikan napas.

Mikasa mengedipkan matanya dua kali. “Tapi Ibu ku mengatakan kalau kau ..,” bantahnya.

“Persetan dengan ibumu, aku tidak peduli. Aku sama sekali tidak peduli. Karena itu jangan mencariku ataupun menyusahkanku.” Kenny benar-benar serius dengan ucapannya. Satu hal yang pasti, gadis itu pasti hanya akan merepotkannya. Karena itu Kenny tak mau berurusan terlalu banyak dengannya.

The Girl Who Standing in the Dark (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang