bagian 13

883 75 2
                                        

"Terima kasih atas kerjasamanya!"

"Terima kasih."

"Terima kasih."

Tzuyu membungkukkan badannya sembari mengucap terima kasih pada staf-staf yang berada di sana. Syuting telah selesai dan syukurlah berjalan dengan baik. Kini, saatnya Tzuyu harus kembali ke dorm untuk beristirahat kemudian melakukan jadwal yang lain nanti malam.

"Tzu, ayo!" Manager unnie-nya berteriak kecil memanggil Tzuyu yang berdiri tak jauh darinya.

Saat akan melangkah mendekati managernya, tangan kiri Tzuyu tiba-tiba ditarik pelan ke belakang. Dengan refleks, Tzuyu menoleh untuk melihat siapa gerangan yang menarik tangannya itu.

Netra hazel milik Tzuyu langsung dihadapkan oleh sesosok pria tinggi dengan senyuman manis yang tertempel di wajahnya.

Tzuyu tersenyum lalu membungkukkan kepalanya —menyapa, "Eh, kak Chanyeol? Ada apa?"

"Hehe. Boleh minta nomormu?"

Dengan blak-blakan Chanyeol bertanya, membuat Tzuyu mengernyitkan dahinya sebentar lalu terkekeh.

"Ah? Boleh-boleh. Mana ponselnya? Biar aku ketikkan," jawab Tzuyu.

Kemudian, Chanyeol merogoh saku celananya dan mengambil ponsel hitamnya. Terlihat sekali bahwa ponsel yang digunakan Chanyeol adalah merek keluaran terbaru dan pastinya mahal.

"Sebenarnya sih, Sehun yang minta tolong untuk dimintakan nomormu. Tapi, sepertinya aku nggak akan bagi nomormu ke dia deh. Sayang banget," papar Chanyeol.

Tzuyu terkekeh, bertepatan dengan itu pula Tzuyu mengulurkan kembali ponsel Chanyeol.

"Berikan salam saja pada Sehun-ssi kalau begitu."

"Eh, tapi jangan pake aku-kamu deh kak. Pake lo-gue aja gimana? Biar lebih akrab?" tambah Tzuyu.

Chanyeol yang mendengar itu meringis, "Jangan Tzu. Panggilan 'lo-gue' terkesan terlalu kasar buat anak kalem kayak kamu."

Ting

Di tengah perbincangan itu, ponsel milik Chanyeol berdering. Tanpa mengangkat panggilannya, Chanyeol langsung memasang wajah kesalnya.

"Wah, Tzu maaf nih, aku harus pulang dulu. Manager udah manggil nih," ucap Chanyeol.

"Oke kak. Hati-hati di jalan, awas nabrak!"

"Kalau nabrak hatimu sih gapapa Tzu, ikhlas banget. Tapi aku baper loh kamu bilangin 'hati-hati, tanggung jawab loh Tzu!'"

Tzuyu tertawa, berbicara dengan Chanyeol selalu membuatnya tertawa. Celotehan yang terkesan ceplas-ceplos itu membuatnya gemas dan ingin tertawa.

Dengan sisa tawanya, Tzuyu melambaikan tangan ke Chanyeol yang tengah berlari kecil meninggalkannya.

Tzuyu berbalik, mengingat bahwa manager unnie-nya pasti tengah menunggunya saat ini. Lalu sembari berjalan, Tzuyu meraih ponsel di tas kecilnya dan mengirim pesan pada manager unnie-nya bahwa ia sedang dalam perjalanan.

Bruk

Tzuyu tertabrak.

Ah, tidak.

Lebih tepatnya Tzuyu menabrak seseorang. Matanya terpejam, kemudian dengan spontan ia memundurkan badannya.

Kelopak mata Tzuyu yang semula tertutup itu lantas terbuka. Netranya menangkap sesosok yang tak lagi asing baginya.

Kim Taehyung.

Laki-laki itu lagi.

Pria di depan Tzuyu itu tak bersuara, hanya menatap Tzuyu. Ah benar, kan Tzuyu yang seharusnya minta maaf, bukan?

"Maaf kak, lain kali aku akan lebih hati-hati."

Kemudian Tzuyu membungkukkan badannya separuh —berpamitan, "Aku permisi dulu. Semoga harimu menyenangkan."

"Katamu kau lain kali akan hati-hati. Tapi apa kau juga akan hati-hati dalam mengambil keputusan, Tzu?"

Tzuyu yang akan melangkah itu terpaksa menghentikan langkahnya, lalu menatap netra Taehyung yang sepertinya mengekspresikan sesuatu.

Entahlah, Tzuyu seperti melihat kesedihan di matanya.

"Apa maksudmu kak?"

"Jangan bertindak seakan tidak pernah terjadi sesuatu di antara kita Tzu, kau tau itu."

Mendengar ungkapan Taehyung itu, Tzuyu tersenyum getir, "Tapi meskipun pernah terjadi sesuatu, sesuatu itu telah usai kan? Bukankah kita tak perlu mengurus lagi sesuatu yang telah usai?"

Tzuyu menarik nafasnya dalam, "Aku minta maaf Taehyung-ssi. Tapi aku harus pergi."

Tepat setelah itu, Tzuyu pergi menjauhi Taehyung, meninggalkannya dengan senyuman pahit.

Tzuyu tahu bahwa perkataannya sungguh menyakitkan. Bohong kalau Tzuyu berkata bahwa ia juga merasa tak tersakiti. Sebab, kenyataannya keputusan itu benar-benar menyakiti kedua pihak.

Tapi, mau bagaimana lagi?

•••

TAETZU FAKESTAGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang