Knock Your Heart... TwentyFive...

192 30 9
                                    

Suzy rasanya ingin menghilang saja kalau seperti ini. Apa maksudnya Sehun ingin bertemu kedua orangtuanya? Suzy tidak bisa membayangkan reaksi Ken dan Jun bila tahu ia dan Sehun berkencan. Mereka berdua pasti akan mengejeknya!

Suzy mengintip dari kubikelnya, Sehun sibuk dengan tumpukan kertas yang harus pria itu periksa. Dia bergegas mengemasi barang - barangnya, ia akan pulang secara diam - diam. Suzy berjalan kearah lift dengan mengendap - endap, ia segera menekan tombol lift. Tapi sialnya, lift tidak juga terbuka. Keringat dingin sudah mengucur deras di dahi Suzy. Dan jantungnya berdetak cepat, saat suara langkah kaki terdengar.

"Kenapa aku berasa dikejar - kejar sikopat?." gerutunya kesal.

Suzy melirik pintu darurat, tidak ada pilihan lain, ia akan keluar melalui pintu itu. Dengan langkah seribu, Suzy masuk ke dalam pintu darurat. Suzy menghela nafas lega. Sehun pasti tidak menyadarinya kalau ia pulang lewat tangga.

Suzy menuruni tangga darurat dengan langkah cepat, lalu keluar gedung. Ia tersenyum lebar saat menyadari mobil milik Sehun, tidak ada diparkiran kantor.

"Dia pasti sudah pulang." Ucap Suzy yakin.

"Belum, ini aku masih disini."

Deg!

Suzy menelan ludah dengan susah payah, ia menoleh kesamping kiri ternyata disana Sehun sudah berdiri dengan angkuhnya, dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.

"Se..Sehun." Ucap Suzy Gugup.

"Mau kemana, Sayang?."

"Itu..itu, Hun, mau...."

"Mau kabur?." Sehun sudah tahu niat Suzy.

Suzy menunduk malu, ia merasa seperti seorang napi yang tertangkap basah saat berusaha kabur oleh polisi. Sehun tertawa melihat wajah gugup Kekasihnya.

"Ayo pulang, Sayang." Sehun menarik tangan Suzy lembut, lalu menyuruh kekasihnya itu masuk kedalam mobil. "Sudah aku bilang, Sayang. Kamu tidak Akan bisa lari dariku." Ucap Sehun dengan senyum miringnya

Suzy menghela nafas pasrah, ia tidak bisa menolak lagi. Dan bodohnya, jantungnya malah berdebar sangat kencang.

Bahaya. Siaga Satu!

🕊🕊🕊 Knock Your Heart🕊🕊🕊

Seorang laki - laki tampan sedang melamun melihat keluar jendela pesawat. Entah berapa banyak Vodka yang sudah ia minum jika dilihat dari banyaknya botol vodka berserakan dilantai pesawat. Pikirannya selalu tertuju pada Suzy. kekasihnya yang cantik, baik hati dan mandiri. wanita pertama yang mampu memporak - porandakan hidupnya. Lelaki tampan itu, Lee Alan adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan L'Corp (Lee Corp). L'Corp memiliki lebih dari 60 perusahaan, termasuk perusahaan asuransi, hotel, mall dan restoran.

Kenangan - kenangan manis dengan Suzy selama 9 tahun kerap terputar ulang otomatis dalam ingatannya bagai menonton film - film romantis favoritnya yang usang dan kerap mengukir senyuman dalam - dalam.

Flashback

"TARAAAA!."

Alan merentangkan tangannya lebar - lebar menunjuk sebuah rumah penuh semangat didepan Suzy. Pria itu merogoh saku celananya dan menunjukan sebuah kunci. Kunci rumah, mungkin? Pikir Suzy, kemudian berjalan mendekati Alan sedang membuka pintu.

"Ini rumah siapa, kak?." Tanya Suzy.

Alan menoleh sekilas dan tersenyum "Aku beli rumah ini untuk kita tinggal setelah kita menikah, aku mau rumah ini menjadi saksi perjalanan hidup keluarga kecil kita." Pintu rumah terbuka lebar. Alan menggandeng tangan Suzy masuk kedalam. "Kamu suka gak?."

"Suka! Aku suka banget, makasih sayang." Ucap Suzy sambil memeluk erat Alan. Alan tersenyum seraya mengelus rambut dan punggung Suzy, "Anything for you, Honey."

Suzy melonggarkan pelukan, menengadah untuk menatap Alan. "Apa aku boleh mengubah dekorasi nya?."

Alan mencium kening Suzy "Lakukan apapun yang kamu mau, Honey. Ini rumahmu?."

"Hmm, ruang tamu bagusnya warna apa, ya?."

"Putih?." celetuk Alan.

Suzy menggeleng "Peach atau biru muda?."

"Biru muda."

"Okay. Peach aja!."

Alan menggelengkan kepala. Tidak heran, Suzy selalu meminta pendapat, ketika Alan memberikan saran, Suzy tidak pernah mendengarkannya.

Flashback end

Andai Alan bisa menahan dirinya, mungkin saat ini ia dan Suzy sudah hidup bahagia. Ya, Alan tidak pernah mendapatkan kehangatan dari Suzy, ia melampiaskan hasratnya pada wanita bayaran. Semua wanita yang sudah menghabiskan malam panas dengan Alan pun tahu itu karena disetiap klimaks, Alan hanya meneriakan nama Suzy ditengah - tengah desahannya. Wanita bayaran itu butuh uang dan Alan butuh kehangatan.

Namun, Satu minggu sebelum pernikahan, Ken datang menemui Alan, meminta untuk membatalkan pernikahan dengan Suzy. Ken mengancam akan menyebarkan foto - foto dan video ketika Alan berhubungan seksual dengan para wanita bayaran ke media sosial. Akhirnya, Alan pun mengalah dan menuruti keinginan Ken.

Alan memejamkan mata. Hatinya sungguh penuh sesak.

"Aku bakal gila kalo seperti ini terus."

Knock Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang